Tidak semua daerah memiliki makanan khas dengan bahan utama yang aneh, seperti daging kuda. Apabila Anda tergugah untuk mencicipi berbagai olahan kuda, maka Kabupaten Jeneponto bisa jadi target berlibur.
Berkunjung ke Sulawesi Selatan pasti akan disuguhkan dengan banyak destinasi wisata yang tersedia. Tentunya selain kunjungi wisata baharinya yang masih alami, Anda tidak boleh melewatkan wisata kuliner lokal. Dari sekian banyak kota dan daerah Sulawesi Selatan yang kaya akan kuliner khas, Kota Jeneponto adalah tujuan tepat untuk cicipi makanan lezat nan nyeleneh. Berikut beberapa rekomendasi makanan khas Jeneponto yang dijamin memuaskan dan terjangkau.
1. Coto Kuda Turatea, Makanan Ekstreme Favorit Wisatawan

Dari namanya saja sudah tersirat jika kuliner yang satu ini menggunakan komponen yang tidak lain adalah daging kuda. Jika pada umumnya Coto Makassar dihidangkan dengan daging sapi dan ketupat, namun kuliner ini berbeda. Bahan daging yang tidak umum ini malah dicari karena dipercaya memiliki banyak kasiat kesehatan yang tinggi. Terutama untuk meningkatkan stamina dan vitalitas para kaum adam.
Pada dasarnya pengolahan dan peracikan bumbunya sama dengan Coto Makassar, namun jeroan dan dagingnya adalah 100 persen dari Kuda. Binatang berukuran besar dan memiliki banyak otot ini ditakutkan memiliki tekstur daging yang alot. Namun jika diolah dengan benar, rasa dan juga teksturnya bisa empuk bahkan tidak jauh berbeda dengan daging sapi. Meski saat dikunyah terasa sedikit kenyal, namun daging kuda ini masih tetap lezat.
Kuliner unik ini seakan sudah mendarah daging di masyarakat kota yang juga dijuluki Butta Turatea atau tanah orang atas. Bahkan, makanan yang dulunya dijadikan jamuan tamu kaum bangsawan ini kini sudah banyak dijual di kedai dan rumah makan daerah Jeneponto. Salah satu rumah makan legendaris yang terkenal adalah Warung Coto Turatea Belokallong yang menyediakan santapan coto kuda dengan harga mulai dari 35 ribuan.
Jika Anda berkunjung dan mencoba untuk makan di warung ini, maka akan diberikan banyak pilihan daging atau bagian kuda yang ingin disantap. Menurut pemilik rumah makan, bagian hati dan jantung kuda adalah yang paling banyak diburu pembeli. Jadi jika Anda tertantang untuk mencoba, ada baiknya untuk datang lebih cepat dan mencobanya. Yang jelas kesempatan untuk cicipi olahan daging kuda tidak bisa Anda lewatkan begitu saja.
2. Gantala Jarang, Olahan Kuda Berkhasiat

Ternyata tidak hanya coto yang memiliki komponen bahan dasar berupa daging kuda. Karena daerah Jeneponto ini memang dikenal karena punya banyak kuda, maka ada kuliner lain bernama Gantala jarang yang bikin lidah bergoyang. Jika Anda sudah pernah coba coto Kuda, maka jangan lupa untuk cicipi makanan yang satu ini. Bahkan kuliner yang satu ini banyak ditemukan karena kerap hadir pada acara besar seperti pernikahan, dll.
Sebagai masakan yang banyak dikenal masyarakat, tentunya Anda bisa menemukan banyak penyedia kuliner ini. Mulai dari kedai, warung, hingga rumah makan di Kota ini pun kerap sediakan pilihan olahan masakan unik ini. Yang disebut unik tidak hanya penggunaan daging kuda saja, namun juga dengan racikan bumbu yang sangat sederhana. Kuah Gantala Jarang terbuat dari campuran vetsin, kunyit, garam, dan jarang (kuda).
Meski terdengar sangat sederhana, namun perlu keahlian dan pengalaman khusus dalam mengolah daging kuda. Pasalnya, tekstur daging cenderung lebih keras dari jenis daging ayam atau sapi. Selain itu, perpaduan kuah sederhana membuat rasa daging kuda lebih dominan. Karena itulah, banyak para pencinta kuliner yang ingin coba makanan ini. Jika Anda tertarik, pada umumnya Gantala jarang dijual dengan harga sekitar 25 ribu per porsinya.
3. Sop Konro, Kuliner Dengan Kaldu Tulang Kuda

