Harga Tiket: Gratis, Jam Operasional: 07.00-17.00 WITA, Alamat: Kecamatan Bitung Utara, Kota Bitung, Sulawesi Utara; Map: Cek Lokasi |
Menginjakkan kaki di Sulawesi, anda pun tak hanya akan disuguhkan dengan pemandangan bawah lautnya yang menawan. Selain Bunaken yang menjadi salah satu rumah dari biota laut, maka anda pun juga perlu berjalan dan berkunjung ke Bitung, Sulawesi Utara. Dimana terdapat salah satu cagar alam belantara yang berada di Gunung Tangkoko. Hewan apa saja yang menghuni cagar alam tersebut? Anda pun bisa menyimak ulasannya berikut ini.
Mengenal Lebih Dekat Cagar Alam Gunung Tangkoko
Bagi anda yang sedang melakukan perjalanan wisata menuju daerah Sulawesi Utara, pastikan anda untuk mampir dan mengunjungi salah satu cagar alam yang ada di Gunung Tangkoko. Untuk bisa sampai ke tempat satu ini, maka anda pun perlu untuk melakukan perjalanan menuju Kotamadya Bitung yang berada di Sulawesi Utara. Untuk jalan yang harus anda tempuh hingga sampai ke cagar wisata ini pun cukup berliku.
Dimana nantinya anda pun harus melewati jalanan yang menajak dan juga melalui beberapa kawasan hutan. Akan tetapi anda pun tak perlu khawatir, pasalnya anda akan mendapatkan udara yang segar ketika memasuki kawasan wisata satu ini. Jika anda berangkat dari kota Manado dengan mengendarai sebuah mobil, maka anda pun nantinya akan memerlukan waktu sekitar satu jam untuk bisa sampai ke tempat satu ini.
Kawasan satu ini pun memiliki banyak sekali keragaman hayati yang bisa anda temukan ketika memasuki wilayah ini. Berbagai macam flora pun bisa anda jumpai, sebut saja seperti kantong semar, edelweis, nantu dan juga aras maupun pohon beringin. Selain itu, anda pun juga akan menemukan berbagai macam binatang lainnya yang mendiami tempat satu ini,
Berbagai satwa tersebut diantaranya adalah seperti musang coklat, elang laut, maleo, rangkong, tarsius, kuskus, dan juga rusa juga dapat dengan mudah untuk anda temukan di tempat satu ini. Warga sekitar pun nantinya akan senang hati untuk mengantar anda mengelilingi cagar alam satu ini sembari menjelaskan dan berperan sebagai pemandu. Untuk anda yang ingin mengunjungi untuk pertama kali, maka anda pun sebaiknya perlu untuk bertanya kepada penduduk sekitar.
Pasalnya ketika anda berada di jalanan menuju ke tempat satu ini, maka anda pun akan mendapati minimya petunjuk yang akan mengarahkan ke tempat cagar alam tersebut. Untuk petunjuk jalannya sendiri hanyalah dirulas dengan sebuah kertas yang dipaku pada sebuah pohon. Sehingga tak heran banyak orang yang kerap kali tersesat ketika sedang melakukan perjalanan menuju cagar alam yang memiliki luas sebesar 3.195 hektar ini.
Cagar alam satu ini pun juga berbatas langsung dengan Cagar Alam Gunung Duasudara. Untuk anda yang ingin mencapai cagar alam satu ini, maka anda pun memang butuh usaha yang lebih untuk bisa sampai ke tempat satu ini. Pasalnya, lokasi yang cukup tersembunyi ini akan membuat anda harus bertanya kepada penduduk lokal seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Meskipun tempat ini sangat terpencil, akan tetapi Cagar alam Tangkooko ini pun telah banyak diketahui oleh para penyuka wisata alam dan juga para peneliti. Hal ini terbukti, ketika Alfred Russel Wallace pun di tahun 1861 telah mengunjugi dan menemukan spesies babirusa dan maleo. Akan tetaoi sejak tahun 1915, spesies maleo pun sudah tak bisa untuk anda temukan di tempat ini lagi. Hal ini dikarenakan adanya eksploitasi yang dilakukan oleh penduduk, mendesak maleo untuk masuk ke pedalaman.
