Papua sering disebut sebagai surga yang memiliki aneka ragam budaya yang tercermin dari Rumah Adat Honai yang memiliki ciri khasnya tersendiri. Inilah fakta, fisosofi dan keunikan rumah adat Papua.
Rumah Adat Honai merupakan salah satu dari sekian banyaknya rumah adat yang ada di Papua. Rumah ini biasanya digunakan oleh masyarakat adat yang berdomisili di daerah pegunungan. Pada umumnya, bentuk dari rumah ini tergolong kecil dan mungil, sehingga tampak lebih unik dibandingkan dengan rumah adat lain.
Selain itu, bentuknya yang bundar dan dindingnya yang terbuat dari kayu membuat rumah ini tampak sangat tradisional dan belum tersentuh oleh arsitektur modern pada umumnya. Rumah ada yang satu ini memang sudah ada sejak zaman dahulu, sehingga tidak heran apabila masyarakat adat masih sangat menjaga keaslian desainnya.
Berbeda dengan tipe rumah lainnya, Rumah Adat Honai justru tidak memiliki jendela. Hal tersebut memiliki tujuan agar warga yang tinggal di dalamnya tidak akan terkena hawa dingin yang umumnya sering berada di daerah Lembah Baliem. Tidak hanya itu, rumah adat ini memiliki beragam fakta dan keunikan lain yang begitu memikat.
Fakta Menarik Rumah Adat Honai
Setiap rumah adat yang ada di Indonesia tentunya memiliki fakta dan ciri khasnya masing-masing yang membuat mereka berbeda satu sama lain. Sama halnya dengan Rumah Honai, ada berbagai fakta yang membuatnya begitu unik dan siapapun pasti akan tertarik untuk setidaknya singgah di tempat ini dalam waktu beberapa hari.
1. Berfungsi Demi Pengasapan Mumi
Tidak hanya memiliki fungsi sebagai tempat tinggal saja, namun rumah adat yang satu ini pun juga berfungsi sebagai tempat untuk dilakukannya pengasapan mumi. Kegiatan ini biasanya lebih sering ditemukan di beberapa daerah di mana suku pedalaman Papua berada seperti di Desa Kerulu dan Desa Aikima.
Beberapa warga yang sudah meninggal tidak dikuburkan di dalam tanah, melainkan dijadikan sebagai mumi. Jasad mereka pun diawetkan dengan melalui beberapa proses tertentu, kemudian diasapi di dalam rumah ini. Akan tetapi, jasad yang disakralkan dan diasapi tersebut bukanlah sembarang orang, namun hanya jasad tokoh-tokoh yang penting bagi desa seperti kepala suku.
2. Sebagai Tempat Menyimpan Hasil Ladang
Selain melindungi para penghuninya dari suhu udara dingin dan tetesan air hujan, Rumah Adat Honai memiliki fungsi yang lain dan tidak kalah penting yaitu sebagai tempat untuk menyimpan hasil ladang. Pada saat musim panen telah tiba, para warga akan menyimpan umbi-umbian dan hasil panen yang lain di dalam rumah ini.
Dengan menyimpannya di dalam rumah, maka kualitas hasil panen mereka pun akan tetap berada dalam status yang sama sehingga proses pembusukan pun diperlambat. Selain itu, mereka pun tidak perlu lagi merasa khawatir akan adanya gangguan yang lain seperti pencurian atas sumber pangan tersebut sebab rumah ini cenderung sangat aman.
3. Bahan Utamanya dari Kayu
Rumah adat dari Suku Dani Papua ini menggunakan beberapa jenis kayu sebagai bahan utama untuk membangun rumah. Meskipun bangunan yang dipakai untuk mendirikan bangunan adalah bambu yang sudah dibelah menjadi dua bagian, namun bagian krusial lainnya dibuat dengan menggunakan kayu.
Jenis kayu yang dipakai untuk membangun rumah ini adalah kayu besi, sebab teksturnya yang memang cukup keras sehingga dianggap kokoh untuk menjadi pondasi rumah. Kayu tersebut memiliki fungsi utama yaitu untuk menahan bangunan agar tidak mudah lepas dan juga untuk menjaga keseimbangan dari bentuk bangunan.
