Kalimantan Utara merupakan provinsi yang baru saja dibentuk pada tahun 2012 silam. Meskipun begitu masyarakat suku Dayak Kenyah yang bermukim tidak ingin ketinggalan jika berkaitan dengan budaya. Hal ini terlihat dari keseniannya hingga pakaian adatnya. Apalagi kebudayaan masing masing daerah di Indonesia memang menjadi kekayaan yang harus dijaga.
Begitu juga dengan ragam pakaian adat dari Kalimantan Utara yang bisa Anda simak dalam ulasan berikut.
Mengenal Kebudayaan Suku Dayak Kenyah
Bisa dikatakan jika Kalimantan Utara merupakan provinsi termuda di Indonesia. Namun daerah yang luasnya mencapai 75.000 km persegi dan ditinggali 691.000 jiwa tersebut ditinggali oleh berbagai etnis dan suku. Dimana suku Dayak juga masih menjadi suku yang cukup mendominasi di Kalimantan Utara. Sebagian yang lainnya dihuni oleh suku Jawa, Tidung, Kutai, Bulungan, dan Banjar semakin membuat daerah ini begitu kaya.
Tak heran jika akibat berbagai suku yang tumbuh subur di Kalimantan Utara membuat bahasa yang digunakan juga ikut beragam. Masing masing suku yang ada turut mempengaruhi jika berkaitan dengan bahasa, agama hingga kebudayaannya. Semakin memperkaya kalimantan Utara seperti halnya daerah yang lain di Indonesia. Suku suku ini juga hidup berdampingan dengan rukun dalam keberagamaan yang begitu menyejukkan.
Untuk kebudayaan sendiri, bisa dikatakan sedikit mirip dengan Kalimantan Timur. Mengingat Kalimantan Utara merupakan pecahan dari Kalimantan Timur. Kebudayaan tersebut bisa terlihat dari rumah adat, hingga pakaian adatnya. Pakaian adat yang mewakili Kalimantan Utara merupakan baju tradisional dari suku Dayak kenyah. Dimana suku Dayak kenyah menjadi suku dayak yang mayoritas mendiami kawasan Kalimantan Utara.
Suku Dayak Kenyah memiliki wajah yang mirip dengan masyarakat Tionghoa. Sementara untuk pakaian adatnya cukup mirip dengan Kalimantan Timur. Namun jika diperhatikan dengan lebih jelas maka akan menemukan perbedaan dari pakaian adat ini. Perbedaan tersebut juga menjadi ciri khasnya. Karena selain tinggal di Kalimantan Utara, suku dayak Kenyah juga banyak yang mendiami wilayah Kalimantan Timur.
Pakaian Adat Khas Kalimantan Utara
Pakaian adat yang menjadi khas dari Kalimantan Utara bernama Taa’ dan juga Sapei sapaq. Pakaian ini memiliki keunikan yang begitu menawan. Baju tradisional ini juga dikenal luas oleh masyarakat sebagai pakaian tradisional dari Kalimantan Timur. Tetapi Kaltara juga menyampaikan jika Ta’a dan Sapei Sapaq merupakan busana tradisionalnya. Mekipun begitu keduanya memiliki perbedaan yang terbilang mencolok jika diperhatikan berikut penjelasannya.
1. Baju Ta’a
Baju Ta’a merupakan nama pakaian adat yang nantinya akan digunakan oleh para perempuan. Memang di beberapa daerahpun pakaian yang digunakan antara laki laki dan perempuan akan dibedakan. Seperti halnya dengan pakaian adat di Kalimantan Utara ini. Pakaian untuk perempuan berbahan kain beludru yang warnanya hitam. Warna hitam ini memang menjadi ciri khasnya dan akan sangat cantik jika dipadukan dengan hiasan dan pernak pernik.
Pernak pernik ini dipasang dengan menggunakan manik manik yang telah dijahit dan didesain sedemikian rupa. Ta’a sendiri merupakan busana yang terdiri dari rompi tanpa lengan yang berfungsi sebagai atasan. Kemudian atasan ini nantinya akan dipadukan dengan menggunakan rok yang memiliki motif dan juga warna yang sama dengan atasan. Untuk mempercantik tampilan ditambahkan pula penutup kepalanya yang sangat khas.
