Kota Palu memiliki rumah keluarga kerajaan yang masih berdiri kokoh bernama Sou Raja. Anda dapat menemukan berbagai peninggalan menarik dari keluarga bangsawan di cagar budaya Banua Oge.
Harga Tiket: Rp 5.000, Jam Operasional: 06.00-18.00 WIB, Alamat: Jl. Pangeran Hidayat, Lere, Kec. Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah.; Map: Cek Lokasi |
Kota Palu ternyata menyimpan banyak tempat wisata yang menarik, salah satunya adalah Sou Raja, atau dalam bahasa setempat disebut sebagai Banua Oge. Tempat wisata tersebut merupakan sebuah rumah tradisional yang terkenal dan dibuka untuk dikunjungi masyarakat, baik lokal maupun luar negeri.
Dulunya rumah tersebut merupakan tempat tinggal para raja, namun sekarang dikosongkan untuk tujuan wisata dan sarana pendidikan. Souraja dulunya juga merupakan pusat kerajaan, sehingga di dalamnya Anda bisa melihat banyak peralatan yang berkaitan dengan kehidupan keluarga bangsawan.
Sou Raja merupakan bangunan sisa dari Kerajaan Palu, yang dulunya memerintah kota tersebut. kepemilikannya selalu berganti, sehingga kepemilikannya diberlakukan secara turun temurun. Jika Anda hendak mengunjungi tempat wisata ini, berikut informasi singkat mengenai Sou Raja yang perlu Anda ketahui.
Sejarah Singkat Sou Raja di Kota Palu
Bangunan Sou Raja dibangun pertama kali pada abad ke-19 Masehi, sehingga ia merupakan bangunan cagar alam yang dijaga kelestariannya oleh pemerintah. Tidak ada yang diubah sedikit pun dari bangunan tersebut, sehingga sebagai pengunjung Anda akan mendapati bangunan yang sama dengan bangunan Souraja yang dulu.
Fungsi dari pembangunan Sou Raja adalah tempat tinggal keluarga kerajaan, yakni Raja dan keluarga dekatnya. Karena berfungsi sebagai tempat tinggal, ia juga memiliki fungsi sebagai pusat kerajaan. Inilah kenapa di sekitar Souraja, dulunya cukup ramai sebagai tempat beraktivitas masyarakat.
Pada pemerintahan kolonalisme Jepang, tempat ini beralih fungsi sebagai kantor pemerintahan Jepang. Hal tersebut terjadi pada tahun 1942 – 1945, Sou Raja tidak bisa ditinggali oleh bangsawan dan keluarga Raja. Kemudian di tahun 1958, rumah ini beralih fungsi sebagai markas dan asrama Tentara Nasional Indonesia.
Proses Pendirian Sou Raja
Pendirian Sou Raja tidak dilakukan secara sembarangan, pendahulu dari bangsawan Kerajaan Palu melakukan tahannus terlebih dahulu untuk membangun dan menemukan lokasi yang tepat. Setelah mendapatkan gambaran mengenai baik dan buruknya tanah, maka pembangunan dilakukan di lokasi yang terbaik.
Terdapat beberapa tahap proses pembuatan bangunan dan konstruksi Sou Raja, yakni pemilihan bahan bangunan dan proses pembuatannya. Persiapan pembangunan dilakukan dengan memilih kayu yang sempurna, tentunya kayu yang digunakan berbeda dengan kayu yang dipakai untuk membangun rumah penduduk.
Proses pemotongan kayu yang dilakukan juga harus mengikuti adat yang berlaku dan ditentukan posisi jatuhnya. Sehingga ketika sudah ditebang, posisi jatuhnya kayu tersebut memberikan berkah kepada pembuat bangunan Sou Raja. Kayu yang digunakan untuk membangun rumah kerjaan ini ada dua buah, yakni kayu ulin dan kayu kapas.