4. Bagian Rumah yang Memiliki Fungsi Berbeda
Selain tempat untuk menyimpan hasil ladang dan proses pengasapan mumi, ternyata rumah ini pun juga memiliki beberapa bagian rumah yang memiliki fungsi berbeda meskipun masih dalam lingkungan satu keluarga.
Ada jenis honai yang memang diperuntukkan sebagai warga perempuan yang bernama Ebei. Rumah laki-laki dan perempuan memang dibedakan di dalam rumah adat ini yang memang harus dipatuhi oleh para penghuninya. Selain itu, terdapat pula bagian Wamai yang memiliki fungsi sebagai tempat untuk mengelola hewan ternak atau hewan peliharaan.
5. Membangun Honai Tidak Boleh Sembarangan
Fakta terakhir tentang rumah adat ini yang kemungkinan jarang diketahui adalah proses pembangunannya yang cenderung sulit. Hal tersebut karena hanya laki-laki sajalah yang diperbolehkan untuk membangun rumah adat ini. Selain itu, waktu pembangunannya pun juga harus ditentukan terlebih dahulu setelah direncanakan bersama lelaki lainnya.
Hal ini memiliki maksud agar pembangunan rumah tidak terhambat oleh gangguan apapun, seperti ancaman bencana alam ataupun cuaca yang tak menentu. Tidak hanya itu, penempatan pintu rumahnya pun juga harus diletakkan dan dipatuhi dengan hati-hati. Posisi rumah yang dianggap paling benar adalah dengan menghadap arah matahari tenggelam atau terbit.
Filosofi Rumah Adat Honai
Fakta-fakta menarik di atas tentu saja membuat Rumah Honai tampak begitu unik dan berbeda daripada rumah yang dihuni oleh manusia modern pada umumnya. Selain unik, rumah ini pun juga memiliki berbagai makna filosofi mendalam yang membuat siapapun akan merasa berdecak kagum atas keindahan dan kemewahan sederhana yang ditawarkan oleh rumah ini.
1. Simbol Harga Diri dan Kepribadian
Setiap rumah adat tentunya merupakan simbol yang menunjukkan ciri khas yang dimiliki oleh suku yang menghuninya. Sama halnya dengan rumah ada yang satu ini, mereka pun juga dijadikan sebagai simbol harga diri dan kepribadian bagi para penduduk Suku Dani.
Simbol tersebut harus dijaga oleh para keturunan mereka, sehingga anak cucu mereka pun akan tetap menghargai leluhurnya. Di tengah zaman modern ini, arsitektur tradisional yang diterapkan untuk membangun Honai masih sangat dilestarikan oleh para Suku Dani.
Hal tersebut bertujuan agar para penduduk luar mengidentikkan rumah adat tersebut dengan identitas suku mereka, sehingga mereka pun akan tetap memiliki ciri khasnya tersendiri di tengah gusuran modernisasi.
2. Menyatukan Hati, Tujuan dan Pikiran
Filosofi lain yang melekat di dalam Rumah Adat Papua ini yaitu proses penyatuan yang akan diraih oleh para penghuninya. Tinggal bersama di dalam satu Honai akan membuat penghuninya memiliki satu pemikiran tujuan, dan juga sehati untuk menyelesaikan pekerjaan.
Pada umumnya, satu rumah Honai bisa dihuni oleh 5 sampai 10 orang. Hal ini pun menunjukkan bukti bahwa tinggal di dalam satu rumah tersebut akan terjalin sebuah tali persaudaraan yang erat, dan bukan hanya dari keluarga kandung saja melainkan juga tetangga dan teman-teman terdekat.
3. Memiliki Nilai Untuk Menjaga Persatuan dan Kesatuan
Terakhir, rumah adat ini juga seringkali digunakan sebagai tempat untuk menjaga alat-alat perang bagi para suku adat yang menghuninya. Hal tersebut tentu menjadikan rumah ini memiliki nilai untuk menjaga persatuan dan kesatuan para penduduknya dari orang luar.
Apabila terdapat gangguan dari penduduk luar, mereka pun akan menuju ke rumah ini untuk mengambil senjata perang yang ada dan mengusir para perusuh tersebut. Dengan begitu, persatuan para penduduk yang tinggal di dalam Honai pun akan tetap terjaga sampai seterusnya.
