Harga Tiket: Rp 10.000, Jam Operasional: 08.00-22.00 WITA, Alamat: Wawoangi, Kec. Sampolawa, Kab. Buton, Sulawesi Tenggara; Map: Cek Lokasi |
Masih tergolong wisata baru, namun kecantikan alam dari Buton Selatan satu ini nampaknya berhasil menyedot perhatian masyarakat. Bahkan kecantikannya sudah terpancarkan sebelum pemerintah memberikan perhatian khusus para potensi alamnya, yang membuat Pantau La Poili disebut sebagai surga tersembunyi. Lingkungan alamnya yang masih asri, dijamin akan membuat pengunjung betah berlama lama disana. Berikut ulasannya.
Sejarah Pembuatan La Poili, Pantai Cantik nan Menawan
Pada awalnya, desa ini tidak memiliki sedikitpun tempat wisata seperti di daerah lainnya. Namun mereka menyadari bila desa tercintanya diwariskan panorama alam yang begitu menawan hati. Berangkat dari sanalah, kemudian pemerintah yang dibantu oleh masyarakat bergotong royong membuka akses jalan sebagai permulaan. Hanya saja, waktu itu masyarakat masih belum terfikirkan untuk membangun sebuah wisata bahari.
Sebab masyarakat menyadari bila kawasan mereka tidak memiliki pantai pasir putih. Beruntungnya Kepala Desa setempat tidak berfikir demikian, terutama ketika sudah melihat langsung bagaimana keindahan alam yang selama ini masih bersembunyi. Pada akhirnya, Kepada Desa pun meminta dibuatkan desain khusus untuk tempat wisata. Dari hasil desain itulah, muncullah wisata bernama Pantai La Poili.
Dalam pembuatannya sendiri, diperkirakan memakan anggaran pembangunan sekitar 790 juta yang diambil dari dana desa. Tentu saja angka tersebut cukuplah besar, namun juga menandakan betapa seriusnya pemerintah sekitar untuk mewujudkan keinginannya mempunyai destinasi wisata. Tampaknya usaha pembuatan wisata ini pun membuahkan buah yang manis, dan sesuai dengan anggaran yang dikeluarkan.
Kecantikan Pantai dari Desa Wawoangi
Tampaknya pembangunan wisata bahari ini membawa banyak rejeki bagi masyarakat sekitarnya. Bagaimana tidak, Desa Wawoangi memang berjarak sekitar 48 kilometer dari kota Baubau yang berarti tidak terlalu jauh dari pusat kota. Dengan kata lain, desa ini sangat berpotensi dijaidkan sebagai tujuan wisata ketika singgah di kota Baubau. Selain itu, Desa Wawoangi memang kerap dijadikan sebagai tuan rumah penyelenggaraan ritual adat.
Ritual adat yang biasa dilakukan, untuk mengingatkan mereka kembali akan air wasalamata yang telah dititipkan oleh para leluhurnya. Ketika berkunjung ke desa ini, anda bisa menemukan mata air dengan kedalaman sekitar 10 meter dari permukaan air laut. Namun uniknya, air tersebut tidak terasa asin bahkan ketika air laut sedang pasang. Menurut sejarah yang beredar, mata air ini digunakan sebagai wudhu para wali wali Allah sebelum adanya Desa tersebut.
Hal ini menandakan bila desa Wawoangi, memang menyimpan sejumlah potensi untuk mensejahterakan para warganya. Mulai dari wisata sejarah, wisata bahari, hingga wisata kuliner bisa ditemukan dalam satu tempat. Berawal dari sinilah, desa ini pun semakin dikenal yang tentu saja berdampak baik bagi perekomoniman masyarakatnya. Bahkan para pengunjung pun kian bertambah setiap tahunnya, sebagai saksi betapa indah alam yang dimiliki desa tersebut.
Saat tiba di kawasan wisata, pengunjung harus berjalan kaki terlebih dahulu karena area parkir dan lokasi pantainya tidak berdampingan. Beruntungnya rasa lelah selama perjalanan akan terbayarkan ketika melihat keindahan pantainya. Sebelum benar benar sampai di tujuan, pengunjung akan disapa dengan papan besar bertuliskan Master Plan Kawasan Wisata Pantai La Poili yang menandakan perjalanan hampir sampai.
Perjalanan berakhir ditandai dengan terlihatnya bangunan jembatan dari kayu berbentuk lingkaran yang berada di pinggir pantai. Bukan hanya digunakan sebagai jalan setapak semata, namun tak jarang pula dimanfaatkan sebagai sot foto menarik untuk menghasilkan jempretan ciamik. Karena bentuknya memutar, nampaknya bisa memanjakan pengunjung untuk melihat pemandangan secara menyeluruh tanpa ada sudut yang tertinggal.
