Suku Kajang adalah salah satu suku yang ada di Bulukumba, Sulawesi Selatan. Terkenal dengan hukum adatnya yang kental, pakaian serba hitam dan alam yang luar biasa menjadikan Kawasan Adat Ammatoa Kajang pilihan wisata budaya yang tepat.
Harga Tiket: Rp 10.000, Jam Operasional: 08.00-18.00 WITA, Alamat: Kec. Kajang, Kab. Bulukumba, Sulawesi Selatan; Map: Cek Lokasi |
Kawasan Adat Ammatoa Kajang tidak hanya menjadi perhatian masyarakat Indonesia, tetapi juga menjadi perhatian masyarakat dunia. Bagaimana penduduk kawasan adat tersebut bisa hidup berdampingan dan merawat alam dengan baik menjadi sorotan yang menarik.
Tempat yang berada 58 km dari Tanjung Bira ini sangat menjunjung adat dimana wisatawan diwajibkan untuk berpakaian serba hitam, tidak beralas kaki, dan tidak menggunakan peralatan elektronik. Hal itu berkaitan erat dengan filosofi sederhana yang dianut oleh masyarakat Ammatoa Kajang.
Tidak hanya wisata adatnya yang menonjol, bahkan banyak wisatawan yang datang karena ingin menyaksikan langsung keindahan alam serta berbagai ritual adatnya. Keindahan alamnya yang luar biasa membuat pengunjung betah berlama-lama berada di desa. Ritual adat yang berkaitan dengan hal-hal mistis juga menjadi hal menarik yang disukai wisatawan.
Daya Tarik yang Dimiliki Kawasan Adat Ammatoa Kajang

Keindahan alamnya bukanlah satu-satunya hal yang menarik para wisatawan untuk datang ke Kawasan Adat Ammatoa Kajang. Banyak hal menarik yang membuat para pelancong dari dalam maupun mancanegara untuk berbondong-bondong datang ke daerah adat ini.
✦ Keberagaman Kekayaan Hayati
Menekankan budaya dan adat daerah, wisatawan akan melihat keberagaman tanaman yang masyarakat gunakan sebagai sumber penghasilan sehari-hari. Keanekaragaman itu tidak hanya berasal dari hutan yang sudah lama dijaga oleh warga desa tetapi dari tanaman seperti padi, jagung, ubi-ubian, rempah, buah-buahan dan karet yang ditanam di sekitar desa.
✦ Kekentalan Adatnya
Kekentalan adat terlihat dari bagaimana desa masih memberlakukan pemerintahan khusus daerah, melakukan ritual-ritual adat, menjadikan Ammatoa sebagai pemimpin tertinggi adat Kanjang, pemakaian pakaian serba hitam, tidak adanya listrik di bagian dalam Kajang, serta tidak diperbolehkannya pemakaian alas kaki.
✦ Memiliki Sejarah Panjang
Untuk generasi muda yang begitu mengikuti perkembangan zaman, berkunjung ke daerah ini merupakan pilihan yang pas mengingat kawasan adat ini yang sudah ada sejak zaman dahulu masih mampu bertahan hingga sekarang dan masih menjaga berbagai hal warisan nenek moyang mereka.
✦ Kegiatan Menarik yang Berbau Mistis
Bagi para wisatawan yang tertarik dengan hal mistis atau klenik berwisata ke kawasan ini pasti akan menjadi pengalaman tidak terlupa. Kawasan Adat Ammatoa Kajang masih menjalankan berbagai ritual kepercayaan leluhur serta dikenal berdampingan erat dengan hal-hal berbau sihir. Bahkan peraturan adat dan pemilihan Ammatoa disini berkaitan dengan hal mistis.
✦ Lokasi yang Dekat Dengan Alam
Adat yang mengharuskan masyarakat untuk hidup dan menjaga alam sekitar membuat kawasan adat ini begitu asri dan terawat. Wisatawan akan disuguhkan dengan pemandangan alam yang luar biasa di sekitar desa.