Keunikan yang Dimiliki Rumah Honai
Selain memiliki filosofi yang begitu mendalam, Rumah Adat Honai juga memiliki berbagai keunikan yang begitu memikat. Selain menampung banyak anggota keluarga, arsitektur yang diterapkan untuk membangun rumah ini pun juga sangat unik.
1. Bentuk Rumah Seperti Jamur
Apabila diperhatikan secara sekilas, maka bentuk rumah adat yang satu ini begitu unik sebab bentuk keseluruhannya hampir menyerupai jamur berukuran besar yang berbentuk bundar. Hal tersebut disebabkan oleh atap rumahnya yang dibuat dari tumpukan ilalang dan jerami, sehingga bentuknya memang disengaja dibuat mengerucut ke atas.
Jika dilihat dari udara, maka rumah ini akan tampak terlihat seperti sekumpulan jamur dengan warna cokelat kehitaman yang saling berjajar di sepanjang lembah. Tak heran apabila banyak sekali wisatawan dan pengunjung yang merasa sedikit kebingungan dan kagum dengan bentuk bangunan ini.
2. Asal Mula Nama Honai
Hal yang membuat rumah ini unik tentu ada pada namanya yang begitu menarik. Dilihat dari sejarahnya, rumah ini diambil dari kata husn yang memiliki arti lelaki dan ai yang memiliki arti sebagai rumah. Sama halnya dengan nama tersebut, rumah Honai memang hanya diperuntukkan bagi kaum laki-laki saja.
3. Masih Menggunakan Rumput untuk Alas
Di dalam Rumah Adat Honai, jangan berharap untuk menemukan furnitur modern yang biasa ada di dalam rumah orang masa sekarang seperti kasur. Hal tersebut karena penduduk yang menghuni di dalam rumah adat ini hanya akan menggunakan rumput yang telah dikeringkan terlebih dahulu sebagai alas untuk tidur.
Meskipun terdengar tidak umum, namun rumput tersebut justru akan menjadi alat yang sangat berguna bagi penduduk untuk melawan hawa dingin yang terkadang dapat begitu menyiksa saat malam hari. Rumput tersebut dapat menjaga temperatur udara di dalam rumah agar tetap hangat, sehingga meskipun termasuk sederhana namun juga begitu bermanfaat bagi para penduduk.
4. Tidak Memiliki Jendela
Hal yang membuat rumah tampak begitu unik adalah karena tidak adanya satu pun jendela yang dapat ditemukan di dalam rumah ini. Padahal, pada umumnya jendela merupakan salah satu bagian yang krusial untuk semua rumah sebab jendela berfungsi sebagai alat untuk proses pertukaran udara dari dalam rumah menuju ke luar.
Akan tetapi, lain halnya dengan struktur yang dianut di rumah adat ini. Tidak adanya jendela di segala sisi justru akan membantu para penduduk untuk tetap merasa hangat di malam hari, sebab udara dari gunung memang sangat dingin dan mereka harus bersiap-siap agar tubuh mereka tetap merasa aman di keesokan harinya.
5. Terdiri dari 2 Lantai
Apabila Anda mengira bahwa Rumah Honai ini terdiri atas satu lantai saja karena bentuknya yang memang kecil, maka hal tersebut adalah salah. Meskipun ukurannya memang mungil, namun rumah ini justru terdiri atas dua lantai, yang memiliki volume ruangan cukup luas juga.
Untuk bisa naik menuju lantai atas, Anda dapat naik menggunakan tangga kayu yang sudah tersedia. Tidak hanya itu, rumah ini pun juga dilengkapi oleh adanya perapian karena saking dinginnya iklim dan cuaca yang menyelimuti daerah tersebut.
Itulah dia beberapa informasi mengenai fakta, filosofi, dan juga keunikan dari Rumah Adat Honai. Setiap keunikan tersebut menambah keistimewaan rumah yang harus dilestarikan oleh para suku adat Dani sehingga ketika zaman semakin berkembang menuju modernisasi, nilai dan budaya sisa-sisa peninggalan leluhur tersebut akan tetap ada bahkan dalam waktu yang lama.