Harga Tiket: Gratis, Jam Operasional: -, Alamat: Soa Sio, Tidore, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara; Map: Cek Lokasi |
Tidore merupakan sebuah pulau kecil di daerah Maluku Utara. Meskipun begitu, pulau ini punya nama yang besar di mata dunia. Sebab Tidore dahulu dikenal sebagai komoditas kayu manis, cengkeh, dan pala yang melimpah. Ketiga komoditas itulah yang menarik bangsa Eropa datang dan ingin mendapatkan pulau tersebut.
Dan Pulau Tidore ini merupakan inti dari Kesultanan Tidore, tempat dimana kedaton sultan dibangun. Dimana sekarang Kedaton Sultan Tidore atau Kadato Kie telah menjadi cagar budaya yang menyimpan sejarah panjang. Tidak heran apabila banyak wisatawan tertarik mengunjungi kedaton ketika sedang berlibur di Tidore Kepulauan.
Sejarah Kedaton Sultan Tidore
Kadato Kie yang berlokasi di bukit Limau dibangun sekitar tahun 1812 atau 1813 pada masa pemerintahan Sultan Tidore ke-28, yakni Muhammad Tahir Muijuddin. Yang mana pembangunannya membutuhkan waktu sekitar 50 tahun. Sayangnya pada tahun 1912, keraton dirusak total pada akhir masa pemerintahan Sultan Syahjuan lantaran politik adu domba Belanda.
Sebelum naik tahta menjadi Sultan Tidore, Muhammad Tahir sendiri merupakan seorang desainer dan seniman. Sehingga desain dari Kadato Kie dikerjakan olehnya bersama dengan para ulama setempat, yang mana pengaruh ulama di Tidore pada era itu memang sangat kuat. Ia pun kemudian mengirim utusan ke berbagai wilayah untuk menyampaikan pembangunan sebuah masjid kerajaan.
Sekaligus kedaton sultan yang lebih baik dan besar dari kedaton kedaton sebelumnya. Dalam waktu singkat, para tukang dari berbagai wilayah seperti Weda, Maba, Raja Ampat, dan Patani pun datang. Dengan kepala tukang dari Soa Kipu Bela Toduho, kerja keras Sultan Muhammad Tahir berhasil membangun Kedaton Sultan Tidore di Soasio.
Namun karena Sultan Muhammad Tahir meninggal pada tahun 1821, pembangunan kedaton sultan pun dilanjutkan oleh Sultan Ahmad Syafiuddin dan Sultan Ahmadul Mansyur Sirajuddin. Kedaton tersebut memiliki bentuk menyerupai kalajengking jantan, atau dalam bahasa Tidore disebut dengan nama hai mole.
Perlu diketahui bahwa kedaton kesultanan di Soasio sendiri memang sempat berganti ganti, dan Kadato Kie yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Tahir bisa dibilang sebagai yang terakhir. Itu pun sempat dihancurkan karena konflik internal kesultanan. Namun bekas pondasinya kemudian direkonstruksi berdasarkan gambar lama, dan saat ini menjadi kediaman Sultan Tidore.
Koleksi Kedaton Sultan Tidore
Kedaton Sultan Tidore di Soasio adalah pusat Kesultanan Tidore sampai sekarang, dan kedaton tersebut sekaligus dijadikan sebagai museum mini kesultanan. Dimana di dalamnya terdapat beberapa koleksi peninggalan kesultanan. Seperti alat perang kesultanan (tombak), koleksi pakaian adat Kesultanan Tidore, Al-Qur’an, beberapa foto sultan yang pernah menjabat, dan mahkota kesultanan.
Di antara berbagai koleksi peninggalan tersebut, mahkota kesultanan disebut sebagai peninggalan yang unik dan sakral karena tidak dimiliki oleh istana lainnya di Indonesia bahkan di dunia. Pasalnya mahkota tersebut mempunyai rambut yang bisa tumbuh layaknya manusia.
Itulah kenapa biasanya dilakukan upacara ritual istampa untuk pemotongan rambut mahkota yang diselenggarakan satu tahun sekali setiap hari raya Idul Adha. Konon, mahkota kesultanan ini sendiri sudah berumur 500 tahun sejak sultan pertama berkuasa. Selain mahkota dan beberapa barang peninggalan kesultanan tersebut, museum jua menyimpan keramik, seni rupa, sampai benda filologi dan etnografi.
Daya Tarik Wisata Museum Sultan Tidore
Ada hal yang menarik mengenai Kedaton Sultan Tidore selain peninggalannya. Karena Kedaton Kie tersebut mempunyai ruangan yang dibagi menjadi beberapa bagian. Seperti ruang inti dan ruang luar, ruang saklar dan ruang profan, serta zona inti dan zona penyangga. Berikut masing masing penjelasannya.