Penutup kepala ini dihiasi dengan bulu dari burung enggang, yang merupakan endemik dari Kalimantan. Jangan lupakan aksesoris lain seperti gelang, manik manik dan juga kalung. Bahkan tak jarang para perempuan juga akan menggunakan anting dari manik manik juga. Manik manik yang bewarna warni ini membuat para perempuan terlihat anggun dan sangat cantik. Motif motif yang ada pada rok maupun rompinya juga merupakan perpaduan warna yang mencolok.
Warna warna tersebut antara lain merah, biru, putih dan juga hijau yang akan sangat kontras jika disandingkan dengan dasar bahan yang warnanya hitam. Pada bagian lengan maupun dada akan dihiasi dengan rumbai rumbai dengan menggunakan warna serta motif yang sama. Yang membedakan sapei sapaq dan juga ta’a ini terletak pada bagian motifnya. Hal ini juga yang menjadikannya sebagai ciri khas dari baju adat milik Kalimantan Utara.
Secara garis besar, motif terbagi menjadi tiga motif yakni, harimau atau hewan lainnya, burung enggang serta tumbuhan. Motif ini juga tidak digunakan secara sembarangan, karena menunjukkan strata sosial seseorang. Seperti misalnya motif burung enggang dan juga harimau yang biasanya akan dikenakan oleh perempuan yang keturunan bangsawan. Sementara rakyat biasanya akan menggunakan pakaian yang motifnya tumbuhan.
2. Baju Sapei Sapaq
Pakaian adat yang kedua dinamakan Sapei Sapaq yang digunakan oleh kaum laki laki. Sebenarnya tidak banyak perbedaan yang terletak pada ta’a dengan sapei sapaq. Yang membuatnya menonjol yakni pakaian bawahnya yang sangat berbeda antara milik perempuan dengan laki laki. Pada zaman dahulu, laki laki akan menggunakan bawahan yang berupa gulungan selendang yang kemudian dililitkan hingga membentuk seperti celana dalam.
Hingga semakin berkembangnya zaman, bawahan yang digunakan dirubah menjadi celana pendek. Karena selain lebih praktis, jika menggunakan celana pendek yang hitam juga terlihat lebih bagus ketika dilihat. Selain penggunaan rompi dan juga celana pendek, para laki laki juga akan dilengkapi dengan aksesoris yang beragam. Pada bagian pinggang akan diselipkan mandau yang merupakan senjata tradisional dari suku Dayak.
Kemudian juga akan membawa perisau seolah olah akan berperang untuk melengkapi tampilannya. Jangan lupakan kalung yang juga disematkan pada laki laki untuk semakin membuat baju adat ini menawan. Kalung yang dibuat juga menggunakan bahan bahan yang ada di alam sekitar. Seperti misalnya biji bijian, tulang binatang hingga taring babi yang disusun sedemikian rupa hingga menjadi kalung untuk digunakan para pria.
Untuk motif maupun model yang digunakan juga bisa dikatakan hampir sama dengan ta’a. Membuat pakaian adat ini tentunya bukanlah hal yang mudah dan dibutuhkan waktu yang terbilang panjang. Yang membuatnya membutuhkan waktu yang cukup panjang adalah menyusun manik manik sesuai dengan motif ukiran khas dari Dayak Kenyah. Memerlukan keahlian khusus serta kesabaran tinggi untuk bisa membuat baju khas dari Kalimantan Utara ini.
Pakaian tradisional ini bisa Anda temukan pada upacara adat, festival, pernikahan hingga acara acara khusus lainnya. Susunan manik manik yang ada pada pakaian ini memang menjadi ciri khas dan menambah keindahan. Sehingga sangat cocok jika digunakan untuk acara acara tertentu yang berkaitan dengan adat Dayak. Jika dilihat dari motif yang dituangkan dalam pakaiannya menunjukkan masyarakat suku Dayak yang bijaksana, arif dan banyak memanfaatkan alam.
Masing masing daerah di Indonesia memang begitu kaya dengan kebudayaannya masing masing. Setiap suku seakan memberikan peran dan memberikan corak yang membuat kebudayaan ini semakin bewarna. Namun adanya kebudayaan yang kaya ini tidak hanya untuk diketahui saja, tetapi juga turut untuk menjaga sekaligus melestarikannya agar tidak mengalami kepunahan.