Kalimantan Timur menjadi salah satau provinsi yang memiliki kekayaan budaya yang melimpah. Hal ini berkat adanya suku-suku yang mendiaminya sehingga memberikan corak tersendiri pada budayanya. Begitu juga dengan rumah adatnya yang memiliki ciri khas dan juga menjadi identitas dari Kalimantan Timur.
Dari kedua rumah adat yang ada di Kalimantan Timur, rumah Lamin merupakan yang paling populer. Simak selengkapnya pada ulasan berikut.
1. Rumah Adat Bulungan
Rumah adat Bulungan ini memiliki arsitektur yang lebih condong ke gaya kolonial namun masih disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Rumah ini bisa ditemui di daerah Tanjung Selor yang juga masih menjadi bagian dari Kalimantan Timur. Rumah adat ini hanya difungsikan untuk pertemuan penting pada masa kesultanan Bulungan. Arsitektur yang terdapat pada bangunan rumah ini diperoleh karena adanya kegiatan perdagangan hindia Belanda.
Kegiatan perdagangan tersebut tentunya terjadi ketika masa lampau yang banyak mempengaruhi masyarakat. Salah satunya adalah di bidang arsitektur yang bisa dilihat secara langsung pada bangunan rumah Adat Bulungan. Memang tidak secara keseluruhan karena bisa dilihat pada bagian atapnya menggunakan bentuk dormer. Bentuk bangunan ini memang terlihat begitu megah serta simetris dengan motif bungan dengan pengolahan sudut yang formal.
Rumah Adat Balungan ini kental dengan karakteristik bangunan Dayak, Melayu, Belanda dan juga Islam. Karena memang Belanda pernah di Bulungan pada zamannya yang membuat budaya kolonial ini diadaptasi dalam bangunan rumah adat Bulungan. Pada bagian atapnya didesain dengan bentuk limas yan jumlahnya ada 3 buah. Sementara pada bagian depan menggunakan pilar pilar megah yang bisa mengingatkan dengan bangunan pada rumah Belanda.
Ornamen yang digunakan pada rumah adat ini sangat sesuai dengan etnis yang berkembang. Selain bunga atau tumbuhan tropis, juga terdapat ornamen tanduk yang diletakkan pada bagian atapnya. Tanduk ini memang menjadi wakil dari kebudayaan yang dimiliki oleh Kalimat Timur. Warna yang diaplikasikan juga merupakan warna cerah seperti merah, hijau dan kuning. Dimana warna ini dipengaruhi oleh budaya Melayu yang ada di Kaltim.
Terdapat juga ukiran ukiran yang memperlihatkan bagaimana agama Islam turut mempengaruhi gaya arsitektur ini. Perlu diketahui bangunan yang terkesan megah ini mendapatan sentuhan gevel khas dari arsitektur Belanda. Dimana The Empire Style yang disematkan memang begitu populer pada tahun 1800an. Style ini dibuat berjajar pada bagian teras rumahnya yang semakin mempercantik wajah rumah adat ini.
Lokasi: Kota Tanjung Selor, Kab. Bulungan.
2. Rumah Adat Lamin
Rumah Lamin merupakan rumah adat dari suku Dayak, terutama suku Dayak yang tinggal di Kalimantan Timur yaitu Dayak Kenyah. Bangunan rumah adat ini kondang dengan kemegahan yang dimilikinya. Membuat rumah ini dijadikan sebagai rumah tradisional dari Kalimantan Timur dan telah diresmikan pemerintah di tahun 1967 silam. Bangunan dari rumah ini juga terbilang sangat besar karena dalam satu rumah akan di lengkapi dengan banyak orang,
Di buat dengan model rumah panggung yang dibuat secara keseluruhan dari kayu ulin. Dimana kayu Ulin ini memang terkenal tidak mudah lapuk dan tahan lama. Kayu ulin khas Pulau Kalimantan ini apabila terkena air akan menjadi lebih kuat lagi. Inilah yang membuat banyak bangunan menggunakan jenis kayu ini. Ketinggian kolongnya tentunya bervariasi dan ada yang ketinggiannya mencapai 3 meter pada bagian kolongnya.
