Biak salah satu pulau kecil di Papua yang memiliki kaya pesona alam. Tidak hanya objek wisata, Biak juga memiliki beragam jenis oleh-oleh khas yang unik dan menarik untuk dibawa pulang.
Biak menjadi salah satu pulau bagian dari Papua menyimpan berbagai nilai sejarah. Dahulu Pulau Biak masuk dalam wilayah kekuasaan dari Kesultanan Tidore. Selain itu, suku biak pada jaman dahulu terkenal sebagai penjelajah lautan yang tangguh. Suku ini telah menjelajah berbagai lautan dari Jawa, Sulawesi, Maluku sampai Semenanjung Malaka.
Nama “Biak” sendiri memiliki berbagai pendapat mengenai asal mulanya. Mulai dari cerita rakyat mite sampai pendapat beberapa ahli. Pulau Biak terkenal pula akan eksotisnya panorama alam yang belum tersentuh. Tak heran jika berlibur dan mengunjungi wisata wisata di pulau Biak adalah impian dari banyaknya para traveler.
Selain wisata alamnya yang bagaikan surga dunia terdapat pula makanan khas Pulau Biak memiliki rasa lezat menggugah selera. Setelah puas menikmati liburan dari wisata alam sampai wisata kuliner, tentu saja saatnya memikirkan buah tangan untuk dibawa. Oleh-oleh khas yang dibawa harus menggambarkan tentang Pulau Biak agar selalu teringat akan keindahan pulau tersebut.
1. Batik dan T-shirt Khas Papua

Indonesia terkenal akan keanekaragaman kain tradisional yang dimiliki. Kain tradisional tersebut memiliki ciri khas sendiri yang mewakili daerah asalnya. Kain tradisional tersebut dapat berupa sarung, songket, tenun, batik, dan lain-lain. Salah satu kain tradisional dapat ditemui di pulau Biak yaitu Kain Batik
Ketika berlibur ke pulau Biak Papua tentunya tidak lengkap rasanya jika tidak membeli kain batik khas dari Papua. Untuk dapat membeli kain batik ini dapat diperoleh di pasar oleh-oleh kota Biak pada pedagang batik. Pola pada kain batik ini memiliki corak dan warna yang khas. Corak tersebut berupa terumbu karang, bunga sulur, cicak, burung cenderawasih, dan masih banyak lagi.
Sedangkan untuk warnanya didominasi oleh warna-warna cerah seperti oranye, merah, kuning, biru, hijau cerah. Apabila kain batik digunakan sebagai bahan pakaian formal maka terdapat T-shirt khas papua yang dapat digunakan saat kasual. Pada T-shirt tersebut memiliki berbagai gambar dari pesona pemandangan alam papua, patung Karwar, flora dan fauna Papua dan masih banyak lagi.
Oleh-oleh T-shirt ini cocok diberikan kepada anak muda sampai orang dewasa. T-shirt kas dari Papua ini memiliki beragam motif, warna dan tak lupa ukuran yang menyesuaikan ukuran tubuh. Dengan motif desain yang unik dan beragamnya warna, harga dari T-shirt ini pun beragam mulai dari 50-100 ribu rupiah.
Jadi selain membawa pulang kain batik khas Papua dari Biak jangan lupa juga untuk membeli beberapa T-shirt menarik yang dijual disana. Dengan membeli kain batik ataupun T-shirt khas Papua secara tidak langsung membantu juga mempromosikan tentang Papua kepada kerabat terdekat.
2. Sarang Semut

Jika mendengar namanya mungkin akan terasa geli atau takut akan digigit oleh semut. Tenang, sarang semut ini ialah salah satu minuman khas dari Papua. Sarang semut ini ialah tanaman herbal asli dari Papua. Asal namanya berasal dari rupa tanaman yang seolah olah sedang dikerumuni sekawanan semut. Minuman ini diyakini dapat menjadi obat untuk penyakit ringan sampai berat.
Khasiat yang dimiliki ialah seperti mengempeskan benjolan yang timbul pada payudara, mengurangi kadar gula dalam darah, penyakit rematik, Sakit kepala atau migrain, penyakit kanker, mencegah penyakit darah tinggi, meringankan ambien, membuat jantung tetap sehat, antibiotik dan menguatkan metabolisme Banyak sekali manfaat yang diperoleh dari sarang semut ini.
Cara mengkonsumsinya diminum 2x sehari setiap pagi dan sore hari. Bentuk dari sarang semut ini terdapat yang utuh dan bubuk. Takaran dari utuh yaitu segenggam sarang semut untuk 3 gelas air sedangkan untuk bubuk takarannya 2 sendok makan. Cocok untuk diminum dingin atau panas. Oleh-oleh yang cocok sebagai alternatif obat dan suplemen penjaga kesehatan bagi kerabat.
3. Kerajinan Kulit Kayu

Jika berlibur ke Biak tentu saja akan melihat banyaknya pengrajin disana memproduksi kerajinan dari kulit kayu. Kerajinan dari kulit kayu yang memiliki banyak peminat ialah lukisan diatas kulit kayu. Motif yang dilukis unik seperti ikan, tifa, buaya, burung, dan lain-lain. Selain itu dibalik motifnya yang unik terdapat kisah dibaliknya yang terinspirasi dari tradisi, kearifan lokal, dan lain-lain.
Seiring berkembangnya jaman kerajinan kulit kayu tidak hanya dijadikan lukisan saja tapi dapat berupa tas, topi, dan cinderamata yang lain. Kulit kayunya berasal dari kayu Khombouw yang tumbuh di hutan-hutan Papua. Untuk harga yang ditawarkan bervariasi mulai dari harga puluhan ribu sampai ratusan ribu. Harga tersebut tergantung dari jenis produk kerajinan kayu kulit.
4. Patung Karwar

