Luwu memiliki deretan kuliner khas penggugah selera yang begitu lezat. Inilah deretan makanan khas daerah Luwu yang wajib dicoba.
Luwu merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, yang memiliki ibukota bernama Belopa. Daerah ini selain memiliki kekayaan alam yang cukup melimpah, juga menyuguhkan beragam kuliner khas yang wajib untuk dicicipi ketika berkunjung ke sana.
Penasaran dengan apa saja kuliner lezatnya? Berikut ulasan beberapa makanan khas Luwu favorit wisatawan dan wajib Anda coba saat berkunjung.
1. Pacco

Kuliner khas Luwu pertama yang wajib Anda coba yaitu pacco. Hidangan ini disebut sebut layaknya sashimi bagi orang Luwu, karena pacco ini memiliki bahan baku yaitu ikan segar yang diolah tanpa proses pemanasan terlebih dahulu. Sebagai ganti proses pemanasan, kuliner khas Luwu ini memanfaatkan asam cuka yang diklaim mampu menghilangkan bau amis ikan.
Asam cuka juga dipercaya dapat membunuh bakteri yang terdapat pada ikan mentah. Karena pacco memiliki bahan dasar ikan mentah tersebut, olahan kuliner ini diyakini bisa menambah stamina pria. Sehingga pacco begitu populer di kalangan masyarakat Luwu sendiri, juga terkenal di kalangan para wisatawan yang berkunjung ke Sulawesi Selatan.
Dalam pengolahannya, pacco ini menggunakan cukup banyak cabai rawit yang telah dihaluskan terlebih dahulu. Jadi bagi Anda yang mengaku pecinta cita rasa pedas, wajib mencoba makanan khas Luwu satu ini. Dimana penghalusan cabai rawit tersebut tidak dilakukan menggunakan blender, melainkan menggunakan ulekan yang membuatnya terasa lebih sedap.
Saat menyuapkan satu sendok pacco bersama dengan nasi hangat, dijamin cita rasa asam pedasnya akan langsung menguar di mulut dan menambah selera makan. Selain biasa disajikan bersama dengan nasi hangat, pacco juga seringkali disuguhkan dengan tambahan dange yaitu makanan yang terbuat dari tepung sagu.
Untuk bahan bahan dasarnya sendiri, selain terbuat dari ikan mentah, pacco juga bisa dibuat dengan menggunakan ikan segar ditambah cabai rawit, jeruk nipis, jeruk sambal, kacang tanah goreng, dan garam. Kacang tanah di sini nantinya akan diulek bersama dengan cabai rawit, sehingga memberikan tekstur gurih di dalam bumbu pacco.
2. Dange

Dange merupakan makanan tradisional khas Luwu berikutnya yang wajib untuk Anda coba ketika berkunjung kemari. Kuliner ini bahkan merupakan santapan sehari hari masyarakat setempat, khususnya di Luwu Timur. dange sendiri terbuat dari bahan dasar sagu, dimana pada daerah tersebut sagu merupakan salah satu makanan pokok yang dijadikan sebagai pengganti nasi.
Pembuatan dange ini menggunakan cetakan yang terbuat dari tanah liat, dimana cetakan tersebut memiliki bentuk kotak kotak dan biasa disebut dengan nama dangeang oleh masyarakat setempat. Adapun proses yang dilalui untuk membuat dange ini, yaitu pertama tama dengan menjemur tepung sagu hingga tepung tersebut benar benar kering.
Kemudian panaskan cetakan dange atau dangeang hingga membara, baru dangeang dikeluarkan dari api dan selanjutnya sagu yang telah dalam kondisi kering dimasukkan ke dalam cetakan tersebut kurang lebih selama 5 menit. Setelah 5 menit berlalu, dange akan matang dan bisa dikeluarkan dari cetakan.
Biasanya dange yang baru saja matang dan dikeluarkan dari cetakan memiliki tekstur yang lembut, namun setelah 24 jam akan berubah menjadi sedikit keras. Dange yang telah berubah mengeras itulah yang siap dikonsumsi sebagai pengganti nasi. Makanan pengganti nasi dari Luwu ini memiliki cita rasa yang cenderung hambar di lidah, sehingga harus disajikan dengan lauk.
Biasanya masyarakat Luwu menyajikan dange bersama dengan makanan khas lainnya seperti Pacco atau Lawa. Namun Anda juga bisa memilih lauk lainnya sesuai dengan selera, seperti ikan goreng, ikan bakar, atau lauk lainnya. Tapi sebaiknya pilih lauk yang tidak terlalu kering karena dange sendiri sudah memiliki tekstur yang cenderung keras dan kering.
3. Lawa

