Berkunjung ke kota Samarinda, rasanya ada yang kurang jika belum mengunjungi Masjid Baitul Muttaqin, yang dikenal sebagai masjid terbesar nomer dua di Asia Tenggara.
Harga Tiket: Gratis, Jam Operasional: 24 Jam, Alamat: Jl. Slamet Riyadi No.Samping, Teluk Lerong Ulu, Kec. Sungai Kunjang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur; Map: Cek Lokasi |
Tawarkan segudang destinasi wisata unik, membuat Kota Samarinda menjadi tujuan utama ketika berlibur ke Kalimantan Timur. Dari sekian banyak tempat wisata menarik yang ada, Masjid Baitul Muttaqin disebut sebagai wisata sejarah populer yang hingga kini kerap dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah. Daripada penasaran dengan keindahannya, berikut beberapa fakta menarik terkait masjid terbesar ke dua di Asia Tenggara berikut.
Mampu Menampung Ribuan Jemaah

Sejak pertama kali menapakkan kaki di kawasan masjid, wisatawan dibuat terkagum tiada henti dengan ukurannya yang begitu besar dan tampak lapang. Bahkan dari kejauhan saja, kemegahannya begitu terpancarkan dan selalu berhasil menarik perhatian. Berdasarkan dari informasi yang berhasil didapatkan, bangunan utamanya dibangun di lahan seluas 43.500 meter persegi. Sedangkan untuk luas bangunan penunjangnya saja sekitar 7.115 meter persegi.
Bahkan luas lantai basementnya saja mencapai 10.235 meter persegi, dengan lantai dasar masjidnya yang seluas 10.270 meter persegi. Berbeda halnya dengan lantai utamanya yang memiliki luas 8.185 meter persegi dengan luas lantai balkonnya seluas 5.290 meter persegi. Dengan melihat luas lantainya saja, Anda sudah bisa membayangkan berapa luasnya rumah ibadah umat Islam satu ini bukan ?
Berkat luas bangunannya tersebut, masjid yang baru saja diresmikan pada tahun 2008 lalu ini diyakini mampu menampung kurang lebih 45 ribuan jemaah. Tentu saja jumlah jemaah ini tidaklah sedikit, namun tetap terlihat lapang meski segerombolan orang tampak memadati lokasi wisatanya. Menjelang waktu beribadah, masjid ini otomatis dipadati wisatawan yang memang sengaja atau hanya sekedar lewat di waktu yang tepat.
Jika tertarik mengunjungi masjid terbesar yang ada di Asia Tenggara ini, Anda bisa langsung meluncur di Jalan Slamet Riyadi Samarinda. Tidak sulit untuk menemukannya, mengingat ukurannya yang besar membuatnya tampak menonjol bahkan dari kejauhan sekalipun. Namun tidak ada yang menyangka jika lahan pembangunan masjidnya sendiri, ternyata dahulunya adalah milik PT. Inhutani I kemudian dihibahkan kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
Pembangunan Masjid Baitul Muttaqin Tidak Singkat

masjidnya sendiri membutuhkan waktu sekitar 7 tahun lamanya. Pembangunan sudah dimulai sejak 5 Juli 2001 lalu, yang ditandai dengan menekan tombol pemancangan tiang pancang untuk pertama kalinya oleh Presiden Megawati yang kala itu masih menjabat. Akhirnya pada tanggal 16 Juni 2008 lalu, masjid ini diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Titik Lokasi Beragam Kegiatan di Bulan Suci Ramadhan

Saat Ramadhan tiba, sudah menjadi pemandangan umum jika para pemeluk agama Islam akan melakukan seraingkaian kegiatan keagamaan. Mulai dari sahur, berbuka puasa bersama, melakukan shalat terawih, hingga mendengarkan ceramah akan dilakukan selama sebulan penuh lamanya. Karena terjadi setiap satu tahun sekali, wajar jika momen Ramadhan dimanfaatkan dengan maksimal.
Begitu pula ketika Anda mengunjungi Masjid Baitul Muttaqin saat Ramadhan tiba, dimana serangkaian kegiatan keagamaan tampak menghiasi mulai dari dini hari hingga bertemu lagi dengan sahur di keesokan harinya. Bukan hanya sekedar berbuka bersama ataupun sholat teraweh semata, namun diselenggarakan Pesantren Ramadhan hingga iktikaf yang biasa dilakukan di 10 malam terakhir Ramadhan.
Masih di bulan yang sama, Masjid terbesar di Asia Tenggara ini pun kerap menyantuni sekitar 1000 anak yatim serta dhuafa. Bahkan di tempat ini juga wisatawan dapat melihat talkshow maupun kultum Ramadhan secara gratis. Banyaknya aktifitas keagamaan yang bisa dilakukan disini, wajar saja jika banyak yang memanfaatkan Ramadhan untuk sekedar berkunjung ke masjid megah satu ini.
Bukan hanya terjadi saat Ramadhan saja, jumlah pengunjung harian pun tidak kalah tinggi dibandingkan saat hari libur tiba. Wajar saja, karena memang terdapat berbagai kegiatan keagamaan rutin yang biasa digelar setiap harinya. Memasuki waktu sholat adalah puncak dimana masjid dipenuhi wisatawan yang hendak beribadah, sekaligus menjadi tempat beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan kembali.
Menara Utama Masjid Melambangkan Asmaul Husna