Lebih Dekat Dengan Satwa Endemik, Monyet Yaki
Monyet wolai atau yang sering dikenal dengan sebutan Yaki merupaakn salah satu monyet hitam yang berasal dari Sulawesi Utara. Untuk jumlah keseluruhan di dunia yakni terdapat 23 spesies macaca. Dimana 7 diantaranya merupakan spesies yang ada di Sulawesi. Untuk macaca nigra ini hanya terdapat di Sulawesi Utara dan berada di Cagar Alam Gunung Tangkoko. Satwa satu ini pun memiliki tubuh hitam dan juga mempunyai rambut jambul di atas kepalanya.
Untuk ciri khas selanjutnya yang perlu untuk anda ketahui adalah memiliki pantat yang berwarna merah muda. Selain itu, Yaki ini pun juga memiliki keunikan lainnya yakni mempunyai moncong yang lebih menonjol dan juga kulit yang berada di sekitar penis berwarna merah muda. Untuk yang berjenis kelamin bertina, maka anda memiliki pantat berwarna merah menyala yang sangat mencolok.
Yaki ini merupakan salah satu binatang yang tersebar di hutan lindung dan juga hutan primer di Sulawesi Utara. Akan tetapi, anda pun nantinya akan banyak menemuinya di Cagar Alam Tangkoko. Akan tetapi, sayangnya populasi dari hewan bernama Yaki ini, tiap tahun mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan banyak diburu oleh masyarakat dan Yaki pun relatif sering untuk turun ke pemukiman warga karena mencari makanan.
Yaki sendiri merupakan hewan yang mengonsumsi daun dan juga ular. Akan tetapi, sebagian besar makanannya adalah buah buahan, tikus dan juga erau. Ketika musim reproduksi tiba, Yaki betina sering kali untuk hamil pada bulan Juli hingga Desember. Sehingga nantinya akan melahirkan pada musim yang paling tinggi yakni di bulan Maret hingga April.
Hal tersebut dikarenakan apabila curah hujan sedang tinggi, maka Yaki pun akan cenderung lebih sering untuk melahirkan. Sedangkan ketika curah hujan sedang rendah maka Yaki pun akan sedikit untuk melahirkan. Hal ini berdasarkan sebuah penelitian, dimana ketika sedang mengalami musim curah hujan yang tinggi, banyak makanan yang terdapat di hutan.
Tarsius, Mamalia Terkecil yang Ada di Cagar Alam Tangkoko
Selain Yaki, ketika anda berada di Cagar Alam Tangkoko ini nantinya anda pun akan mendapati salah satu mamalia terkecil hidup di tempat satu ini. Tarsius merupakan seekor mamalia kecil yang hidupnya tersebut di pulau pulau yang ada di wilayah Asia Tenggara. Anda pun nantinya akan dengan mudah untuk menunmukan hewan satu ini ketika sedang berada di Cagar Alam Tangkoko.
Spesies Tarsius tersier ini pun akan bisa untuk anda temui tengah bergelantungan pada rimbunnya pohon belantara yang ada di cagar alam satu ini. Ciri khas yang paling mencolok dari satwa liar endemik satu ini adalah memiliki mata yang bulat membelalak yang besar. Sehingga akan terlihat sangat kontras dengan tubuhnya yang mungil dan kecil. Tentu saja hal ini akan sangat menggemaskan.
Untuk itu, ketika anda sedang berkunjung ke derah Sulawesi Utara maka anda pun bisa singgah sebentar ke tempat satu ini. Hal ini tentu saja akan menjadi pengalaman yang menyenangkan dan juga berkesan ketika anda mampir untuk melihat cagar alam yang memiliki beraneka ragam hayati dan juga satwa liar endemik. Selain itu juga akan menambah pengetahuan anda tentang hewan hewan asli yang ada di Indonesia dan anda pun akan memiliki rasa untuk melestarikannya.