Satu lagi makanan kahs Luwu yang juga terkenal sebagai sashiminya masyarakat setempat. Sama halnya dengan pacco, lawa ini juga terbuat dari bahan dasar ikan segar yang masih mentah tanpa melalui proses pemanasan. Keunikan dari lawa memang terdapat di cara pembuatannya, dimana ikan teri segar yang sudah dibersihkan akan direndam di dalam air cuka atau jeruk nipis.
Penggunaan larutan cuka atau jeruk nipis ini bertujuan untuk menghilangkan bau amis, dan memberikan rasa asam ke dalam daging ikan teri yang masih segar. Lama perendaman yang dilakukan kurang lebih tiga puluh menit. Proses ini bahkan tidak melibatkan minyak, oleh karena itu tak heran bila lawa sedikit banyak akan mengingatkan Anda dengan hidangan sashimi.
Setelah ikan teri yang direndam berubah warna menjadi putih, kemudian daging ikan tersebut diperas hingga air rendamannya menghilang. Setelah itu turut ditambahkan pula bawang putih dan merica yang sudah dihaluskan terlebih dahulu. Bawang putih dan merica tersebut bisa dihaluskan dengan blender atau diulek, namun warung tradisional umumnya dengan cara diulek.
Bumbu bawang putih serta merica tersebut kemudian dicampur hingga merata dengan daging ikan teri yang sudah diperas sebelumnya. Lalu sebagai pelengkap, lawa akan dicampur dengan sayur mayur, bawang goreng, cabai, dan kelapa parut atau sangrai. Dengan begitu hidangan lawa pun siap untuk disajikan.
Selain teri, ikan yang digunakan dalam pembuatan lawa juga bisa dari ikan sarden atau tuna yang segar. Lawa ini memiliki cita rasa yang gurih, asam, pedas namun tidak sepedas pacco. Lawa juga seringkali disuguhkan bersama dengan dange sebagai pendampingnya. Namun Anda juga bisa memilih nasi hangat bila kurang menyukai sagu.
4. Buras

Buras merupakan makanan khas Luwu yang juga adalah makanan khas dari suku Bugis. Makanan ini memiliki bahan dasar yaitu beras, dimana kuliner tersebut sebenarnya tidak terlalu jauh berbeda dengan olahan makanan berbahan beras lainnya seperti ketupat. Bahkan bila dilihat secara sepintas, buras ini sangat mirip dengan kue dari Jawa yaitu lemper.
Namun yang membedakan buras dengan lemper terletak pada bahan dasarnya. Dimana buras terbuat dari beras sedangkan lemper berbahan dasar ketan dengan isian yang beragam. Yang membuat kedua makanan ini mirip yaitu karena baik buras maupun lemper dibungkus dengan menggunakan daun pisang sebagai kulit luarnya.
Sejumlah suku Bugis sendiri mengonsumsi buras ini dengan beberapa campuran makanan lain, seperti telur, daging, atau kari ayam. Tiga campuran makanan ini bahkan wajib disuguhkan untuk menemani buras pada saat hajatan keluarga digelar. Buras memang banyak ditemukan sebagai salah satu menu yang selalu ada di berbagai hajatan.
Selain hajatan keluarga, buras juga ternyata banyak disediakan pada hari hari besar keagamaan seperti hari raya idul fitri dan hari raya idul adha. Secara tidak langsung, dapat dilihat bahwa buras ini sangat mirip dengan ketupat, yang juga selalu ditemukan dalam berbagai acara hajatan dan acara keagamaan seperti hari raya.
Akan tetapi rasa dari hidangan buras ini sedikit berbeda dengan ketupat, karena pengolahan buras dilakukan secara khusus yaitu dimasak dengan campuran santan. Sehingga menghasilkan cita rasa yang gurih serta aroma yang sangat khas. Meski wajib ada di acara hajatan, bukan berarti Anda tidak bisa menemukan makanan ini pada hari hari biasa.
5. Kapurung

Luwu memang terkenal dengan kekayaan tanaman sagunya yang begitu melimpah. Selain digunakan sebagai salah satu makanan pokok pengganti nasi, sagu di Luwu juga diolah ke dalam berbagai masakan yang sangat menggugah selera. Salah satu kuliner dari sagu yang khas dari daerah Luwu yaitu kapurung, yang tentunya juga wajib untuk Anda cicipi saat berkunjung ke sini.
Kapurung yang terbuat dari adonan sagu dibuat dengan cara mencampurkan tepung sagu dan air hingga encer. Kemudian masukkan garam secukupnya ke dalam adonan dan letakkan pada mangkuk besar. Lalu didihkan air panas, dan langsung campurkan air panas tersebut ke cairan sagu. Tunggu tepung menyatu terlebih dahulu, barulah campuran tersebut diaduk rata.
Adonan sagu diaduk hingga memiliki tekstur seperti dodol, kemudian dibentuk bola bola kecil. Sayuran yang dicampurkan pada kapurung di antaranya yaitu tomat, bayam, kacang panjang, terong, jagung, dan yang terunik yaitu tambahan jantung pisang di dalamnya. Sementara sumber protein dari kapurung berasal dari daging ayam, ikan, dan udang.
Saat Anda menyantap bola bola sagu pada kuliner kapurung ini, akan terdapat sensasi berbeda yang seolah pecah di dalam mulut. Tekstur serta aneka rasa dari sayur, ayam, serta ikan yang agak kasar berpadu dengan bola sagu yang gurih dan kenyal. Sehingga ketika Anda mengunyahnya secara bersamaan, akan memberikan cita rasa unik yang begitu khas.
Aroma dari kapurung ini sendiri sangat menggugah selera, sehingga membuat Anda dijamin ingin cepat cepat melahapnya. Rasa segar, gurih, agak asam, dan sedikit pedas membuat kapurung begitu kaya akan rasa. Kapurung ini banyak dinikmati bersama dengan tambahan keripik atau kacang goreng di atasnya.
Makanan khas Sulawesi Selatan memang begitu melimpah, seperti yang terlihat pada daerah Luwu yang menyimpan deretan kuliner khas yang begitu menggugah selera. Beberapa kuliner khas daerah ini banyak terbuat dari bahan dasar sagu, dimana sagu sendiri merupakan salah satu makanan pokok pengganti nasi di daerah ini.