Hutan Lambusango merupakan kawasan konservasi di Kabupaten Buton, sekaligus menjadi objek wisata yang kaya pesona alam. Hutan ini terbagi menjadi Cagar Alam Kakenauwe dan Suaka Marga Satwa Lambusango.
Harga Tiket: -, Jam Operasional: 24 Jam, Alamat: Wakangka, Kec. Kapontori, Kab. Buton, Sulawesi Tenggara; Map: Cek Lokasi |
Hutan Lambusango merupakan salah satu kawasan wisata alam yang didominasi oleh kawasan hutan. Di dalam hutan tersebut banyak terdapat beranekaragam satwa liar endemik yang langka serta berbagai jenis burung yang hidup disana. Satwa liar endemik dan langka yang dapat ditemukan di hutan ini antara lain kera hitam Sulawesi, kuskus, macaque, anoa, hingga tarsius.
Hutan yang berada di Pulau Buton ini sering dikunjungi oleh wisatawan asal Inggris. Selain itu, hutan tersebut juga sering dikunjungi oleh wisatawan dalam negeri untuk melakukan pengamatan terhadap berbagai macam jenis burung serta satwa liar endemik. Sehingga hutan satu ini cocok digunakan sebagai pusat riset atau penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari dalam dan luar negeri.
Kawasan Hutan Lambusango kurang mendapatkan perhatian terutama dalam hal pendidikan. Padahal, potensi wisata alam di hutan tersebut sangatlah besar, apalagi hutan ini mempunyai keanekaragaman jenis burung dan satwa liar endemik yang sangat perlu untuk dikelola dan dijadikan pembelajaran untuk sumber ilmu pengetahuan alam dari mulai PAUD sampai perguruan tinggi.
Daya Tarik yang Dimiliki Hutan Lambusango
Ketika berkunjung kesana, suasana yang akan menyambut Anda masih sangat alami. Suara kicauan burung di antara rerimbunan pepohonan dan suara hewan-hewan lain yang berada di dalam hutan seakan memberikan isyarat bahwa penghuni hutan sangat bergembira dengan keadaannya karena tidak ada penebangan pohon maupun pencemaran lingkungan yang terjadi di kawasan hutan ini.
1. Kawasan Konservasi Alam
Hutan yang memiliki luas 65.000 hektar ini apabila dilihat dari status kawasannya, 28 ribu hektar di antaranya merupakan kawasan konservasi alam yang terdiri dari Suaka Marga Satwa Lambusango dan Cagar Alam Kakenauwe. Sisanya merupakan kawasan hutan produksi dan hutan lindung.
2. Banyak Satwa Endemik yang Langka
Suasana alami disuguhkan oleh hutan ini ketika Anda memasukinya. Selain suasana alaminya, hutan ini juga berisikan banyak satwa endemic yang langka. Terdapat sekitar 120 spesies burung yang ada di hutan ini, yang mana 36 jenisnya merupakan endemic Sulawesi. Ada pula satwa endemik lain seperti anoa, kuskus, tarsius, hingga monyet ochreata brunescens.
3. Mitos Bisa Bertemu Hal-Hal Ajaib di Dalam Hutan
Daya tarik Hutan Lambusango juga karena adanya mitos yang katanya wisatawan bisa bertemu hal-hal ajaib di dalam hutan. Hal tersebut disampaikan oleh salah seorang penduduk Desa Lambusango. Namun, terjadi atau tidaknya hal-hal ajaib tersebut tergantung dengan niat wisatawan yang berkunjung.
Katanya, jika ada wisatawan yang mengharapkan emas dengan niat baik supaya perekonomian keluarga dapat terbantu, maka di dalam hutan akan menemukan emas. Sumber lain mengatakan bahwa jika wisatawan berniat baik, maka di dalam hutan akan melihat masjid. Sedangkan jika berniat buruk, maka wisatawan tersebut tidak mendapatkan hal baik apapun.
4. Perpustakaan Hidup
Hutan ini disebut sebagai perpustakaan hidup karena mampu merekam berbagai peristiwa alam seperti obat-obatan tradisional, perubahan iklim, potensi sumber daya, hingga potensi hewan langka. Dengan adanya hewan-hewan langka, maka kawasan hutan ini sangat dijaga kealamiannya dan dijadikan warisan leluhur.
5. Dikenal Sebagai ‘Hutannya Orang Inggris’
Hutan tersebut lebih banyak dikunjungi wisatawan mancanegara asal Inggris daripada wisatawan asli Indonesia. Setiap tahunnya, ada sekitar 300-600 wisatawan asal Inggris yang berkunjung ke hutan ini melalui Operation Wallacea. Para wisatawan asing tersebut camping di hutan ini sampai satu minggu demi bisa mempelajari hewan endemik yang ada disana.
Alamat dan Rute Menuju Lokasi Hutan
Wisata alam berupa kawasan hutan ini berada di Sulawesi Tenggara, tepatnya di daerah Buton. Secara administratif, hutan tersebut mencakup beberapa kecamatan yaitu Wolowa, Pasarwajo, Siontapina, Kapontori, Lasalimu, dan Lasalimu Selatan. Lokasi hutan berjarak 50.69 km jika ditempuh dari Muna, 24.77 km jika ditempuh dari Kota Bau-Bau, dan 9.07 km jika ditempuh dari Buton.
Terdapat jalur udara dan jalur laut yang bisa Anda tempuh untuk menuju ke hutan yang dimulai dari Kota Kendari atau Kabupaten Konawe. Apabila Anda memilih jalur udara, maka Anda bisa menggunakan pesawat perintis dengan pendaratan di Bandara Walter Monginsidi. Bandara tersebut terletak di Sulawesi Tenggara, tepatnya di Kabupaten Konawe.
