Harga Tiket: Rp 10.000, Jam Operasional: 11.00-18.00 WITA, Alamat: Jl. Jend. Sudirman, Sawerigading, Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan; Map: Cek Lokasi |
Monumen Mandala – Tak hanya memiliki wisata alam yang indah, Sulawesi juga menyimpan wisata sejarah yang tak kalah menarik untuk dijelajahi. Di Sulawesi ada sebuah bangunan yang berdiri kokoh dan bisa dijadikan sebagai destinasi wisata sejarah. Mengenang sejarah bagi Anda dengan keluarga bisa menjadi salah satu cara untuk berwisata sambil belajar. Jika Anda sedang ke Sulawesi tepatnya ke Makassar singgah ke Monumen Mandala yang menjadi pembebasan Irian Barat tentu akan mengasyikkan. Simak ulasan berikut.
Monumen Pembebasan Papua Barat Berdiri Kokoh Di Pusat Kota
Monumen Mandala yang juga dikenal sebagai Monumen Pembabasan Irian Barat ini merupakan salah satu bangunan yang menjadi saksi salah satu sejarah di Indonesia. Peletakkan batu pertama kali dilakukan oleh Menko Polkam saat itu yakni Soesila Sudarman di tanggal 11 Januari 1994. Hingga akhirnya pada 19 Desember 1995 monumen ini diresmikan oleh Presiden Soeharto secara langsung pada masa itu.
Di bangun di atas lahan yang luasnya 1 hektar ini kini banyak dikenal sebagai monumen pembebasana Irian Barat. Tentunya monumen ini menjadi saksi perebutan Irian Barat yang pada saat itu masih dikuasai Belanda. Meskipun Indonesia telah menyatakan kemerdekaannya di tahun 1945. Setelah berjuang selama 20 Tahun akhirnya Irian Barat kembali bergabung menjadi bagian dari NKRI hingga saat ini.
Sejarah panjang ini menjadi latar belakang monumen megah ini di bangun. Pemilihan kota Makassar sendiri di dasarkan karena Makassar menjadi markas pasukan pembebasan Irian Barat. Semua pergerakkan dimulai dari kota ini sehingga membuat Makassar, Sulawesi Selatan dijadikan lokasi pembangun Monumen Mandala. Perjuangan panjang masa itu berhasil membawa Irian Barat kembali ke pangkuan sang ibu pertiwi tepat di Tahun 1962.
Mengintip Sekilas Sejarah Pembebasan Irian Barat
Tidak lengkap rasanya jika hanya mengetahui bahwa monumen pembebasan Irian Barat tiba tiba berdiri tanpa mengetahui sejarahnya. Indonesia memang telah mengusahakan untuk kembali merebut Irian Barat dengan melakukan berbagai perjanjian serta rundingan dengan Belanda. Namun bertahun tahun lamanya segala upaya yang telah ditempuh tidak membuahkan hasil. Sehingga mau tidak mau harus menggunakan cara lain.
Di Tahun 1961, Presiden RI yang pada saat itu Ir. Soekarno menggagas sebuah pergerakan yang disebut dengan Trikora atau Tiga KomAnda Rakyat. Terbentuklah komando Mandala yang saat itu dipimpin langsung oleh panglima Mayor Jendral Soeharto. Komando Mandala ini bertugas untuk menyelenggarakan operasi militer dengan perencanaan dan persiapan sebelumnya, guna untuk merebut kembali Irian Barat ke Bumi Pertiwi.
Perjuangan tersebut tentunya tidak mudah. Indonesia mengorbankan banyak hal mulai dari materi, hingga jiwa raga para pejuangnya. Indonesia tentu saja harus menyediakan peralatan militer mulai dari pesawat, persenjataan hingga kapal untuk mengusir Belanda. Hingga tepat di tahun 1962, Irian Barat kembali ke NKRI. Dan Monumen Mandala ini dijadikan sebagai bukti dan saksi perjuangan Indonesia merebut Irian Barat.
Bangunan Monumen Mandala Artistik dan Mengedukasi
Monumen mandala memiliki ketinggian 75 meter dengan 4 lantai di dalamnya. Untuk menaranya sendiri memiliki ketinggian 62 meter persis seperti tahun dimana Indonesia berhasil membebaskan Irian Barat. Monumen dibangun dengan desain segi tiga yang sama sisinya sebagai simbol Trikora. Ketika Anda mengunjungi Monumen Mandala di bagian bawah Anda bisa melihat relief lidah api yang melambangkan semangat yang berkobar dan tak akan pernah padam.
