Tak hanya dijuluki sebagai Bumi Batiwakkal, Berau memiliki kuliner yang unik dan mampu memanjakan lidah penikmatnya. Inilah beberapa makanan khas Berau yang terkenal dan eksis disajikan dalam jamuan acara penting.
Berau sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur menyimpan berbagai destinasi panorama alam yang menarik di dalamnya. Berau juga menghadirkan berbagai macam kuliner khas yang unik dan lezat. Terdapat beberapa makanan khas Berau yang telah dirangkum dari beberapa sumber. Lantas, apa saja daftarnya?
1. Kuliner Legendaris Udang Singgang

Makanan khas Berau pertama yang menjadi menu favorit masyarakat Berau dari dahulu hingga saat ini yaitu udang singgang. Uniknya, tanpa metode memasak yang ribet, cita rasa yang dihasilkan Udang Singgang terbilang sangat lezat. Karena udang yang tersedia di sungai Berau memiliki kelezatan yang alami meskipun hanya direbus dengan air saja.
Di Berau sendiri, menu yang memanfaatkan olahan udang terbilang cukup banyak, salah satunya Udang Singgang ini. Untuk cara pembuatannya juga sangat sederhana. Hanya perlu melumuri udang dengan air jeruk nipis, kemudian didiamkan selama 10 menit, serta dibilas dan disisihkan. Selanjutnya, mendidihkan santan bersama bumbu halus seperti serai dan lengkuas.
Selain itu, juga ada rempah-rempah lain seperti asam kandis, daun salam, daun jeruk serta daun kunyit. Jika bumbu sudah disiapkan, kemudian udang dan garam dimasukkan, kemudian diaduk merata dan dimasak hingga santan meresap. Udang Singgang siap untuk dinikmati, cocok dimakan bersama nasi hangat.
Santan yang ditambahkan dalam Udang Singgang ini menambah cita rasa gurih. Bumbu rempah-rempah yang dimasak bersama santan serta Udang Singgang menjadikan rasanya yang lezat dan khas. Untuk Anda yang sedang berlibur atau mengunjungi Berau, Kalimantan Barat, jangan sampai untuk melewatkan kuliner legendaris satu ini!
2. Kue Puncak Rasul

Jika masyarakat Jawa mempunyai kue apem untuk acara tasyakurannya, di Berau juga ada Kue Puncak Rasul. Kue ini menjadi salah satu jajanan legendaris masyarakat Berau. Kue Puncak Rasul biasa ada pada saat acara syukuran di Berau. Bahan dasar dalam pembuatan kue ini berasal dari ketan. Dalam penyajiannya, kue ini disajikan dengan bentuk menyerupai gunung.
Selain itu, kue ini juga biasanya dihias dengan berbagai warna, seperti warna kuning, merah dan warna putih. Kue Puncak Rasul memang memiliki nilai filosofis tersendiri bagi masyarakat Berau. Warna putih pada kue melambangkan Nabi Muhammad sebagai tauladan dan contoh yang baik, dari segi ibadah, komunitas dan keluarga, yang bisa dicontoh untuk masyarakat.
Selain itu juga melambangkan keharmonisan dalam tatanan masyarakat. Warna kuning pada kue melambangkan sebagai simbol keluarga kerajaan di Berau. Sedangkan untuk warna merah mempunyai makna filosofis pelayan kerajaan seperti menteri dan penjaga kerajaan yang menjadi pelindung di tengah masyarakat.
Ketan yang mana menjadi bahan dasar untuk pembuatan kue ini melambangkan sebagai perekat dalam filosofi kehidupan. Diharapkan masyarakat konsisten pada keluarga, ibadah mereka, seperti yang dicontohkan pada ajaran Nabi Muhammad SAW. Pada bagian atas kue, diberi telur ayam yang ditafsirkan sebagai posisi manusia tertinggi, yaitu Nabi Muhammad SAW.
Namun, sayangnya, seiring perkembangan waktu, Kue Puncak Rasul di Berau, kian jarang ditemui, lantaran semakin tergeser oleh budaya barat, dengan adanya kue tart, yang umumnya disajikan pada saat acara pesta ulang tahun. Kue ini masih disajikan dalam acara khitanan atau Khatamul Quran pada sebagian masyarakat Berau, salah satunya pada masyarakat Gunung Tabur.
Saat ini Pemerintah Kabupaten Berau sedang mengupayakan untuk terus melestarikan kuliner khas satu ini. Salah satu cara untuk melestarikannya yaitu dengan mengadakan perlombaan pada acara atau hari besar tertentu. Selain itu, pemerintah juga mengajak masyarakat untuk menjadikan kue ini sebagai sajian makanan tradisional pada saat hajatan.
3. Bubur Ancur Paddas

