Inilah Masjid Al-Hilal Katangka yang menjadi salah satu bangunan tertua sekaligus peninggalan kesultanan Gowa yang ada di Sulawesi Selatan.
Harga Tiket: Gratis, Jam Operasional: 24 Jam, Alamat: Jl. Syech Yusuf No.57, Katangka, Kec. Somba Opu, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan; Map: Cek Lokasi |
Jika sedang bosan dengan wisata alam, maka wisata sejarah dan religi dapat menjadi pilihan, seperti salah satunya Masjid Al-Hilal Katangka. Lebih dari sekedar tempat ibadah umat Islam, ada sejarah panjang dibalik bangunan ini, yang sekaligus menjadi salah satu saksi bisu dari perkembangan Islam di Kabupaten Gowa, Sulawesi Utara.
Pasalnya, Al-Hilal Katangka menjadi salah satu masjid paling tua yang sudah ada sejak tahun 1603. Tidak heran jika di sekitar masjid kerap terlihat rombongan wisatawan yang datang untuk menelusuri jejak-jejak masa lalu yang masih tertinggal dalam bentuk bangunan dan ornamen.
Rombongan yang datang bukan hanya dari Kabupaten Gowa, namun juga dari luar provinsi dan pulau. Dikutip dari sejumlah sumber online, warga sekitar seringkali melihat bus pariwisata parkir di sekitar masjid, yang berarti jumlah wisatawan bukan hanya 1 atau 2 orang tapi bisa belasan dan bahkan puluhan.
Daya Tarik yang Dimiliki Masjid Al-Hilal Katangka
Jika berbicara tentang wisata religi terpopuler di Kabupaten Gowa dan Makassar, maka nama masjid Al-Hilal akan selalu ada di dalam daftar karena memang cukup terkenal. Inilah sejumlah daya tarik yang membuatnya banyak dikunjungi wisatawan:
✦ Sejarah Dibalik Namanya
Namanya diambil dari sebuah nama daerah yang ada di sekitar, yaitu Kelurahan Katangka yang ada di Kecamatan Somba Opu dan masuk ke wilayah Kabupaten Gowa. Namun selain itu, ada juga sejarah lain mengapa kata “Katangka” disematkan.
Sebelum akhirnya Islam diterima sebagai salah satu agama resmi di Kabupaten Gowa, ada sebuah rombongan penyebar agama Islam dari Yaman yang datang bertepatan dengan hari Jumat. Rombongan ini menunaikan shalat Jumat di bawah sebuah pohon besar berdaun rimbun yang bernama Pohon Katangka, sebab saat itu belum ada mushola atau masjid.
✦ Ada Makam Raja
Saat mengambil langkah untuk masuk ke area halaman Masjid Al-Hilal Katangka, wisatawan akan melihat beberapa makam raja yang saling berdampingan. Pemandangan ini membuat masjid semakin unik sekaligus bersejarah.
✦ Terdapat Budaya Eropa di Bagian Dalam
Pada bagian dalam, ada 4 tiang penyangga berukuran besar khas bangunan jaman kuno. Tiang-tiang ini dibuat dengan arsitektur budaya Eropa, dan jumlahnya menandakan 4 orang sahabat Nabi Muhammad, yaitu Umar bin Khattab, Abu Bakar Ash Shiddiq, Ali bin Abi Thalib, dan Utsman bin Affan.
✦ Peninggalan Kesultanan Gowa
Masjid Katangka adalah peninggalan kerajaan yang pernah berjaya di tahun 1603 Masehi, yakni pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14 yang bernama I Mangarangi Daeng Manrabia Katangka, atau familiar juga dengan sebutan Sultan Alauddin.
Kala itu, Islam sudah secara resmi menjadi salah satu agama yang boleh dianut oleh warga kerajaan Gowa, dan masjid ini dibangun oleh sang sultan sebagai tempat ibadah untuk para penduduk di sekitar.
✦ Bangunan Tua dan Orisinil
Saat awal pembangunan, Masjid Al-Hilal Katangka masih dalam bentuk langgar (mushola) yang sangat sederhana. Awal pembangunannya merupakan perintah dari sang raja sendiri, yang memberi instruksi kepada para rakyat untuk turut membantu prosesnya. Ada juga bantuan secara materil dari Kerajaan Bone dan saudagar kaya luar negeri dari Portugis serta China.
Saat awal berdiri, namanya adalah Masjid Katangka. Barulah pada sekitar tahun 1960-an ditambahkan kata “Al-Hilal”, yang bermakna bulan pada fase tua atau bulan sabit.
✦ Terdapat Ukiran Nama Raja
Seiring dengan perkembangan agama Islam di Kabupaten Gowa, bangunan masjid terus diperbagus dan semakin luas. Sejak awal pembangunan hingga sekarang, total sudah ada 7x renovasi.