Setelah itu, Anda bisa melanjutkan perjalanan melalui jalur darat menggunakan mobil dengan waktu tempuh perjalanan sekitar 1 jam. Namun sangat disayangkan, karena hutan ini kurang mendapatkan perhatian, maka sepanjang perjalanan belum ditemukan banyak papan penunjuk jalan untuk menuju ke lokasi hutan.
Apabila Anda memilih jalur laut, Anda bisa menggunakan kapal laut yang berlabuh di Pelabuhan Nusantara yang terletak di Kota Kendari. Kemudian, dari Pelabuhan tersebut Anda bisa melanjutkan perjalanan ke Kota Bau-Bau menggunakan jalur darat dengan waktu tempuh perjalanan sekitar 4 jam. Setelah itu, Anda bisa melanjutkan perjalanan ke hutan menggunakan mobil sekitar 1 jam.
Selain menggunakan mobil, Anda juga bisa melanjutkan perjalanan menuju ke hutan melalui jalur laut dengan memulainya dari Pelabuhan yang berada di Bau-bau menggunakan transportasi speedboat dengan waktu tempuh perjalanan sekitar 2 jam.
Harga Tiket Masuk Wisata Alam
Karena merupakan kawasan konservatif, maka untuk bisa masuk ke hutan ini, Anda harus mempunyai surat izin masuk kawasan tersebut. Surat izin yang dimaksud bisa Anda peroleh dengan mengurusnya terlebih dahulu di kantor Sub Balai KSDA di Sulawesi Tenggara, tepatnya di Kota Kendari atau Sub Seksi Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) yang terletak di Kota Bau-Bau, tepatnya di daerah Buton.
Para wisatawan yang telah memiliki surat izin bisa menginap di kawasan hutan dengan menggunakan labundo-bundo. Labundo-bundo adalah tempat penginapan sementara yang khusus didirikan untuk para peneliti dan para pengunjung. Tempat penginapan sementara tersebut didirikan secara khusus oleh pengelola hutan.
Jika ingin menginap di dalam hutan, Anda harus menyiapkan segala kebutuhan Anda sendiri termasuk makanan dan minuman karena akan sulit menemukan warung makan di sekitar hutan. Namun jika tidak ingin menginap di dalam hutan, Anda juga bisa menginap di penginapan yang lebih memadai di sekitar Kota Bau-Bau.
Di depan hutan hanya terdapat gapura yang bertuliskan ‘Selamat Datang di Hutan Lambusango’ saja, tidak ditemukan papan informasi sama sekali. Saat memasuki hutan, Anda akan melalui jalur trekking dengan jalanan aspal. Jika ingin masuk ke dalam hutan dan melihat berbagai satwa disana tidak bisa sembarangan.
Berbagai satwa di dalam hutan tersebut lebih banyak yang aktif saat malam hari. Sehingga untuk melihat satwa-satwa tersebut, Anda harus melalui jalur trekking dan diharuskan bermalam di dalam hutan lebih dari dua hari. Pengelola hutan ini memang sengaja tidak membuat papan informasi karena hutan tersebut memang dijaga keasliannya.
Kegiatan yang Menarik Dilakukan
Melakukan Trekking ke Dalam Hutan Lambusango Buton
Bagi Anda wisatawan yang masih awam dengan kawasan wisata ini, Anda bisa meminta penduduk lokal atau guide untuk membantu Anda masuk ke dalam hutan. Anda bisa melakukan trekking saat menjelang malam atau sebelum pagi supaya bisa melihat hewan-hewan endemik nocturnal yang ada disana.
Bermalam di Dalam Hutan
Jika Anda sudah memiliki surat izin untuk masuk kawasan Hutan Lambusango, Anda bisa menginap di Labundo-bundo yang telah disiapkan oleh pihak pengelola hutan. Anda diharuskan membawa segala keperluan dan kebutuhan terutama makanan dan minuman karena di sekitar hutan tidak ada warung makan yang bisa Anda datangi.
Melihat dan Mempelajari Beranekaragam Hewan Endemik
Beragam hewan endemik biasanya akan menampakkan diri saat menjelang malam atau sebelum pagi. Saat mereka menampakkan diri, hendaknya Anda tetap tenang dan usahakan jangan mengganggu mereka dengan mendekatinya. Anda bisa mempelajari keberagaman hewan endemik tersebut dengan mencatat ciri-cirinya dan memfotonya.
Menggali Informasi Seputar Hewan Endemik Kepada Guide
Anda bisa menanyakan informasi apapun seputar hewan-hewan endemic kepada guide yang menemani Anda menjelajah hutan. Dengan begitu, Anda bisa mengetahui kapan waktu yang tepat untuk melihat hewan-hewan endemik tersebut saat menampakkan diri. Jangan sampai menyesal karena tidak bertemu dengan hewan endemik saat berada disana.
Fasilitas Wisata yang Tersedia
Belum banyak fasilitas yang memadai yang ada di dalam hutan. Namun pihak pengelola sudah menyiapkan penginapan sementara bernama Labundo-bundo. Anda bisa menggunakan fasilitas berupa penginapan sementara tersebut jika berencana ingin menginap di dalam hutan. Ada juga fasilitas berupa pemandu wisata atau guide maupun penduduk lokal untuk menemani Anda eksplor.
Hutan konservatif ini cocok Anda kunjungi jika Anda ingin melihat keberagaman flora dan fauna yang ada di dalam hutan. Namun jangan lupa untuk mengurus surat ijin masuk kawasan hutan sebelum Anda berkunjung kesana. Persiapkan juga fisik yang sehat, segala peralatan dan kebutuhan yang akan Anda gunakan ketika berada di dalam Hutan Lambusango terutama makanan dan minuman.