Harga Tiket: -, Jam Operasional: 24 Jam, Alamat: Kel. Melayu, Kec. Singkawang Barat, Kota Singkawang, Kalimantan Barat; Map: Cek Lokasi |
Vihara Tri Dharma Bumi Raya adalah sebuah tempat beribadah umat beragama Buddha yang berlokasi di Kota Singkawang Provinsi Kalimantan Barat. Vihara ini sudah ada sejak tahun 1878 dan menjadi tempat beribadah tertua yang dimiliki umat Tri Dharma. Oleh masyarakat setempat mempercayai bahwa di dalam Vihara ini terdapat Dewa yang melindungi Kota Singkawang.
Ketika perayaan Imlek dan Cap Go Meh umat Tri Dharma akan berdatangan dari berbagai daerah ke Vihara tertua di Kota Singkawang ini. Pada sore hari sebelum perayaan Cap Go Meh para tatung atau loya (Dukun Tionghoa) akan meminta izin kepada Dewa Bumi Raya (Dewa pelindung Kota Singkawang) untuk melakukan perayaan sebelum mengelilingi Kota Singkawang.
Perayaan tersebut mempunyai tujuan untuk melindungi Kota Singkawang dari roh jahat. Perayaan Cap Go Meh dibuka untuk umum dan menjadi salah satu perayaan menarik dengan unsur Tionghoa yang dipadukan dengan nuansa Suku Dayak. Ketika perayaan Cap Go Meh berjalan akan banyak sekali orang yang berdatangan untuk menyaksikan momen langka di Kota Singkawang tersebut.
Daya Tarik yang Dimiliki Vihara Tri Dharma Bumi Raya

Ada banyak hal yang menjadikan Vihara Tri Dharma Bumi Raya begitu populer di mata para wisatawan. Di mulai dari sejarah panjang yang dimiliki oleh Vihara tertua di Kota Seribu Lampion ini, hingga keindahan bangunan dan alam sekitar. Berikut adalah daya tarik dari Vihara tertua Kota Singkawang ini.
1. Sejarah
Sejak dahulu Kota Singkawang memang terkenal dengan memiliki banyak Vihara atau Kelenteng. Hal tersebutlah yang membuat Kota Singkawang memiliki nama lain “Kota Seribu Kelenteng” dan “Kota Seribu Lampion”. Salah satu dari sekian banyak Vihara yang dimilikinya adalah Vihara Tri Dharma Bumi Raya.
Pada tahun 1878 Vihara ini sudah berdiri, awalnya Vihara ini digunakan untuk tempat peristirahatan orang Tionghoa yang ingin menambang emas di Monterado (Kabupaten Bengkayang). Area sekitar Vihara adalah hutan belantara yang dipercaya memiliki roh penjaga. Oleh sebab itu orang Tionghoa dan Lie Shie melakukan ritual untuk membangun Kelenteng dan membawah roh Dewa Bumi Raya.
Kemudian pada tahun 1920 Vihara ini dirobohkan dan dibangun kembali dari awal secara permanen, namun pada tahun 1930 saat terjadinya kebakaran di kota Singkawang Vihara ini juga ludes dilahap si jago merah. Akhirnya pada tahun 1933 warga setempat kembali membangun Vihara tersebut.
Ujian kembali terjadi saat penjajahan Belanda, dimana saat itu pihak Belanda tidak mengizinkan pembangunan Vihara di area perkotaan. Namun selama 3 tahun berturut-turut istri sang penguasa Belanda bermimpi bertemu Dewa Bumi Raya, dan hal tersebutlah yang menjadikan pihak Belanda memberi izin untuk membangun Vihara Tri Dharma Bumi Raya di tengah Kota Singkawang.
2. Bangunan Vihara
Daya tarik utama dari Vihara Tri Dharma Bumi Raya adalah bangunannya yang sangat artistik dan instagramable. Bangunan yang juga menjadi icon dari Kota Singkawang ini adalah salah satu objek wisata paling diminati di Kota Seribu Lampion tersebut. Banyak remaja hingga orang dewasa yang berkunjung ke Vihara tertua Kota Singkawang ini setiap harinya.
Kegiatan seperti berfoto, olahraga, hingga berdoa adalah tujuan utama para wisatawan yang datang. Dengan tangga yang memiliki ukiran khas juga bangunan megah dengan corak warna merah dan kuning yang dominan membuat mata para wisatawan akan tertuju ke bagian utama dari Vihara tersebut.
Terdapat beberapa lampion bergantungan di pinggir bangunan yang menambahkan kesan ala-ala sedang berlibur ke luar negeri. Rata-rata wisatawan yang datang tidak akan membuang kesempatan langkah ini untuk berfoto sepuasnya.
3. Lukisan Dinding

Di taman belakang Vihara terdapat beberapa lukisan dinding yang menggambarkan Dewa yang menjadi kepercayaan orang Tri Dharma. Lukisan tersebut tidak hanya satu namun ada beberapa dengan motif yang berbeda setiap lukisannya. Setiap lukisan memiliki arti tersendiri bagi orang yang mempercayai Dewa Bumi Raya.
4. Alam Sekitar
Walaupun berada di tengah Kota Singkawang namun bangunan Vihara tertua di Kota Seribu Lampion ini memiliki alam yang segar. Hal tersebut dikarenakan terdapat banyak pohon yang tumbuh di sekitar Vihara. Pohon-pohon tersebut dipercaya memiliki jiwa dan jiwa-jiwa tersebut akan berdiam bersama Dewa Bumi Raya yang tinggal di dalam Vihara.
Tidak hanya pepohonan saja yang menjadikan tempat ibadah orang Tionghoa ini indah dengan alamnya. Namun, dari atas Vihara para wisatawan juga bisa menikmati pemandangan gunung dan bukit yang berada tidak jauh dari lokasi Vihara.
Alamat dan Rute Menuju Lokasi