✦ Merasakan Aktivitas yang Jauh Dari Hiruk-Pikuk Perkotaan
Desa adat yang terkenal hingga mancanegara ini akan membuat wisatawan merasakan aktivitas yang benar-benar berbeda dari pilihan wisata lain. Hal itu dikarenakan peraturan pelarangan alat elektronik yang ada di lingkungan adat sehingga Anda akan merasakan ketenangan dan kedamaian ketika hidup berdampingan dengan alam.
✦ Keunikan Budaya Kajang yang Masih Diterapkan Penduduk
Penduduk desa di daerah Kawasan Adat Ammatoa Kajang tidak hanya memegang adat atau peraturan daerah yang diterapkan oleh leluhur mereka. Budaya yang sudah diwariskan sejak jaman dahulu juga masih memegang peran penting dalam kegiatan sehari-hari.
Alamat, Rute Lokasi dan Tiket Masuk

Terkenal dengan kekentalan adat dan budayanya, Kawasan Adat ini berlokasi di Desa Tana Toa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Desa adat ini dibagi menjadi dua bagian yaitu Kajang luar dan Kajang dalam. Bagian wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan adalah bagian Kajang dalam.
Daerah Kawasan Adat Ammatoa Kajang berada 200 km dari timur Kota Makassar serta berjarak 56 km dari Kota Bulukumba, Sulawesi Selatan. Dari Kota Makassar hingga ke Bulukumba, Anda akan memakan waktu 3-5 jam perjalanan. Perjalanannya sendiri dari Bulukumba sampai ke gerbang masuk desa hanya memakan waktu kira-kira sekitar satu jam.
Anda tidak perlu khawatir karena rute perjalanannya sudah cukup bagus dan beraspal. Bahkan wisatawan dapat menyewa angkutan antar daerah dari terminal Mallengkeri, Makassar jika tidak ingin membawa kendaraan ke daerah tersebut.
Setelah itu wisatawan perlu meminta izin ke Kepala Desa Tanah Toa untuk berkunjung ke bagian Kajang dalam. Di bagian pintu masuk wisatawan dapat menitipkan kendaraan. Kemudian Anda diharuskan mengisi buku tamu serta menyewa pakaian berwarna serba hitam dan diminta untuk menaati aturan adat yang berlaku di kawasan adat ini.
Jika sudah mengantongi izin dan mengetahui peraturan adat daerah, wisatawan dapat berkunjung ke bagian Kajang dalam dengan berjalan kaki sejauh 1 km. Untuk berkunjung wisatawan tidak diperkenankan menggunakan kendaraan, membawa alat elektronik, memotret bagian tertentu serta hanya boleh mengenakan pakaian serba hitam tadi.
Kawasan Adat Ammatoa Kajang terbuka untuk pengunjung setiap hari Minggu sampai hari Sabtu, dari pukul 08.00 pagi sampai 18.00 sore waktu setempat. Untuk berkunjung wisatawan hanya perlu mengeluarkan biaya tiket masuk sebesar Rp 10.000,- dan biaya untuk menyewa pakaian hitam, namun penyewaan pakaian hitam ini tidaklah wajib dan hanya Anda lakukan jika Anda tidak membawa setelan berwarna hitam saja.
Kegiatan yang Menarik Dilakukan

1. Mendapat Pengalaman Spiritual dari Ammatoa
Wisatawan yang datang akan mendapat kesempatan untuk berbicara dengan Ammatoa, sebutan untuk pemimpin tertinggi kawasan adat ini. Dengan syarat tidak memotret lingkungan tinggal dan keluarga serta Ammatoa itu sendiri, Anda dapat berbicara dan mendapat berbagai petuah dan pelajaran spiritual dari beliau.
Banyak wisatawan yang datang dan mengungkapkan bahwa pelajaran yang didapat dari Ammatoa merupakan pengalaman yang paling berharga yang tidak dapat digantikan di tempat manapun.
