Harga Tiket: Rp 10.000, Jam Operasional: 24 Jam, Alamat: Kab. Wajo, Kab. Sidenreng Rappang, dan Kab. Soppeng, Sulawesi Selatan; Map: Cek Lokasi |
Sulawesi Selatan tak hentinya tawarkan pesona alamnya yang begitu mempesona, salah satunya adalah Danau Tempe di Wajo. Wisata berbentuk danau ini, begitu fenomenal di kalangan para pecinta wisata air. Tak hanya tawarkan keindahan alamnya, para pelancong juga bisa mendapatkan pengalaman menarik dan tak terlupakan dengan menyelami serta meresapi budaya sekitarnya. Penasaran aktifitas yang bisa dilakukan disini ? Simak ulasan berikut.
Berbagai Aktifitas Menarik di Lokasi Wisata

Ketika mengelilingi danau, jangan heran bisa menemukan setidaknya ratusan rumah terapung yang dimiliki oleh para nelayan. Umumnya hunian ini mengapung sejara berjejer, yang dihiasi dengan bendera berwarna warni. Untuk bisa menemukan pemandangan unik tersebut, pengunjung akan melakukan perjalanan dengan perahu sekitar 50 menitan agar sampai di tujuan.
Menambah daya tarik wisatawan, rumah apung ini dibangun menggunakan bambu tanpa sekat. Sehingga rumah ini hanya terdiri dari satu ruangan yang digunakan untuk beraga aktifitas. Lalu untuk area dapur dan kamar kecil, umumnya diletakkan di bagian belakang hunian. Selagi berada di rumah apung, pengunjung dapat memanjakan mata dengan menyaksikan matahari terbit maupun terbenam pada posisi yang sama.
Semakin menambah keindahan, tak jarang pengunjung bisa melihat berbagai jenis burung air yang mungkin jarang ditemui dimanapun. Sebab burung tersebut seringkali berpindah dari benua satu, ke benua yang lain sebagai tempat persinggahan. Selagi melihat satwa baru, silahkan menikmati keindahan alamnya yang tiada dua. Bahkan para wisatawan yang hobi memancing, bisa menyalurkannya disini.
Aktiftas lain yang tak kalah menarik ketika mengunjungi si Danau asri ini, yaitu dengan mengelilingi setiap sudutnya. Ada sedikit tips, ketika pengunjung ingin berkeliling danau dengan santai. Pastikan berkeliling di pagi hari ataupun sore hari, untuk mendapatkan pemandangan cantik nan menawan. Untuk bisa melakukannya, silahkan menyewa perahu nelayan setempat agar bsia berkeliling menikmati pesona alam ciptaan sang kuasa.
Tak hanya menonjolkan pesona alamnya, disini pengunjung bisa menyaksikan setiap aktifitas warganya sebagai nelayan. Selama berkeliling menggunakan perahu sewaan, seringkali wisatawan melihat beberapa nelayan yang tengah memasang jaring. Jikapun beruntung, mungkin anda bisa melihat para nelayan tengah mendapatkan tangkapan cukup banyak usai menabur jaringnya.

Ukuran danau yang cukup besar, menjadikannya sebagai sumber penghidupan masyarakat sekitarnya. Ternyata tidak hanya dari masyarakat Kabupaten Wajo saja yang memuskan menjadi nelayan, namun beberapa masyarakat dari Kabupaten Soppeng serta Kabupaten Sidrap juga melakukan hal yang sama. Sehingga tidak mengherankan bisal di sepanjang tepi danau, ditemukan perkampungan nelayan dengan nuansa Bugis yang kental berjejer rapi menghadap danau.
Dengan ukurannya tersebut, danau ini pernah menyabet nominasi sebagai penghasil ikan tawar terbesar di Indonesia bagian Timur. Bagaimana tidak, lantaran danau ini menyimpan berbagai sumber pakan ikan melimpah dengan spesies ikan tawar yang cukup beragam. Bahkan ada kemungkinan, spesies ikan yang hidup disana, tak akan ditemukan di daerah lainnya. Diperkirakan demikian, mengingat letaknya yang memang berada tepat di lempeng benua Australia dan Asia.
Selain kekayaan bawah airnya, di permukaan air pun terdapat beberapa enceng gondok yang terlihat mengapung seakan menghiasi si danau cantik satu ini. Menambah kecantikan alamnya, bahkan pengunjung bisa melihat burung bangau atau belibis yang tersebar di kawasan danau. Dengan nuansa yang masih asri tersebut, dijamin liburan menjadi lebih menyenangkan. Danau ini juga kerap didatangi para pecinta fotografi, untuk menambah koleksi hasil jepretannya.
Usai memuaskan diri dengan panorama sekitar, kini saatnya untuk mengenal budaya lokal masyarakatnya. Salah satu budaya yang hingga kini masih rutin dilakukan setiap tahunnya, yaitu diadakannya sebuah festidal laut di danau tersebut. Jatuh tepat pada tanggal 23 Agustus, pesta ritual yang biasa disebut Maccera Tappareng (upacara penyucian danau) ini, dilakukan dengan adanya pemotongan sapi yang dipimpin oleh ketua nelayannya serta adanya atraksi menarik.
Selama berkunjung ke tempat wisata ini, pengunjung yang tertarik dengan sejarah danaunya bisa mencoba mendatangi museum Saoraja Malagga. Hanya berlokasi sekitar 8 km dari Danau Tempe, museum ini berlokasi di Jalan Ahmad Yani, kota Sengkang. Dimana museum ini awalnya merupakan rumah raja, yang kemudian dialih fungsikan sebagai museum untuk menyimpan bebragai koleksi benda bersejarah.
Lokasi & Akses Menuju Wisata Tempe