Renovasi pertama terjadi pada masa kepemimpinan Raja Gowa yang ke-30, yaitu Sultan Abdul Rau. Nama sang raja bahkan diabadikan dalam bentuk ukiran yang terdapat di area imam. Adapun renovasi terakhir adalah pada tahun 2007, yang dilakukan oleh masyarakat setempat bersama pengurus masjid.
✦ Mengandung Filosofis
Meski telah beberapa kali mendapat perbaikan, namun bentuk bangunan Masjid Al-Hilal Katangka masih sangat asli, dan ciri khasnya juga tidak dihilangkan. Salah satunya adalah desain pintu dan jendela khas masa lampau yang sengaja tidak diganti dengan model baru.
Total ada 5 pintu masuk dari berbagai arah yang sesuai dengan jumlah rukun Islam. Adapun jumlah jendela ada 6, yang sesuai dengan jumlah rukun iman. Kemudian desain atap dua susun rupanya menandakan dua kalimat syahadat.
✦ Ornamen yang Memadukan 3 Budaya
Daya tarik lain dari Masjid Al-Hilal Katangka bisa ditemukan pada area mimbar, yang tampak sangat kental dengan nuansa budaya China dalam bentuk ornamen berwarna hijau dan coklat. Uniknya, ornamen ini disatukan dengan ornamen khas Arab dan Makassar. Jadi pada area mimbar ada ukiran-ukiran bahasa Arab yang ketika dibaca justru mengandung dialek Makassar.
Ukiran tersebut berisi nama raja yang menggagas pembuatan masjid, lengkap dengan tanggal pembangunan dan tanggal pembuatan mimbar. Lalu di akhir tulisan terdapat sebuah pesan perihal shalat Jumat, yaitu Jamaah yang datang ketika khatib sudah berada di mimbar, maka sesungguhnya amalan shalat Jumat tersebut tidak diterima.
Jadi bagi para jamaah hendaknya datang lebih awal. Masih di area mimbar, ada keunikan lain berupa dua buah kayu panjang dengan salah satu ujung runcing yang mirip tombak. Keduanya berada di sisi kanan mimbar.
✦ Arsitektur Kubah 2 Budaya
Bagian atap Masjid Tua Al-Hilal Katangka tidak jauh menawan dari bagian dalamnya, yaitu memiliki satu kubah dengan dua atap bertingkat. Jika dilihat dari jauh, bentuknya mirip atap bangunan Joglo khas Jawa. Pasalnya, bagian atap memang memadukan dua arsitektur yaitu Gowa dan Jawa.
Alamat, Rute Lokasi dan Tiket Masuk
Karena berasal dari masa lampau dan masih terawat dengan baik hingga sekarang, Masjid Katangka secara resmi menjadi Cagar Budaya Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
Jika ingin melihat langsung, wisatawan bisa datang ke Jalan Syekh Yusuf, Kelurahan Katangka. Tepatnya ada di sisi kiri jalan sebelum gerbang Kabupaten Gowa. Tempatnya sangat mudah ditemukan di Google Maps, kira-kira sekitar 1 km dari Jalan Poros Makassar – Gowa.
Kegiatan yang Menarik Dilakukan
Berikut ini 3 hal menarik yang dapat dilakukan saat berada di kawasan Masjid Al-Hilal Katangka:
1. Berkeliling Masjid
Wisatawan dapat berkeliling bangunan untuk melihat secara langsung bangunan bersejarah yang sudah ada sejak zaman kerajaan. Hampir setiap sisinya sangat menarik untuk diabadikan dengan kamera, dan ada banyak filosofi bagus yang dapat menjadi pelajaran.
2. Ziarah Makam di Area Masjid Al-Hilal Katangka
Raja-raja yang dimakamkan di area Masjid Al-Hilal Katangka tentu memiliki jasa yang besar terhadap pembangunan masjid dan sejarah Islam di Gowa. Karena itu saat sudah datang kesini, wisatawan bisa sekalian ziarah makam untuk mendoakan mereka.
3. Sholat
Tidak lengkap rasanya jika sudah datang datang ke masjid tapi tidak sekalian solat. Wisatawan akan merasakan sensasi berbeda saat solat di dalam masjid dari masa lampu ini, dan tentu akan menjadi salah satu pengalaman yang sulit untuk dilupakan.
Fasilitas Wisata yang Tersedia
Tidak jauh berbeda dengan fasilitas masjid kebanyakan, disini wisatawan akan menemukan toilet, area wudhu, dan tempat parkir. Disediakan juga mukena bagi wisatawan perempuan yang mungkin tidak membawanya, dan ada juga beberapa Al-Qur’an.
Datang ke Masjid Al-Hilal Katangka cocok menjadi pilihan untuk berwisata religi dan budaya. Ada pengurus masjid yang siap memberikan penjelasan kepada setiap wisatawan yang datang. Tidak ada biaya tiket masuk dan siapa saja boleh berkunjung. Bagi wisatawan dari dalam dan luar kota, tentu tidak ada salahnya mengunjungi Masjid Al-Hilal.