Rupanya para masyarakat Jeneponto memang suka menyulap kuda menjadi hidangan yang menggiurkan. Selain Gantala Jarang dan Coto Kuda, ternyata masih ada kuliner berbahan kuda yang tidak bisa dilewatkan. Namanya adalah Sop Konro, yang olahannya mirip dengan Coto Kuda namun memiliki lebih banyak bahan sayuran layaknya pecel. Tidak hanya itu, kuahnya terbuat dari kaldu tulang kuda yang pastinya menggugah selera.
Bahan tulang kuda itulah yang menjadi pembeda dan daya tarik tersendiri. Dari bau kaldu kuah dan juga campuran sayurannya pastinya sudah membuat perut keroncongan. Saat dihidangkan, Anda akan disuguhkan dengan semangkuk sop konro ber-topping sayuran seperti bawang, bayam, taoge, dll. Selain itu, Anda tidak akan dapat daging kuda, melainkan tulang kuda yang masih bersum sum dan sedikit daging.
Makanan olahan daging dan tulang kuda ini pada umumnya bisa ditemukan di banyak kedai kota Jeneponto. Karena semakin digemari dan dicari, Anda bisa beli olahan ini dengan harga yang lebih terjangkau. Bahkan baik masyarakat, wisatawan lokal, atau mancanegara bisa coba masakan ini dari Warung Coto Turatea Belokallong. Warung ini menyediakan hampir semua jenis olahan masakan kuda dengan rasa enak dan harga yang lebih terjangkau.
Sayangnya, Sop konro kuda memang tidak selaris gentala jarang atau sepopuler coto kuda. Padahal, olahan yang satu ini juga punya banyak khasiat bagi kesehatan konsumen. Seperti halnya kedua olahan kuda lainnya, sop ini juga disebut sebut memiliki efek positif untuk tingkatkan kejantanan pria, meningkatkan daya tahan tubuh, hingga hindarkan diri dari penyakit tetanus. Yang pasti kesempatan makan daging kuda hanya bisa ditemukan di kota ini.
4. Lammang, Kudapan Beras Ketan Favorit

Apabila Anda singgah di kota ini, pastinya tidak akan asing dengan banyaknya penjual kuliner pinggir jalan yang menawarkan Lemang Bambu. Masakan yang juga dikenal dengan nama Lammang ini adalah salah satu kuliner khas yang kerap diburu pelancong. Bahkan tidak sedikit yang rela membawanya untuk dibawa pulang sebagai oleh oleh. Pada dasarnya lammang ini adalah santapan wajib untuk berbuka saat bulan puasa.
Namun seiring dengan semakin banyak yang tertarik, maka penjual lemang bambu bisa Anda temukan di berbagai lokasi. Salah satunya adalah di pasar Allu Pacceleng. Seperti namanya, kuliner ini dimasak dengan dimasukkan ke dalam potongan bambu terlebih dahulu. Kemudian, bambu bambu tersebut dijajarkan berdiri sedikit miring dengan rapi di atas bara api layaknya sate.
Proses pembakaran ini berlangsung selama 2 jam hingga bambu tampak hitam gosong. Setelah diangkat, bambu akan dibuka dan Anda akan disajikan dengan makanan berbahan dasar beras ketan yang memiliki kandungan santan dan berasa sedikit asin. Kuliner yang termasuk camilan ringan ini pas dinikmati saat masih hangat. Jadi selagi berjalan jalan, tidak afdol jika Anda tidak mencoba Lammang yang hanya dijual sekitar 7 ribuan ini.
5. Kue Tumpi, Kudapan Manis yang kian Langka

Jika Anda mencari masakan yang manis, maka jangan sampai lupa untuk cicipi kue Tumpi. Camilan khas Jeneponto ini adalah salah satu masakan wajib yang harus dicoba oleh setiap pelancong yang datang. Rasanya yang manis membuatnya menjadi oleh oleh andalan untuk menemani perjalanan pulang. Bentuk dari kue ini pada umumnya adalah sedikit bulat dan juga memiliki bentuk segitiga. Ukurannya cukup besar, sehingga pas untuk camilan.
Kue dengan bahan dasar tepung dan gula merah ini dibuat dengan metode masak tradisional. Pada umumnya, kudapan manis ini lebih banyak digunakan sebagai sajian menu camilan untuk acara besar. Seperti contohnya adalah upacara kematian dan acara pernikahan warga sekitar. Hal ini menjadikannya salah satu alasan mengapa makanan khas ini harus Anda coba.
Namun sayangnya, Kue tumpi ini sudah cukup sulit untuk ditemukan. Bahkan jika Anda beruntung, ada segelintir orang atau penjual kue tradisional di pasar yang menjualnya. Yang jelas makanan ini harus Anda coba selagi berada di Sulawesi Selatan. Ada baiknya Anda berkunjung ke pasar tradisional atau tempat jual oleh-oleh, untuk menemukan makanan khas yang kian punah ini.
6. Bannang- Bannang, Camilan Manis Renyah

Tidak jauh berbeda dengan kue Tumpi, Bannang Bannang merupakan salah satu jajanan manis yang harus dicoba. Secara garis besar, kudapan khas Jenponto ini memiliki bentuk menyerupai lilitan benang. Dari situlah namanya berasal, Bannang dalam bahasa Indonesia berarti benang. Kue tradisional yang terbuat dari tepung dan gula merah ini memiliki rasa yang sama persis dengan Kue Tumpi.
Rasanya manis dan terasa lebih gurih karena model kue yang tampak tipis. Jajanan tradisional ini dibuat dengan cara yang unik, yaitu dengan menggunakan batok kelapa yang sudah dilubangi dan diletakkan di atas wajan yang panas. Setelah beberapa menit proses bakar, Bannang – bannang akan menghasilkan bentuk seperti belitan benang. Jika Anda ingin mencoba, maka Anda harus kunjungi pasar atau pusat oleh oleh terdekat.
Itulah deretan makanan khas dari Jeneponto yang paling sering diburu oleh para wisatawan. Rasa dan juga komponen yang tidak wajar, menjadi daya tarik tersendiri yang mampu membuat para pelancong penasaran. Jika Anda adalah salah satunya, maka sempatkan diri untuk mengunjungi rumah makan yang sediakan kuliner tersebut selagi berada di Sulawesi Selatan. Jadi sudah siapkah Anda dengan jadwal jelajah kuliner di Jeneponto?