1. Ruang Inti dan Ruang Luar
Kedaton Kie secara umum dibagi menjadi dua ruang, yaitu ruang inti dan ruang luar untuk memisahkan bagian dari ruang ruang yang ada di sana. Untuk ruang inti meliputi Kedaton Kie, Sunyige Salaka, dan Gerbang Utama Kedaton Kie. Sementara ruang luar mencakup Makam Sultan Nuku, Doro Kolano, dan Sigi Kolano.
2. Ruang Profan dan Ruang Sakral
Dalam ruang Kedaton Kesultanan Tidore, terbagi dalam dua ruang lagi yaitu ruang profan dan ruang sakral. Adapun yang dimaksud dari ruang profan yaitu ruang yang diperuntukkan umum, baik dalam hal fungsi atau pemahamannya. Sedangkan ruang sakral bersifat magis yang diperuntukkan keperluan sultan serta pengurusan upacara adat kesultanan.
Yang termasuk ruang sakral dan ruang inti Kedaton Kie yaitu kamar puji, singgasana sultan, dan kamar tidur sultan. Lalu bagian yang masuk ruang sakral tapi ruang luar adalah Sigi Kolano dan Doro Kolano. Dan ruang profan sekaligus ruang inti mencakup Sonyige Salaka, Makam Sultan, Sabua Kolano, dan Foris Ichi. Sedangkan Makam Sultan Nuku juga Museum Kolano Kie masuk ruang profan dan ruang luar.
3. Zona Inti dan Zona Penyangga
Dalam perkembangannya, Kedaton Sultan Tidore kemudian ditentukan dengan zona inti dan zona penyangga untuk menentukan zonasi cagar budaya. Yang mana zona inti merupakan kawasan utama dari Kedaton Kie, di sinilah pusat dari kesultanan. Zona inti tersebut yaitu kawasan istana yang dikelilingi oleh beton dan sifatnya dibatasi untuk umum.
Sedangkan zona penyangga adalah area yang melindungi zona inti, berkaitan dengan tindakan pelestarian serta aktivitas kegiatan masyarakat. Adapun kegiatan yang bisa ditemukan adalah kegiatan yang dilakukan oleh komunitas para pemerhati Kesultanan Tidore, untuk keperluan pelestarian kawasan cagar budaya. Ruangan seperti Doro Kolano dan Sigi Kolano termasuk di sini.
Alamat dan Rute Menuju Lokasi
Kedaton Sultan Tidore berlokasi di Soasio, Tidore, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara. Jika anda dari luar daerah Maluku, untuk sampai ke Tidore harus terlebih dahulu melewati jalur udara dan turun di Bandara Sultan Babullah Pulau Ternate. Baru kemudian menuju Pelabuhan Boasting yang berjarak 13 kilometer untuk menyeberang ke Pulau Tidore.
Anda bisa menumpang mobil sewaan atau naik ojek untuk sampai ke pelabuhan tersebut. Dan setibanya di pelabuhan, bisa memilih naik kapal ferry dengan estimasi waktu tempuh 15 menit atau naik speedboat dengan waktu tempuh sekitar 6 menit. Nantinya anda akan tiba di Pelabuhan Speed Rum, dan jarak dari Kedaton Kie kurang lebih membutuhkan setengah jam perjalanan saja.
Untuk jam operasional, tidak ada informasi yang jelas mengenai hal ini di Kedaton Sultan Tidore. Namun biasanya para pengunjung datang mulai pagi sampai sore. Dan tidak ada tiket masuk dikenakan untuk para pengunjung. Semua diterima dengan ramah dan baik di Kedaton Kie, namun pastikan anda tidak berisik saat berkunjung ke sana.
Fasilitas yang Tersedia di Kawasan Kedaton
Kedaton Kie yang sampai sekarang masih dijadikan sebagai tempat tinggal sultan, punya fasilitas yang cukup lengkap. Setiap ruangannya ditata dengan baik, toiletnya bersih, areanya bersih serta asri.
Tempat parkir di kedaton yang nyaman pun sudah disediakan apabila anda berkunjung membawa kendaraan pribadi.
Banyak menyimpan peninggalan dan sejarah Tidore dari masa ke masa, sebaiknya sempatkan diri anda untuk singgah sebentar ke Kedaton Kesultanan tersebut saat tengah berada di Pulau Tidore. Apalagi pulau ini terkenal akan komoditas rempah rempahnya yang sudah mendunia.