Biak memiliki banyak budaya, salah satunya diekspresikan dalam bentuk patung Karwar. Karwar dalam multibahasa yaitu bahasa biak melambangkan roh atau roh. Patung Karwar ini digunakan sebagai tanda penghormatan terhadap leluhur atau keluarga yang telah meninggal. Mitos masyarakat spesies ini percaya bahwa patung karwar dipercaya membawa berkah.
Hal tersebut karena jika komunikasi yang dijalin dengan para arwah kerabat atau leluhur berjalan dengan baik, maka akan mempengaruhi kehidupan menjadi lebih baik. Jika pada zaman dahulu patung Karwar dianggap sebagai media penghubung dengan para arwah, maka saat ini patung Karwar dianggap sebagai aset budaya masyarakat Biak.
Bentuk dari patung ini yaitu wajahnya menyerupai tengkorak dari para leluhur dan hidung yang besar. Untuk ukuran kepalanya dibuat lebih besar dari ukuran badannya. Posisi dari patungnya dibuat dalam kondisi duduk atau pun berdiri. Bentuk dari patung ini memiliki makna filosofis di dalamnya.
Dengan berbagai makna dan budaya didalamnya tentu saja patung Karwar merupakan salah stau oleh-oleh menarik. Sebagai oleh-oleh yang dibawa pulang untuk dibagikan kepada kerabat terdekat dikemas dalam bentuk mini dengan detail ikat kepala dan koteka. Terdapat juga bentuk lainnya seperti gantungan kunci, pajangan ataupun asbak.
5. Noken

Untuk barang satu ini tentu saja kita tak asing lagi walaupun seringkali tidak mengingat namanya. Tas yang bukan diletakkan di Pundak atau di tangan melainkan di atas kepala ini namanya Noken. Noken ialah tas tradisional berasal dari Papua yang berbahan dasar serat kulit kayu. Pada jaman dahulu masyarakat papua menggunakan noken untuk membawa hasil panen pertanian mereka.
Hasil panen pertanian yang berupa umbi-umbian, sayuran, dan yang lainnya. Hasil panen tersebut dimasukkan dalam noken lalu dibawa dengan kepala menuju ke pasar. Memiliki keunikan dibanding tas yang lain, Noken ini telah didaftarkan ke UNESCO sebagai warisan kebudayaan dunia tak benda yang berasal dari Papua Indonesia.
Tidak hanya digunakan sebagai pembawa barang, tas ini juga memiliki makna didalamnya. Makna tersebut ialah tas ini melambangkan akan kehidupan yang lebih baik, penuh perdamaian, kesuburan di tanah Papua yang akan membawa keberkahan bagi suku-suku disana. Bagi para perempuan Noken ini merupakan lambang dari kedewasaan.
Dengan membuat noken maka hal tersebut membuktikan bahwa perempuan tersebut telah menjadi dewasa. Apabila perempuan tersebut telah berhasil membuat Noken maka selain dianggap dewasa juga telah siap untuk menikah. Untuk harga dari Noken ini relatif terjangkau berkisar antara 25-50 ribu rupiah yang bergantung dari ukuran dan jenisnya.
6. Koteka

Jika berkunjung ke pulau Biak tidak lengkap rasanya jika tidak membeli Koteka yang erat sekali dengan Papua. Koteka ialah pakaian untuk kaum laki-laki di Papua yang berguna untuk menutupi kemaluan. Bahan membuat koteka ialah legenaria siceraria dan kulit labu air. Koteka ini seringkali dijumpai pada masyarakat pegunungan bagian tengah Papua.
Untuk bentuk dan ukuran pada koteka ini bukan dilihat dari status pemakainya akan tetapi dilihat dari kegiatan yang dilakukan penggunanya. Ukuran koteka akan berbeda jika digunakan untuk bekerja ataupun melakukan upacara. Untuk jenis koteka berukuran pendek digunakan pada saat bekerja. Sedangkan untuk ukuran panjang dilengkapi hiasan digunakan pada saat upacara adat.
Seiring berjalannya waktu kepopuleran dari koteka sebagai pakaian ini menurun. Bahkan saat ini penggunaan koteka dilarang digunakan untuk lingkungan umum seperti sekolah, kendaraan umum, dan lainnya. Walaupun penggunaannya dibatasi akan tetapi koteka ini diperbolehkan untuk diperjualbelikan sebagai cinderamata untuk para wisatawan.
Bentuknya yang unik dan asli dari Papua ini dapat menjadi oleh-oleh yang unik untuk diberikan kepada kerabat terdekat. Untuk harganya sendiri terbilang relative terjangkau sekitar puluhan ribu untuk satu buah koteka. Dengan harga relatif terjangkau membuat banyak para wisatawan berbondong-bondong membelinya dan membawa sebagai oleh-oleh.
Itulah rekomendasi oleh-oleh yang bisa dibawa pulang jika berkunjung ke Pulau Biak, Papua. Untuk oleh-oleh tersebut dapat diperoleh di pusat perbelanjaan baik tradisional maupun modern dan berbagai pusat oleh-oleh. Selain itu, di beberapa tempat wisata juga tersedia para pedagang yang menjual oleh-oleh tersebut. Tidak perlu khawatir dengan harganya karena masih cukup terjangkau.