Vihara Tri Dharma Bumi Raya berada di daerah Singkawang Barat, Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat. Atau dengan lokasi pastinya di Melayu di Jl. Ahmad Yani dekat dengan Masjid Raya Singkawang.
Untuk rute menuju lokasi Vihara tertua di Kota Singkawang ini bisa dimulai dari Kantor Walikota Singkawang di Jl. Alianyang menuju perempatan KPKNL Singkawang lalu belok kanan ke Jl. S.M Tsjafioeddin. Kemudian belok kiri di pertigaan Jl. Ahmad Yani lalu putar balik setelah melewati bebek singka. Lalu ikuti jalan tersebut dan tujuan anda akan berada di kiri jalan.
Untuk para wisatawan yang ingin memasuki Vihara ini tidak akan dikenakan biaya masuk atau tiket masuk. Hal tersebut karena tempat beribadah ini adalah tempat wisata keagamaan, jadi semua pengunjungnya tidak diwajibkan untuk membayar tiket masuk, yang jelas tetap menjaga kebersihannya.
Kegiatan yang Menarik yang Bisa Dilakukan

Ada beberapa kegiatan menarik yang bisa dilakukan para wisatawan di daerah sekitar Vihara ini. kegiatan tersebut beragam, dari beribadah hingga berolahraga. Berikut adalah beberapa kegiatan yang bisa dilakukan oleh wisatawan yang datang ke Vihara Tri Dharma Bumi Raya.
1. Beribadah
Salah satu tujuan utama dibuatkan Vihara ini adalah untuk tempat berdoa bagi umat Tri Dharma. Oleh sebab itu tidak heran jika banyak orang yang berdatangan untuk berdoa atau beribadah di Kelenteng ini. Bahkan ketika acara besar seperti Hari Raya Imlek umat Tri Dharma akan berdatangan dari segala daerah untuk beribadah di Kelenteng tertua di Kota Singkawang ini.
Ketika perayaan Cap Go Meh yang menjadi ritual pengusiran roh jahat di Kota Singkawang yang akan dilakukan di malam hari juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Mereka tidak hanya datang untuk beribadah saja namun ada beberapa wisatawan yang datang hanya untuk menikmati keindahan malam Cap Go Meh di pusat Kota Singkawang.
2. Berfoto
Banyak wisatawan yang datang hanya untuk mencari foto yang instagramable di Vihara ini. Hal ini wajar mengingat corak Vihara yang terbilang artistik seakan-akan membuat foto yang diambil di luar negeri. Tidak hanya itu alam sekitar Vihara yang terdapat pepohonan dan bukit membuat latar belakang foto para wisatawan akan lebih menarik.
3. Menikmati Alam

Ada beberapa wisatawan yang memanfaatkan pepohonan hijau di sekitaran Vihara untuk bersantai menikmati alam yang segar. Hal tersebut wajar mengingat lokasi Vihara yang berada di pusat kota membuat banyak orang yang capek dan penat membutuhkan suasana asri untuk bersantai, oleh sebab itu mendatangi Vihara untuk mencari kesejukan alam juga merupakan tujuan tersendiri.
4. Berolahraga
Kegiatan terakhir yang bisa dilakukan di sekitaran Vihara tertua di Kota Singkawang ini adalah olahraga. Olahraga yang dimaksud adalah jogging, di sekitar Vihara terdapat area jogging yang bisa digunakan oleh para wisatawan untuk berolahraga. Hal tersebut sering dijumpai ketiak sore hari, dimana akan ada beberapa orang yang sibuk berlarian mengelilingi area tersebut.
Fasilitas yang Tersedia di Rumah Ibadah

Selain bangunan utama yang merupakan Vihara dengan warna dominan merah dan kuning, ada beberapa bangunan lain yang bisa ditemui di sekitarnya. Bangunan atau fasilitas tersebut dibangun untuk membantu memperindah Vihara dan mempermudah akses para wisatawan. Berikut adalah beberapa fasilitas selain bangunan utama Vihara tempat tinggal Dewa Bumi Raya.
1. Jalan dan Jembatan
Fasilitas yang pertama adalah jalan menuju area pusat Vihara. Jalan tersebut terbuat dari beberapa keramik semen yang disusun rapi menuju anak tangga. Di ujung jalan tersebut terdapat anak tangga yang bisa digunakan untuk memasuki bangunan pusat Vihara.
2. Area Jogging
Di bagian bawah Vihara terdapat sebua area untuk orang-orang berolahraga. Di area tersebut akan ada beberapa orang yang melakukan olahraga berupa jogging dengan menggunakan headphone di telinga mereka sambil mendengarkan musik.
Bangunan ibadah orang Tionghoa ini merupakan salah icon dari Kota Singkawang yang berada di Provinsi Kalimantan Barat. Vihara Tri Dharma Bumi Raya ini tidak hanya menerima pengunjung atau wisatawan yang datang untuk berdoa saja, namun Vihara tersebut juga menerima para wisatawan yang datang untuk berlibur atau menikmati keindahan Vihara tersebut dan alam sekitarnya.