Kuliner khas masyarakat Berau selanjutnya yaitu Bubur Ancur Paddas. Dilihat dari namanya saja, tentunya bubur khas Berau ini memiliki cita rasa yang pedas. Bubur Ancur Paddas masih menjadi sajian wajib pada saat ada upacara adat atau kegiatan selamatan di Kampung Sei, Berau. Bubur ini juga terkadang dijadikan menu untuk perayaan Bapallas Bidan atau perayaan lahiran.
Bubur Ancur Paddas menjadi makanan kuliner khas Berau akan tetapi saat ini sedikit susah ditemui. Kuliner khas satu ini menggunakan bahan dasar beras, yang disangrai terlebih dahulu. Kemudian ditambah dengan aneka rempah-rempah yang mengundang cita rasa nikmat. Bubur Ancur Paddas ini tidak hanya bercita rasa pedas saja.
Rasa rempah-rempah yang terkandung pada bubur ini membuat bubur ini semakin khas. Cara pembuatannya juga sangat mudah, pertama, beras disangrai terlebih dahulu, kemudian barulah dicuci dengan air mengalir. Bahan sayuran untuk pelengkap menu bubur ini biasanya menggunakan daun Singkil, atau daun labu yang sudah dipotong-potong.
Masyarakat juga biasanya menggunakan kedondong muda atau memasukkan sayuran lain sesuai selera. Selain itu juga ada campuran ebi atau udang kering serta kerang dara sebagai pelengkap tambahannya. Untuk rempah-rempahnya, masyarakat Berau biasa menggunakan bawang merah, bawang putih, aneka serai, laos, kunyit, jahe, cabai keriting serta santan.
4. Udang Jarrang Asam

Menu kuliner berikutnya yaitu Udang Jarrang Asam. Banyak kuliner di Berau yang berbahan dasar udang. Selain udang Singgang, ada juga kuliner udang Jarrang asam. Konon katanya, diberi nama Jarrang Asam karena dahulu, banyak masyarakat Berau yang senang membuat tanaman sayuran atau asam undang. Hasilnya kemudian dimasak dan menjadi menu favorit masyarakat setempat.
Cara memasak tanaman ini pun sangat mudah. Udang dan sayuran yang sudah disiapkan dicuci terlebih dahulu dengan air mengalir. Kemudian rebus air, selagi menunggu air masak, potong bumbu yang akan digunakan seperti bawang merah, kunyit. Setelah air mendidih, kemudian udang dimasukkan bersamaan dengan jagung manis, ubi jalar, serai dan lengkuas.
Jika dirasa ubi sudah matang, kemudian kangkung dimasukkan bersama dengan asam jawa, gula dan cabai merah besar. Udang Jarrang Asam pun siap untuk kamu cicipi sebagai menu andalan makan siang atau makan malam yang cocok disantap dengan nasi putih hangat. Jika Anda sedang berlibur atau mengunjungi Berau, jangan lupa untuk mencicipi menu kuliner khas satu ini ya.
5. Tehe Tehe

Kuliner yang khas dan unik selanjutnya adalah Tehe-Tehe. Tehe-tehe menjadi salah satu kuliner yang unik di Berau, karena makanan satu ini menggunakan cangkang bulu babi sebagai wadah beras ketan putih. Kuliner unik satu ini banyak dijual di Pulau Derawan, Berau. Selama ini kita mengenal bulu babi sangat berbahaya untuk dimakan, karena durinya menyebabkan iritasi
Tetapi, di Pulau Derawan, bulu babi bisa diolah menjadi makanan yang lezat. Tak hanya dikenal sebagai surganya para penyelam, sebab keindahan bawah lautnya, Pulau Derawan Berau juga ternyata menyimpan banyak wisata kuliner yang wajib untuk Anda coba ketika berkunjung disana. Terlebih, tak lengkap apabila eksplor destinasi tetapi belum mencoba ragam kulinernya.
Menurut masyarakat Berau, cara memasak tehe-tehe sangatlah mudah. Pertama, cangkang bulu babi harus dicuci bersih terlebih dahulu dengan kain, yang bertujuan untuk membersihkan dari racun-racunnya. Setelah tercuci bersih, kemudian masukkan beras ketan putih yang sudah dibersihkan terlebih dahulu sebelumnya ke dalam cangkang bulu babi.
Kemudian, masukkan santan dan garam setengahnya. Selanjutnya, tutup bagian atas cangkang dengan daun pandan lalu diikat. Setelah semua step sudah dilakukan, selanjutnya lanjut ke proses memasak. Masak santan hingga panas, lalu tehe-tehe yang sudah disiapkan tadi direbus bersama dengan santan kurang lebih satu jam.
Cara untuk tahu tehe-tehe sudah matang atau belum yaitu dengan cara membelah terlebih dahulu. Apabila tehe-tehe yang jadi memiliki tekstur yang lembek dan tidak sedap untuk dimakan, bisa kemungkinan terjadi kesalahan saat memasaknya. Biasanya kuliner khas satu ini disajikan selagi hangat bersama dengan nasi putih yang hangat.
6. Talinga Sagayi

Makanan khas selanjutnya merupakan salah satu jenis kue. Dalam bahasa setempat nama talinga sagayi diartikan sebagai kuping dayak. Telinga sagayi adalah kue khas masyarakat Berau yang berbahan dasar beras. Kue Talinga Sagayi memiliki bentuk menyerupai cincin atau angka delapan. Bahan untuk membuat kue ini yaitu terbuat dari beras, gula merah, dan minyak goreng.
Untuk proses memasaknya sangatlah mudah. Bahan atau adonan kue yang sudah disiapkan itu tadi kemudian di campur, lalu dilakukan proses penggorengan. Cita rasa kue ini yaitu manis dan sangat gurih. Banyak juga para wisatawan yang berlibur di Berau menjadikan kue satu sebagai salah satu jajanan oleh-oleh untuk keluarga di rumah.
Itulah ulasan mengenai kuliner legendaris dari Berau, Kalimantan Timur. Makanan khasnya juga memiliki cita rasa yang tidak akan Anda jumpai di daerah manapun. Meskipun terdapat kuliner khas yang saat ini keberadaannya jarang ditemukan, namun sejumlah masyarakat dan pemerintah kini mulai berusaha untuk tetap melestarikan makanan tradisional dari Berau.