Harga Tiket: -, Jam Operasional: 24 Jam, Alamat: Desa Kaitetu, Kec. Leihitu, Kab. Maluku Tengah, Maluku; Map: Cek Lokasi |
Masjid Wapauwe adalah masjid yang sangat terkenal di Maluku karena menjadi salah satu peninggalan sejarah yang sangat tua. Selain itu, masjid ini juga menjadi peninggalan sejarah dari agama Islam yang umurnya sudah mencapai 7 abad. Kali ini akan dibahas lebih dalam seputar masjid yang bersejarah di Maluku ini. Yuk simak ulasannya sampai selesai!
Sekilas Seputar Masjid Tertua Maluku

Masjid Wapauwe awalnya bernama Masjid Wawane karena dibangun di lereng Gunung Wawane. Di dalam buku “Masjid-Masjid Bersejarah di Indonesia” yang diterbitkan tahun 1999, Abdul Baqir Zein menyebutkan bahwa masjid ini dibangun oleh Pernada Jamilu yang merupakan keturunan Kesultanan Jailolo, Maluku Utara pada tahun 1414.
Pada saat itu, Pernada Jamilu tengah menyebarkan agama Islam di Tanah Hitu, tepatnya adalah Wawane, Assen, Tehala, Atetu, dan Nukuhalay. Kemudian, pada tahun 1614 masjid ini dipindahkan ke Tehala yang jaraknya sekitar 6 kilometer di sebelah timur Wawane. Pemindahan ini karena adanya gangguan dari Belanda yang menginjakkan kaki di Tanah Hitu pada tahun 1580.
Karena Belanda terus mengganggu kedamaian para penganut agama Islam di lima kampung tersebut dan masyarakat merasa tidak aman, akhirnya masjid ini dipindahkan. Bangunan masjid ini berada di kawasan yang memiliki banyak pohon mangga hutan atau mangga berabu dan disebut sebagai Wapa dalam bahasa Kaitetu. Inilah asal mula dari nama Wapauwe.
Kemudian, pada tahun 1646 Belanda dapat menguasai Tanah Hitu dan melakukan proses penurunan penduduk, tidak terkecuali penduduk dari lima kampung yang tinggal di daerah lereng Gunung Wawane. Proses pemindahan penduduk dari kelima kampung itu terjadi pada tahun 1664 dan pada tahun itulah ditetapkan sebagai tahun berdirinya Negeri Kaitetu.
Daya Tarik yang Dimiliki Masjid Wapauwe

1. Peninggalan yang Bersejarah
Tidak hanya bangunannya yang bersejarah, ternyata Masjid Wapauwe juga meninggalkan beberapa mushaf Alquran dan termasuk mushaf tertua di Indonesia. terdapat dua mushaf Alquran yang ditulis tangan oleh Imam Muhammad Arikulapessy pada tahun 1550 dan Nur Cahya pada tahun 1590. Imam Muhammad Arikulapessy adalah imam yang pertama di masjid bersejarah ini.
Sementara itu, Nur Cahya merupakan cucu dari Imam Muhammad Arikulapessy. Kedua mushaf tersebut ditulis tangan tanpa menggunakan iluminasi atau hiasan pinggir dan mushaf Nur Cahya ditulis menggunakan produk kertas Eropa. Bahkan, kedua mushaf ini dipamerkan di Festival Istiqlal Jakarta pada tahun 1991 dan 1995.
Selain Alquran juga ada peninggalan lain karya dari Nur Cahya berupa kitab barzanzi, sekumpulan naskah khutbah Jumat, kalender Islam pada tahun 1407, dan sebuah falaqiah dan manuskrip Islam yang sudah berusia ratusan tahun. Saat ini, semua peninggalan ini telah menjadi pusaka Marga Hatuwe dan disimpan di rumah pusaka Hatuwe.