Tips Mengunjungi Pantai La Poili
Banyaknya wisatawan yang tertarik untuk melihat langsung bagaimana keindahan alam ciptaan Tuhan, untuk masuk ke kawasan wisata saja anda perlu bersabar. Seperti kebanyakan destinasi pada umumya, tempat ini akan dipadati wisatawan ketika akhir pekan maupun musim liburan tiba. Begitu pula ketika di hari biasa, ada saja pengunjung yang menyempatkan diri untuk berkunjung untuk melepaskan penat ataupun sekedar berjalan jalan.
Momen yang paling dinantikan yaitu ketika matahari terbenam. Dengan kata lain, jumlah pengunjung yang datang dikala menuju sore semakin membludak dibandingkan pada jam lainnya. Nampaknya hal tersebut sudah menjadi pemandangan biasa, mengingat betapa cantiknya perpaduan warna langit senja dan semilir angin laut yang khas. Bahkan tak jarang, banyak orang yang rela menunggu momen tersebut untuk kemudian diabadikan.
Jika anda mengamati, semakin sore justru kecantikan alamnya semakin menjadi jadi. Namun ada baiknya menggunakan alas kaki yang nyaman, mengingat medan yang harus ditempuh tidak semulus yang diperkirakan dan bahkan cenderung menurun. Sesampainya di jembatan berbentuk lingkaran ini, jangan lupa untuk tetap waspada dan awasi setiap langkahnya mengingat tidak ada pagar pembatas di sekelilingnya.
Fasilitas yang Tersedia di Pantai La Poili
Wisata cantik satu ini pun mulai digarap pada tahun 2018, dan didesain dengan bentuk lingkaran berdiameter sekitar 236 meter serta lebar jalan setapak sekitar 2 meter lebih. Uniknya, jalan setapak berbentuk lingkaran tersebut dibangun tepat di atas permukaan air laut. Setahun kemudian, Pantai ini pun kembali dipercantik dengan penambahan fasilitas menarik untuk meningkatkan minat masyarakat kembali berkunjung.
Fasilitas tambahan yaitu rumah makan yang didirikan tepat di tengah tengah lingkaran. Sebagai pemanisnya, ditambahkan pula fasilitas berupa gazebo sebagai tempat beristirahat melepaskan penat. Bahkan pemerintah setempat sudah memiliki rencana untuk membangun villa di sekitar tempat wisata ini. Sehingga, dapat memudahkan para wisatawan yang datang dari jauh agar dapat beristirahat lebih nyaman.
Lokasi & Rute Menuju Pantai La Poili
Bagi anda yang tertarik berkunjung ke destinasi wisata ini segera datang ke Desa Wawoangi, Kecamatan Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara. Untuk bisa sampai di lokasi wisata, pengunjung bisa datang menggunakan kendaraan pribadi ataupun menggunakan transportasi umum. Perjalanan yang harus ditempuh pun tak terlalu jauh, mengingat jaraknya yang memang tidak jauh dari pusat kota.
Apabila bertolak dari kota Baubau, setidaknya dibutuhkan waktu 45 menit dengan jarak tempuh sekitar 48 kilometer. Selama perjalanan dijamin tidak adan pernah merasa bosan, karena anda akan disuguhkan dengan pemandangan asri dengan banyaknya pohon rindang di setiap sisinya. Alamnya yang masih terjaga dengan baik, dirasa mampu menyegarkan pandangan dan pikiran bahkan sebelum sampai di tujuan utama.
Bagi pengunjung yang datang dari luar daerah, kadangkala mengeluhkan sulit menemukan tempat yang dimaksudkan. Dalam kondisi tersebut, jangan sungkan untuk bertanya ataupun meminta pertolongan warga setempat untuk membantu. Apabila masih mengalami kesusahan, andalkan saja aplikasi canggih untuk menunjukkan jalur yang harus ditempuh. Sebagai patokannya, pengunjung bisa menemukan banyak sekali kendaraan pribadi tengah terparkir di pinggir jalan.
Destinasi wisata bahari hingga kini masih menyimpan pesona tersendiri bagi para pecintanya. Seperti Pantai cantik yang berada di Buton Selatan satu ini, yang berhasil memanjakan mata pengunjung meski baru saja dibangun. Jangan hanya menumpang kebahagiaan semata, namun ada baiknya jangan membuang sampah sembarangan agar kecantikan alamnya tetap terjaga.