Harga Tiket: Rp 10.000, Jam Operasional: 24 Jam, Alamat: Jl. Usman Isa No.kelurahan, Dembe I, Kec. Kota Barat, Kota Gorontalo, Gorontalo; Map: Cek Lokasi |
Jas merah, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Kata bijak ini seringkali kita dengar untuk mengingatkan siapa saja bahwa Indonesia memiliki sejarah panjang hingga bisa merdeka seperti sekarang. Perjuangan dari para pahlawan yang juga mengorbankan jiwa raga agar Indonesia berdiri di kaki sendiri dan mengusir para penjajah. Meski hal ini terjadi di puluhan tahun yang lalu namun bukti-bukti adanya penjajahan dan perjuangan rakyat Indonesia masih tersimpan dan membekas. Tiap daerah memiliki situs sejarah yang menjadi tempat wisata. Seperti Benteng Otanaha yang ada di Gorontalo.
Menjadi situs sejarah yang juga bisa dimanfaatkan sebagai wisata, Benteng Otanaha di Gorontalo ini menyimpan banyak cerita. Tak heran jika warga sekitar ataupun pengunjung lainnya datang untuk mengetahui bagaimana bentuk dan keunikan yang dimiliki benteng ini. Bukan hanya itu saja tetapi Benteng tersebut juga menjadi bukti dari kedatangan Portugis di Indonesia yang mana menjadi saksi pula dari perjuangan masyarakat Gorontalo untuk berperang melawan mereka.
Objek wisata ini berada di Kota Gorontalo tepatnya di Kelurahan Dembe I, kecamatan Kota barat. Letaknya juga bersebelahan dengan Danau Limboto yang merupakan salah satu danau di Gorontalo.
Benteng Otanaha sendiri memiliki tiga bangunan yang masing-masing diberi nama yakni Otanaha sebagai benteng utama, Otahiya dan Ulupahu untuk nama benteng dua lainnya. Otanaha berasal dari bahasa setempat dimana Ota memiliki arti benteng dan Naha adalah nama anak dari Raja Ilato yang menemukan benteng tersebut.
Raja Ilato dan Bangsa Portugis sendiri saat itu tiba di Gorontalo dan membuat kesepakatan diantara keduanya. Benteng tersebut dibuat dengan tujuan sebagai pertahanan dari serangan musuh. Tetapi Portugis telah menganggap bahwa kesepakatan tersebut dan berniat untuk mengambil aih kekuasaan. Akhirnya Raja Ilato dan masyarakat setempat berperang melawan Portugis serta mempertahankan wilayah Gorontalo. Ketika Portugis berhasil diusir, Gorontalo menggunakan benteng tersebut sebagai pertahanan oleh raja-raja berikutnya.
Agar bisa mencapai lokasi benteng, pengunjung harus melakukan perjalanan tepatnya melewati atau mendaki 351 aanak tangga. Tak perlu takut kelelahan karena ada titik persinggahan yang bisa digunakan untuk beristirahat jika lelah saat pendakian. Ada udara yang segar karena area tersebut adalah perbukitan dan adanya Danau Limboto yang menambah kesan alami. Kalaupun malas untuk menaiki anak tangga, pengunjung juga bisa menggunakan motor atau mobil hingga area parkir. Letaknya berada di bawah benteng utama.
Ada satu hal unik yang dimiliki benteng yaitu adanya fakta bahwa proses pembuatan benteng ini menggunakan material batu-batu direkatkan menggunakan putih tlur burung Maleo. Tentu menjadi hal yang menakjubkan karena sampai saat ini masih kuat dan menjadi wisata sejarah yang dikenal oleh masyarakat luas.
Jarak Benteng Otanaha ini sekitar 8 km dari pusat Kota Gorontalo. Ada juga museum pendaratan pesawat Amfibi Soekarno di tepi Danau Limboto yang bisa dikunjungi sebagai setelah puas menikmati bagaimana pesona pemandangan alam sekitar. Benteng Otanaha juga menawarkan spot yang bagus untuk para pengunjung yang hobby fotografi.
Akses Lokasi Benteng Otanaha di Gorontalo
Karena letaknya yang berada di Kelurahan Dembe I, butuh waktu sekitar 20 menit perjalaan darat dari Kota Gorontalo. Butuh waktu untuk bisa melakukan perjalanan sekitar 20 menit dari Kota Gorontalo. Lokasinya memang bersebelahan dengan Danau limboto. Sementara untuk masuk ke areal benteng, pengunjung diharuskan membeli tiket terlebih dahulu.