Penebangan sampai pemasangan kayu di Sou Raja melewati serangkaian upacara yang sakral. Hal tersebut sebagai penanda bahwa bangunan yang didirikan bukanlah bangunan yang sembarangan. Ketika membangun tempat ini, permaisuri dan keluarga raja diharuskan untuk berperut kenyang, dan menghadap arah sesuai dengan firasat yang dimiliki oleh raja.
Akhirnya rumah adat ini selesai dan menjadi bangunan tempat tinggal keluarga raja, walaupun kemudian sempat diambil alih beberapa kali dan diserahkan kepada pemerintah. Menariknya walau menggunakan kayu sebagai bahan utama pembuatan, bangunan ini tahan gempa.
Lokasi Cagar Budaya Sou Raja
Untuk mencapai lokasi, Anda bisa datang ke kota Palu di Sulawesi Tengah. Sou Raja terletak di kota madya tersebut, tepatnya di Kecamatan Palu Barat. Anda dapat kesana menggunakan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Sebab tempat wisata Sou Raja mudah dijangkau oleh berbagai kendaraan.
Karena merupakan cagar budaya, Sou Raja sempat dibongkar beberapa kali untuk memperbaiki bagian yang rusak. Tahap pertama dilakukan pada tahun 1981 – 1982, sedangkan tahap kedua yang merupakan tahap penyelesaian dilakukan dari tahun 1982 – 1983.
Walaupun telah berumur puluhan tahun, bangunan tersebut masih terawat dengan baik, sebab dijaga dengan ketat oleh pemerintahan setempat. Lokasi Sou Raja berdekatan dengan pesisir pantai dan Jembatan Empat, yang bisa juga Anda kunjungi selepas berwisata dari Sou Raja.
Rute Menuju Kawasan Wisata Sou Raja
Jika Anda ingin berlibur sekaligus menambah wawasan sejarah, berwisata ke Sou Raja merupakan pilihan yang tepat. Disana sisi historis dari Kerajaan Palu bisa Anda lihat bukti keberadaannya secara fisik, sehingga menambah edukasi dan pengetahuan mengenai sejarah kerajaan lama yang pernah berdiri di Indonesia.
Untuk mencapai Sou Raja, Anda bisa datang dari titik mula Bandar Udara Mutiara SIS Aldjufrie. Dari bandara tersebut, jarak tempuh untuk menuju Sou Raja tidak lebih dari 10 km. Jadi cukup dekat dengan tempat transportasi dan jalan raya utama kota.
Berbeda jika Anda dari Pelabuhan Pantoloan, untuk menuju lokasi Sou Raja Anda membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Ini karena jaraknya yang terletak sekitar 30 km dari pelabuhan. Apabila Anda datang dari pusat kota, jarak Sou Raja hanyalah 5 km. Jadi cukup dekat dan tidak menghabiskan banyak waktu untuk tiba disana.
Aktivitas Menarik Dilakukan di Sou Raja
Ketika Anda mengunjungi Sou Raja, disana Anda bisa melihat secara langsung rumah dan bangunan yang digunakan oleh keluarga bangsawan dari kerajaan Palu. Anda bisa masuk dan melihat isinya secara langsung, namun tentu hanya terbatas dalam beberapa ruang saja.
Di dalam setiap ruangan, Anda bisa melihat berbagai peralatan yang berhubungan dengan anggota keluarga kerajaan, misalnya perabotan rumah yang digunakan serta hiasan dan foto. Selain masuk ke dalam rumah, Anda juga bisa melihat berbagai pemandangan alam yang menarik di sekitar tempat wisata tersebut.
Jika Anda merasa lapar, Anda bisa datang dan berkunjung ke kafe dan tempat makan di dekat Sou Raja. Makanan yang disajikan juga beragam, ada makanan tradisional khas Sulawesi Tengah ataupun makanan nasional lainnya. Selagi bersantai, Anda juga bisa bermain dan menyewa sepatu roda yang ada di dekat tempat wisata tersebut.