Dari tampilan luarnya saja, siapapun yang melihatnya pasti merasa takjub dan mengetahui betapa megahnya bangunan tersebut. Sayangnya tidak banyak yang memperhatikan betul detail dari bangunannya, tidak terkecuali pada berapa tinggi dari menara masjid tersebut. Namun satu hal yang pasti, wisatawan mengetahui jika terdapat satu menara yang tampak menjulang lebih tinggi dibandingkan 6 menara lainnya.
Perbedaan tiang utama bukanlah tanpa kesengajaan, namun mengandung makna tersendiri. Benar, menara utama tersebut memiliki tinggi 99 meter yang melambangkan nama baik allah atau biasa disebut Asmaul Husna. Setidaknya ada 15 lantai, yang biasa dijadikan sebagai spot terbaik menikmati pesona keindahan kota Samarinda yang siap memanjakan mata. Semakin tinggi lantai yang dikunjungi, semakin indah pula pemandangannya.
Di menara utamanya ini pula, pengunjung bisa melihat keindahan Sungai Mahakam dan sesekali terlihat kapal pengangkut batu bara tampak hilir mudih melintasi sungainya. Jika menara utamanya melambangkan Asmaul Husna, berbeda lagi dengan beberapa tiang sisanya. Keenam menara sisanya melambangkan rukun iman, dimana empat diantaranya memiliki tinggi sekitar 70 meter sedangkan dua menara sisanya memiliki ketinggian 57 meter.
Masjid yang Memiliki Gaya Arsitektur Unik

Selain dari tingginya menara yang melambangkan Asmaul Husna, keistimewaan lainnya bisa ditemukan pada gaya arsitektur yang digunakan. Jika diperhatikan dengan seksama, kemungkinan besar Anda menyadari jika artisektur menaranya terinspirasi dari Masjid Nabawi yang berada di Madinah. Berbeda lagi dengan bagian kubahnya, yang ternyata terinspirasi dari salah satu masjid terkenal di Istanbul bernama Masjid Hagia Sophia.
Selain dari gaya arsitektur bangunannya, wisatawan juga dimanjakan dengan tata lampu penerangan modern yang tersematkan di beberapa titik. Berkat sistem tata lampu tersebut, gelapnya langit malam berubah drastis menjadi pemandangan indah yang tidak boleh dilewatkan. Sebab lampu penerangannya membuat bangunannya tampak bercahaya dan memberikan efek memukau bahkan ketika dipandang dari kejauhan.
Terdapat Bedug Raksasa di Masjid Baitul Muttaqin

Puas berkeliling di halaman kawasan masjidnya, kini giliran masuk ke dalam bangunannya. Baru saja menapakkan kaki di area lobi, wisatawan akan disambut dengan sebuah bedug berukuran raksasa. Bukan sembarang bedug, karena benda tersebut merupakan ikon dari Masjid Baitul Muttaqie. Terbuat dari sebatang kayu berukuran 180 sentimeter yang diambil dari hutan Kalimantan, tentu saja ukuran bedugnya lebih tinggi dibandingkan tinggi orang dewasa di Indonesia.
Berkat batang kayunya yang berbentuk bulat sempurna, tampilan bedug pun tampak unik dan berbeda dari bedug pada umumnya. Menurut informasi yang ada, bedug raksasa tersebut merupakan bentuk sumbangan yang diberikan oleh Bapak Suwarna Abdul Fatah. Masih di tempat yang sama, kemungkinan Anda melihat beberapa pilar tampak menjulang tinggi nan tampak kokoh yang membuat bangunan tampak lebih lapang.
Masih berada di tempat yang sama, terlihat 33 anak tangga yang mengarah ke lantai utama. Bukanlah sekedar anak tangga yang siap mengantarkan menuju lantai di atasnya semata, karena tangga ini melambangkan suatu hal. Seperti yang bisa diduga, jumlah dari anak tangganya mengingatkan kita akan seperempat jumlah tasbih. Inilah alasan yang membuat masjid megah satu ini begitu istimewa.
Masjid yang Didukung Dengan Fasilitas Memadai

Sebagai rumah ibadah yang banyak dikunjungi, wajar jika kawasan masjid dilengkapi dengan berbagai fasilitas memadai. Mulai dari fasilitas pendidikan khusus untuk TK dan SD Al Fath, Taman Pendidikan Qur’an (TPQ), asrama, poliklinik plus, gedung serba guna, museum mini, rumah imam, radio TV Islamic Center, hingga penjaga masjid bisa ditemukan disini. Bahkan masjid ini bisa menjadi perpustakaan terbaik dengan keberagam literatur keagamaan maupun umum.
Semua fasilitas tersebut disediakan semata mata agar pengunjung tidak sekedar menikmati kemegahan bangunannya semata. Namun juga bisa dijadikan sebagai pusat mempelajari agama Islam lebih dalam, ataupun sekedar mengisi waktu luang dengan hal yang lebih bermanfaat. Dijamin Anda tidak akan pernah bosan mengunjunginya, karena pemandangan sekitarnya pun tampak menarik untuk dipandang berlama lama.
Disebut sebagai masjid terbesar nomer dua di Asia Tenggara, membuatnya berhasil memikat wisatawan untuk datang melihat pesonanya secara langsung. Berdasarkan ulasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pembangunan masjid penuh dengan perencanaan matang dan patut diapresiasi. Pasalnya beberapa bagian bangunannya ternyata melambangkan segala hal yang berkaitan dengan agama Islam yang tidak banyak disadari wisatawan.