2. Arsitektur yang Unik dan Sederhana
Salah satu daya tarik dari masjid tertua di Maluku ini adalah arsitekturnya yang sangat sederhana. Atapnya menggunakan daun rumbia dan dindingnya menggunakan gaba-gaba atau pelepah sagu yang sudah kering. Bangunan induknya berukuran 10 x 10 meter dengan serambi berukuran 6,35 x 4,75 meter.
Meski begitu, masjid ini masih aktif digunakan untuk salat berjamaah. Di balik bangunannya yang sangat sederhana, masjid ini memiliki keunikan yang jarang dimiliki oleh masjid pada umumnya. Pasalnya, konstruksi dari bangunan induk tidak menggunakan paku atau pasak kayu di setiap sambungan kayunya. Hal inilah yang menjadikan Masjid Wapauwe berbeda dengan masjid lainnya.
3. Berpindah Secara Gaib
Hal lain yang menjadikan masjid ini memiliki daya tarik adalah adanya cerita yang mengatakan bahwa Masjid Wapauwe pernah berpindah secara gaib. Dikisahkan ketika penduduk dari kelima kampung telah turun dan menjadi Negeri Kaitetu, bangunan masjid ini masih berada di wilayah Tehala.
Akan tetapi, ketika para penduduk bangun keesokan harinya, bangunan masjid sudah berada di tengah-tengah kampung lengkap dengan segala barang-barangnya. Selain itu, kondisi mushaf dan manuskrip lainnya tampak sangat terawat meski sudah mengalami sedikit kerusakan karena usia yang sudah tua. Meski begitu, mushafnya masih bisa dibaca dengan baik.
Alamat dan Rute Menuju Lokasi

Masjid yang berdiri sejak tahun 1414 ini berlokasi di Negeri Kaitetu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Untuk mencapai lokasi masjid ini, anda bisa memulai perjalanan dari pusat Kota Ambon. Dari Ambon ke timur menuju Negeri Passo dan di simpang tiga Passo belok ke kiri melintasi jembatan, lalu belok ke arah utara melintasi pegunungan.
Kemudian, anda akan tiba di Negeri Hitu yang jaraknya sekitar 22 kilometer dari Kota Ambon. Setelah tiba di simpang empat Hitu, anda bisa belok ke kiri atau ke arah barat melewati pesisir utara Jazirah Hitu. Dari sini, anda masih menempuh perjalanan sejauh 12 kilometer untuk tiba di Negeri Kaitetu.
Kegiatan yang Menarik Dilakukan di Masjid Wapauwe

1. Wisata Religi
Sebagai tempat ibadah yang menjadi saksi bisu perjalanan agama Islam di Negeri Kaitetu khususnya dan wilayah Maluku umumnya, masjid ini menjadi tempat wisata religi yang menarik untuk dikunjungi. Meski bangunannya sangat sederhana, tapi sangat sarat dengan nilai sejarah. Anda seakan disuguhi dengan sejarah Islam Maluku yang tidak tertulis.
Dengan arsitekturnya yang sederhana, Masjid Wapauwe seakan tidak mau termakan dengan zaman yang sudah serba modern seperti sekarang ini. Bentuknya masih mempertahankan kehidupan Maluku di masa lalu. Hal ini terlihat dari atap rumbai dan dinding yang menggunakan pelepah sagu kering.
2. Mengunjungi Rumah Pusaka Hutawe
Selain berwisata religi di Masjid Wapauwe, anda juga bisa berkunjung ke rumah pusaka Hutawe yang menyimpan peninggalan sejarah dari masjid ini. Di sini anda dapat menjumpai mushaf kuno yang ditulis tangan oleh Imam Muhammad Arikulapessy dan Nur Cahya yang masih terawat dengan baik. Begitu juga dengan peninggalan manuskrip lainnya.

Rumah pusaka ini dikelola oleh Abdul Rachim Hutawe yang merupakan keturunan ke 12 dari Imam Muhammad Arikulapessy. Jika anda ingin berkunjung ke sini, anda cukup menempuh jarak sekitar 50 meter dari Masjid Wapauwe. Mengenal peninggalan sejarah Islam seperti ini juga sangat cocok jika dikenalkan kepada anak-anak supaya tumbuh rasa cinta terhadap bangsa, negara, dan agamanya.
3. Bersosialisasi dengan Masyarakat Sekitar
Saat berkunjung ke masjid yang terletak di tengah-tengah pemukiman warga ini, anda juga bisa mengenal warga sekitar. Berbaur menjadi satu dengan penduduk Negeri Kaitetu, tempat dari masjid bersejarah ini berada. Dengan bersosialisasi dengan masyarakat sekitar, anda juga bisa mengetahui seluk beluk dari masjid ini lebih banyak.
Masjid Wapauwe merupakan salah satu masjid yang tertua di Indonesia dengan peninggalan yang berharga. Masjid yang sangat sederhana ini menjadi saksi bisu dari perjalanan agama Islam di Maluku sejak tahun 1414. Saat anda berkunjung ke Maluku, tidak ada salahnya untuk mampir ke masjid yang legendaris di tanah Maluku ini.