Sedangkan Anda yang ingin berbelanja, tersedia mall dan supermarket di dekatnya. Disana juga terdapat penginapan yang berlokasi tidak begitu jauh, yang dekat dengan pantai sehingga menampilkan view pemandangan yang menarik. Pusat belanja dan tempat inap tersebut juga berdekatan, sehingga banyak dikunjungi wisatawan.
Keunikan Sou Raja Sebagai Tempat Wisata
Bangunan Sou Raja, atau dalam bahasa daerah setempat disebut sebagai Banua Oge cukup menarik. Karena digunakan oleh keluarga kerajaan untuk tempat tinggal, banyak masyarakat yang mengeramatkan tempat tersebut. Kekeramatan dan kesakralan tempat ini disebut sebagai to manuru.
To manuru merupakan sebutan bahwa keluarga kerajaan merupakan orang-orang yang memiliki keturunan dari langit. Inilah yang menyebabkan banyak aturan lokal dan adat yang ditetapkan pada pengunjung ketika masuk ke Sou Raja. Aturan tersebut berfungsi untuk menjaga kesakralan Banua Oge.
Jika dilihat dari segi arsitektur, bangunan ini merupakan akulturasi dari kebudayaan yang ada di Palu. Tidak hanya satu, namun beragam budaya yang di adaptasi dari kebudayaan masyarakat setempat dan penduduk pendatang. Dengan adanya kebudayaan tersebut, terciptalah Sou Raja di tengah padatnya pemukiman kota.
Karena minimnya edukasi sejarah di Kota Palu, pengunjung dari Sou Raja masih terbatas pada kalangan akademisi. Salah satunya adalah anak sekolah, mahasiswa lintas program studi, sejarawan yang tertarik dengan perkembangan kerajaan Palu, dan juga peneliti.
Umumnya mereka datang untuk melihat secara langsung peninggalan kerajaan Palu tersebut, sekaligus memberikan pendidikan sejarah dan budaya berbasis lokal. Pengunjung bisa langsung masuk setelah melakukan pembelian tiket di dekat lokasi wisata.
Agar Sou Raja tidak terbengkalai begitu saja, merupakan tugas bersama antara pemerintah kota Palu dan staf pariwisata dan cagar budaya setempat untuk mengenalkan tempat wisata ini. Dengan begitu, generasi yang lebih muda bisa mengetahui nilai dan sejarah lokal dari Kerajaan Palu.
Kepemilikan Sou Raja Saat Ini
Seperti yang telah diketahui, Sou Raja dulunya milik keluarga bangsawan kerajaan dan diwariskan secara turun temurun. Pemilik terakhir dari Sou Raja adalah Magau Palu Tjatjo Idjazah, yang merupakan magau terakhir dari Kemaguan Palu. Namun saat itu, Tjatjo Idjazah lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah pribadinya.
Karena Kemagauan dan Kerajaan Palu resmi dibubarkan, maka bangunan tersebut diwariskan kepada Andi Tjatjo Parampasi dan Andi Tase Parampasi. Mereka berdua merupakan anak dari raja Palu sebelumnya, yakni Parampasi. Di tahun 1974, setelah Andi Tjatjo Parampasi mangkat, kepemilikan Sou Raja diserahkan pada Andi Harun Parampasi.
Di tahun 1982, bangunan tersebut kemudian masuk sebagai cagar budaya dan diinventariskan kepada pemerintah. Dilakukan pemugaran untuk merawat bangunan tersebut, sehingga ia terlihat lebih baik. pemugaran dilakukan pada tahun 1991 – 1993. Pada periode tersebut pemugaran dilakukan di dapur dan dinding Sou Raja.
Itulah berbagai hal menarik yang akan Anda temukan ketika mengunjungi Sou Raja di Kota Palu. Selain belajar sejarah, Anda juga bisa melihat indahnya arsitektur bangunan dari masa lampau.