Jika sudah sampai di halaman komplesk benteng, pengunjung baru bisa menuju benteng dengan jalan kaki dan melewati 351 anak tangga. Memiliki keimiringan sekitar 60 derajat yang juga mengarah langsung ke puncak bukit yang ada di sana. Cara lainnya adalah menggunakan motor lewat jalan beraspal dan langsung menuju puncak. Ada areal parkir yang bisa digunakan.
Nantinya berada di bukit ini pengunjung bisa melihat baagaimana pemandangan sebagian wilayah kota Gorontalo khususunya untuk pemukiman warga yang tampak dari atas dan kendaraan yang berlalu lalang di jalanan juga terlihat jelas. Sementara dari benteng ini juga ada pemandangan utuh danau yang berada di sisi barat.
Danau Limboto sendiri akan terlihat makin cantik kalau saja bisa terbebas dari eceng gondok. Tetapi kompleks Otanaha ini memiliki daya tarik yakni berbagai macam burung dengan kicauan yang ramai. Berwisata ke tempat ini sebaiknya pada pagi atau sore hari karena mendukung cahaya yang bagus untuk pengambilan foto di lokasi wisata. Ada banyak pengunjung yang suka atau hobby fotografi dan memburu keunikan yang ditawarkan.
Benteng Otanaha sendiri juga beberapa kali digunakan untuk pentas seni. Seperti mahasiswa jurusan Seni Drama Tarik dan juga Musik Fakultas Sastra Budaya dari universitas Gorontalo berlatih di benteng ini. Sayangnya kebersihan di Otanaha ini kurang terjaga. Bangku yang ada sebagai tempat untuk berteduh ternyata penuh dengan coretan tangan para pengunjung. Ada sisa makanan atau botol berserakan dimana-mana.
Benteng Otanaha sendiri memiliki tiga bangunan yang masing-masing berbentuk lingkarang. Benteng ini berupa dinding tanpa atap. Tingginya sekitar 1 meter dengan ketebalan sekitar 50 cm. Masing-masing benteng memang terletak berpisah. Rata-rata diameter benteng ini hanya 10 meter saja. Sementara antar benteng dihubungkan jalan yang dibuat dari konblok dengan jarak paling jauh adalah 50. Ada juga lantai benteng yang sudah tertutupi dengan rerumputan liar.
Pengunjung bisa mendapatkan informasi yang ada di papan dan berada di halaman masuk benteng. Ada juga sejarah bagaimana awal berdirinya benteng ini seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Selain berwisata ke benteng, pengunjung juga bisa datang ke Museum Pendaratan Soekarno yang ada di tepi Danau Limboto ataupun berjarak sekitar 10 menit dari benteng Otanaha. Museum ini didirikan untuk bisa mengenang kunjungan Presiden Soekarno ke Gorontalo. Mereka menggunakan pesawat amfibi dan mendarat di danau pada tahun 1950 dan 1956.
Mengunjungi benteng hanya dikenakan biaya Rp. 2000 saja per orang. Buka setiap hari dan tidak hanya hari libura saja. Banyak pengunjung yang memuji adanya objek wisata ini karena memang tempatnya bagus untuk belajar sejarah. Terutama untuk sejarah sendiri yang mana ada bukti fisiknya tidak hanya berkhayal. Benteng ini memiliki nilai historis yang istimewa.
Indonesia memang berdiri karena perjuangan dari para pahlawan dan juga masyarakat kala itu yang mau berjuang. Mereka mengusir penjajah untuk mempertahankan tanah dan wilayah Indonesia yang didiaminya saat itu. Wisata sejarah dari Benteng Otanaha ini menjadi bukti dan situs sejarah bahwa Indonesia pernah mengalami dan melewati waktu sulit memperjuangkan Indonesia dari penjajah. Tentu hal tersebut merupakan sejarah yang tak boleh dilupakan.
Dengan sejarah kita bisa tahu bagaimana proses memerdekakan Indonesia hingga sekarang ini bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat dari Sabang hingga Merauke. Sementara dalam mengisi kemerdekaan adalah dengan menghargai para pahlawan, mengingat sejarah, memaksimalkan potensi diri dan menjaga objek-objek wisata yang ada agar tetap menjadi keragaman yang dimiliki oleh Indonesia.