2. Berpakaian Serba Hitam
Keunikan dari Kawasan Adat Ammatoa Kajang adalah masyarakatnya yang hanya menggunakan pakaian berwarna hitam, dan hal tersebut juga diberlakukan untuk Anda yang menjadi wisatawan daerah adat tersebut.
Untuk pria biasanya akan mengenakan songkok/ passapu dan baju, kemudian akan dipasangkan dengan celana panjang atau sarung. Sementara untuk wanita menggunakan baju, sarung, dan diperbolehkan memakai cadar.
3. Merasakan Kehidupan Masyarakat dan Belajar Hidup Sederhana
Anda dapat melihat dan tinggal untuk merasakan bagaimana kehidupan masyarakat lokal daerah. Mulai dari tempat tinggal mereka yang memiliki bentuk khas yang sama dan masih terbuat dari kayu, cara mereka menyimpan hasil panen di paja atau lantai atas rumah yang dijadikan gudang penyimpanan, dan bercocok tanam untuk kehidupan sehari-hari.
Anda akan mempelajari kamase-mase, yaitu gaya hidup, tingkah laku, dan tutur kata yang sederhana, jujur serta selalu berserah diri pada Tuhan. Salah satu contoh kecil penerapannya adalah bagaimana Anda harus berjalan kaki untuk bepergian di desa, atau pada kesempatan tertentu dapat menggunakan kuda, serta menenun kain untuk kebutuhan pakaian masyarakat.
4. Terapi Dari Kecanduan Teknologi
Dikarenakan peraturan adat di desa yang tidak memperbolehkan listrik masuk, wisatawan tidak diperkenankan membawa berbagai macam alat elektronik. Hal itu dapat membantu Anda yang ingin mengurangi pemakaian gadget dan ketergantungan diri dengan berbagai teknologi.
Anda akan diajarkan bahwa kehidupan akan tetap berjalan dengan menyenangkan bahkan tanpa keterlibatan teknologi sekalipun.
5. Belajar Bahasa dan Musik Daerah
Anda akan mendapat kesempatan untuk belajar Bahasa Makassar berdialek Konjo yang digunakan oleh masyarakat setempat. Selain itu di upacara adat tertentu wisatawan dapat melihat alat musik basing, yaitu alat musik tiup yang berbentuk seperti suling akan digunakan sebagai pengiring.
6. Belajar Menghargai Pemberian Alam Sekitar
Hukum adat di kawasan ini begitu ketat terutama jika berkaitan dengan alam. Pemotongan pohon tanpa izinpun bisa mendapat denda sekitar satu juta rupiah dan denda adat. Ketatnya hukum yang masih berlaku hingga saat ini tersebut terbukti mampu membuat alam sekitar desa lestari.
Kedekatan masyarakat dalam kawasan adat dengan alam akan membuat wisatawan belajar mengenai perlunya menjaga keseimbangan alam dan kehidupan manusia.
Fasilitas Wisata yang Tersedia

Kepala desa menyediakan berbagai fasilitas untuk wisatawan yang sebagian besar terdapat di daerah luar Kajang atau di pintu masuk desa. Wisatawan dapat menyewa berbagai atribut pakaian berwarna hitam, sarung dan artribut lain disana.
Di pintu masuk desa pula terdapat lahan parkir untuk menitipkan kendaraan Anda, karena kendaraan tidak diperkenankan masuk ke dalam desa. Anda juga dapat menginap di tempat yang sudah disediakan, tetapi jangan lupa untuk melakukan hal tersebut Anda harus meminta izin dari kepala desa.
Ada berbagai hal menarik yang dapat dilakukan di Kawasan Adat Ammatoa Kajang yang wajib Anda coba. Tempatnya yang mudah dijangkau serta fasilitasnya yang sangat khas dengan kelokalan daerah akan membuat kegiatan selama liburan menjadi semakin menyenangkan.