Jika dari kota Sengkang, lokasinya hanya 7 km untuk menuju tepi Sungai Walanae. Ukurannya yang cukup besar, tidak mengherankan jika wilayah cangkupannya pun cukup luas hingga dikelilingi sekitar 5 kecamatan sekaligus. Wisata ini berada di bagian barat Sulawesi Selatan, Kabupaten Wajo dengan dikelilingi Kecamatan lainnya seperti Kecamatan Tempe, Kecamatan Maniangpajo, Kecamatan Tanah Sitolo, Kecamatan Belawa, dan Kecamatan Sabbangparu.
Penasaran dengan pesona si Danau Tempe ? Tak perlu khawatir, karena akses menuju lokasi tersebut tidaklah terlalu sulit. Meski aksesnya termasuk mudah, pengunjung tetap perlu mengeluarkan waktu yang cukup banyak lantaran letak lokasinya yang memang cukup jauh. Apabila berangkat dari kota Makasar, setidaknya membutuhkan waktu sekitar 6 jam hingga ke tanah Wajo. Dengan lamanya waktu yang dibutuhkan, pastikan kebutuhan selama perjalanan terpenuhi.
Apabila pengunjung berangkat dari kota Sengkang, nampaknya hanya membutuhkan waktu yang lebh sedikit. Hanya berjarak sekitar 7 kilometer untuk sampai di tepi sunga Walanae, dimana sungai tersebut yang menjadi salah satu akses menuju si Danau asri. Selanjutnya perjalanan bisa dilanjutkan dengan menaiki perahu motor atau yang biasa disebut katinting, yang hanya memerlukan waktu kurang dari satu jam saja.

Dengan perahu inilah, anda akan diangkut hingga ke pemukiman apung di Desa Salotengnga. Untuk menggunakan jasa penyedia katingting, pengunjung hanya dikenakan tarif sekitar Rp. 150.000 per perahu yang disewa. Hanya saja perahu motor ini tak mampu menampung kapasitas penumpang terlalu banyak, bahkan sekali angkut maksimal 4 orang saja. Apabila kelebihan muatan, ditakutkan perahu menjadi tidak seimbang dan membahayakan penumpangnya.
Sejatinya sebagai objek alam terbuka, tempat wisata ini tidak mengenal adanya jam operasional. Dibuka selama 24 jam penuh, para pengunjung tak perlu khawatir ketika ingin pesona ciptaan Tuhan satu ini kapanpun diinginkannya. Meski tidak ada jam operasinal, anda juga perlu waspada ketika memasuki waktu malam hari. Agar membantu penglihatan, tidak ada salahnya membawa penerangan tambahan selagi menikmati semilir angin malam.
Tak seperti wisata alam lainnya, pengunjung bisa leluasa keluar masuk dari lokasi wisata ini sesuai keinginannya. Dapat dikatakan demikian, lantaran pengunjung tidak akan dikenakan tarif tiket masuk alias gratis. Meski memasuki area wisata tak dikenakan biaya sedikitpun, namun berbeda cerita ketika ingin berkunjung ke rumah apung ataupun sekedar berkeliling danau. Setidaknya pengunjung akan menyewa perahu motor, yang hanya dikenakan tarif sekitar Rp. 75.000 an.
Memegang rekor sebagai danau alami terbesar ke dua di Sulawesi Selatan, membuatnya cukup populer di kalangan pelancong. Dikelilingi oleh barisan pegunungan, seakan menambah keindahan dari danau tersebut. Apabila ingin menikmati pesona alamnya lebih dekat, para wisatawan bisa menggunakan perahu untuk menelusuri keindahan. Tak jarang pula, anda bisa menemukan bunga air yang menambah kecantikan si danau asri tersebut.