Tak hanya itu, ada juga patung bambu runcing sebanyak 27 yang digunakan sebagai simbol instrumen perjuangan secara fisik rakyat masa itu. Monumen ini juga dikelilingi dengan kolam yang melambangkan kejernihan dalam berpikir. Ketika Anda mendongakkan kepala ke atas Anda akan melihat harde atau penangkal petir. Harde ini dibuat seakan akan mencapai langit dan melambangkan cita cita tinggi yang akan diraih.
Pada lantai pertama Anda mengambarkan perjuangan pahlawan asli daerah setempat. Di lantai kedua Anda bisa melihat perjuangan pahlawan nasional. Lantai dua juga ada galeri dan ruang pertemuan yang masih difungsikan hingga saat ini. Pihak pengelola bahkan menyewakannya untuk acar seminar maupun pertemuan lainnya. Untuk belakang monumen Anda bisa melihat panggung dengan 3 tribun dan kerap diadakan berbagai pertunjukkan.
Mengunjungi monumen mandala tak hanya akan melihat bangunan megahnya saja. Anda juga bisa melihat relief yang mengelilingi monumen. Relief ini mengambarkan perjuangan, suasana dan juga adegan pada saat itu. Sementara di dalam monumen Anda akan disuguhkan dengan 12 diorama yang menjelaskan momen bersejarah yang letakknya berada di lantai 1. Di lantai 2 juga memiliki 12 diorama yang mengambarkan perebutan Irian Barat.
Meskipun telah berdiri sejak lama, aura perjuangan dan semangat masih bisa Anda rasakan. Jika beruntung Anda bisa naik ke bagian tertingginya dengan mengeluarkan biaya tambahan. Untuk melihat dari menara pengawas Anda hanya harus merogoh kock mulai Rp. 10 ribu, namun hal ini hanya bisa ketika lift berfungsi. Membawa buah hati atau keluarga akan menjadi pengalaman baru untuk menambah wawasan terutama tentang perjuangan bangsa merebut tanah Papua.
Wisata Sejarah Yang Mudah Di Jangkau
Monumen yang menjadi saksi bisu perjuangan pembebesan Irian Barat ini mudah untuk dijangkau. Terletak di Jend. Sudirman, Sawerigading, Kecamatan Ujung Pandang Anda bisa mengaksesnya dengan berbagai kendaraan. Mulai dari kendaraan pribadi hingga kendaraan umum. Letaknya memang strategis sehingga mudah untuk dijangkau untuk Anda menjadikan monumen ini sebagai tujuan wisata sejarah.
Buka mulai pukul 08.00 hingga pukul 17.00 sore tentunya Anda bisa menghabiskan banyak waktu ditempat ini. Biaya masuknya juga terbilang murah, Anda hanya perlu merogoh kocek mulai dari Rp. 10 ribu. Tak hanya bisa melihat bangunannya yang artistik, Anda juga bisa merenungi sejarah bangsa ini. Apalagi meseum adalah jalan lebar untuk membuka wawasan generasi masa kini. Diaroma dan relief akan menceritakan semua perjuangan masa itu.
Tak bisa menampik jika generasi masa kini lebih menyukai mengunjungi mall atau tempat hiburan lainnya. Meseum Mandala berdiri kokoh di tengah tengah pusat perbelanjaan yang selalu padat. Sangat berbeda dengan bangunan tinggi ini, yang dianggap tidak menarik. Padahal meseum Mandala menyimpan banyak sejarah yang bisa direnungi. Mengingat membawa anak anak akan memberikan banyak manfaat terutama bisa membuka wawasannya.
Ketika di Hari Minggu, masyarakat setempat menggunakan Meseum Mandala sebagai lahan untuk Car Free Day. Tak jarang juga dijadikan tempat untuk menyuarakan berbagai aspirasi para mahasiswa ataupun warga setempat. Meseum Mandala juga kerap ada acara seperti seminar maupun pertemuan lainnya. Tak boleh dilupakan juga dibagian belakang juga kerap dijadikan berbagai acara atau pertunjukkan.
Monumen Mandala tak hanya bisa menjadi saksi bisu sejarah, namun ia juga akan mengantarkan kita seakan akan ke dalam lorong waktu. Menjejaki perjuangan pada masa lampau hingga akhirnya Indonesia bisa seperti saat ini. Karena di dalam monumen ini, tak hanya menggambarkan perjuangan pembebasan Irian Barat, namun perlawanan di era kolonial juga ada. Jadi tertarik untuk mengunjungi wisata sejarah satu ini?