Rumah adat satu ini bisa menampung 12 samapi 30 keluarga atau jika dihitungan satuan bisa mencapai 100 orang dalam satu rumah. Inilah yang membuat bangunan ini begitu luas karena memang sengaja untuk tinggal berkelompok. Tiang tiang yang digunakan untuk menopang jumlahnya juga sangat banyak. Hal ini tentunya berhubungan dengan luas dan besarnya rumah adat Lamit ini sendiri. Tiang penyangga ini bentuknya silinder dan di bawah rumah.
Yang menjadikan rumah Lamin ini begitu ini adalah adanya ukiran etnik yang ada pada rumah. Ukiran etnik ini semakin membuat rumah Lumin terlihat cantik dan juga mewah. Untuk ukiran ini biasanya berupa motif hewan, manusia, tumbuhan serta lain sebagainya. Adanya ukiran ini juga memilik makna dan kepercayaan sendiri. Dimana ukiran ini di percaya untuk menjaga seluruh penghuni rumah dari ilmu hitam yang bisa menyerang kapan saja.
Selain ukiran, ciri khasnya juga bisa dilihat dari warna khas yang terlihat pada rumah Lumin. Warna yang digunakan merupakan warna yang kontras seperti hitam, merah, kuning, putih dan biru. Warna tersebut merupakan warna yang paling banyak digunakan pada rumah adat Kalimantan Timur ini. Sebab warna warna ini ternyata juga memiliki makna seperti merah yang menyimbolkan keberanian, hitam simbol keteduhan, kuning simbol wibawa dan lainnya.
Karena di desain rumah panggung, maka akses utama untuk bisa masuk menggunakan tangga. Tangganya di bangun pada halaman rumah dengan jumlahnya terbilang banyak dan bisa menghubungkan beberapa pintu. Tangganya juga dibuat dengan kayu ulin sehingga akan tetap kuat dan tidak mudah lapuk. Rumah Lamin sendiri terbagi menjadi beberapa ruangan yang terdiri dari ruang tamu, kamar dan juga dapur serta ruangan di kolong rumah.
Untuk ruang tamunya, nantinya akan kosong yang bentuknya memanjang. Fungsinya tentunya untuk menerima tamu atau mengadakan pertemuan adat. Sementara untuk ruang tidur akan dipisahkan berdasarkan jenis kelamin. Terdapat juga kamar tidur yang dikhususkan untuk pasangan yang sudah menikah. Tata letak kamar tidur ini disusun berderetan dan setiap keluarga akan memiliki kamar sendiri.
Di bagian belakang rumah, akan melihat dapur yang tentunya digunakan untuk memasak serta menyimpan bahan makanan. Sementara untuk bagian kolongnya dimanfaatkan untuk kandang hewan ternak. Bagian kolong juga kadang dimanfaatkan untuk menyimpan padi. Tentunya kolong rumah Lamin akan sangat luas dan tinggi, karena tinggi panggungnya bisa mencapai 3 meter. Bisa difungsikan untuk berbagai hal jika mengingat luasnya.
Pada bagian halaman, akan dihiasi dengan totem atau patung. Patung patung ini tentunya memiliki makna tersendiri dan berhubungan dengan kepercayaan suku Dayak. Selain digunakan sebagai dekorasi, totem ini juga difungsikan sebagai penja rumah. Menurut kepercayaan, patung dewa tersebut bsia melindungi penghuni rumah dan juga rumah dari marabahaya yang menghadang.
Selain patung, suku Dayak juga mengisi rumah mereka dengan kerajinan khas suku Dayak. Kerajinan ini biasanya dibuat dari kayu untuk dijadikan dekorasi. Ada juga dekorasi yang terbuat dari logam seperti pada senjata dan juga guci emas untuk membuatnya makin cantik. Rumah Lamin ini juga memiliki filosofi yang sangat tinggi, dimana kita harus hidup rukun dan berdampingan. Karena mereka tinggal dalam satu rumah dengan banyak anggota.
Lokasi: Jl. Trans Kalimantan, Pentat, Jempang, Kab. Kutai Barat.
Kalimantan Timur yang didiami oleh suku Dayak membuat kebudayaan dan corak khas yang dimiliki juga berbau dayak. Meskipun ada beberapa suku lain yang juga turut andil sehingga membuat kebudayaan yang dimiliki Kalimantan Timur semakin kaya. Namun kekayaan budaya yang dimiliki tidak ada gunanya jika semua tidak bahu membahu untuk menjaga dan melestarikannya.