Harga Tiket: Gratis, Jam Operasional: 09.00-15.00 WITA, Alamat: Jl. Kampung Kenanga, Sungai Jingah, Kec. Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan; Map: Cek Lokasi |
Berlibur sambil belajar tentu akan memberikan pengalaman liburan yang tidak pernah terlupakan. Bagi anda yang berada di kawasan Kalimantan Selatan tak ada salahnya mengajak anak untuk berkunjung ke Museum Wasaka. Anda akan mempelajari beragam sejarah perjuangan rakyat Kalimantan Selatan di museum ini. Yuk intip keseruan yang ada di dalam Museum Wasaka berikut.
Keseruan Mengunjungi Musem Wasaka

Museum Wasaka menyimpan benda bersejarah, yang menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Kalimantan Selatan melawan kolonial Belanda. Museum yang berlokasi di Gang H. Andir Kampung Kenangan Ulu, Kelurahan Sungai Jingan, Kecamatan Banjarmasih Utara ini telah diresmikan pada tanggal 10 November 1991.
Museum ini memilki beberapa koleksi senjata senjata modern hingga tradisional rakyat Banjar. Meskipun museum ini tergolong mungil, namun didalamnya telah tersimpan sekitar 400 benda benda bersejarah selama perang kemerdekaan. Banyak sekali benda benda peninggalan dari berbagai perang yang tersimpan ddengan baik di Museum Wasaka.
Di museum ini anda akan menemukan senapan angin yang memiliki badan terbuat dari kayu. Anda juga akan menemukan pakaian barajah yang bertuliskan mantra mantra tertentu. Mantra ini dipercaya mampu membuat pemakainya kebal dari serangan musuh. Sebenarnya pakaian berajah ini hanya berbentuk seperi kaus dalam, baju luar, ikat kepala dan babat.
Masyarakat setempat percaya jika baju ini dahulunnya dikenakan oleh pahlawan kemerdekaan Kalimantan Selatan yang dulu pakaiannya sengaja dirajahkan. Biasanya mereka yang bisa merajahkan pakaian ini adalah orang orang yang ahli dalam bidangnya seperti para ulama. Kini pakaian milik pahlawan Kalimantan Selatan ini telah disimpan dengan baik di Museum Wasaka.

Tak hanya itu di Museum ini anda juga akan menemukan banyak sekali senjata senjata tajam tradisional seperti Mandau dan tombak. Anda akan menemukan beragam senjata perang dari peninggalan perang banjar, perang perintis kemerdekaan, perang kemerdekaan, perang pengisian kemerdekaan hingga perang orde Baru. Beberapa senjata itu digunakan oleh pahlawan Banjar pada masa revolusi fisik tahun 1945 – 1949.
Selain senjata yang digunakan oleh rakyat Kalimantan Selatan, di museum ini juga terdapat beberapa peninggalan sejarah seperti mesin tik kuno, kamera, cermin, tembok, Mandau, senapan, mortis, serta empat buah kursi yang konon dulunya dipakai sebagai tempat pejuang Kalimantan Selatan bermusyawarah.
Sementara itu pada bagian dinding yang mengelilingi kursi kursi ini juga memuat beberapa gambar gubernur pertama hingga yang menjabat sekarang. Tidak ketinggalan sebuah sepeda kuno yang katanya disewa pada zaman penjajahan untuk berkirim surat dengan menyembunyikan lembaran surat di dalam sepeda, agar tidak ketahuan Belanda juga tersimpan dengan rapi.
Pada area depan depan terdapat beberapa foto para penjabat, sementara di bagian tengah lorong sebelah kanan juga dipamerkan teks proklamasi pernyataan warga Kalimantan Selatan untuk bergabung sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sementara masuk ke bagian dalam museum anda akan menemukan beberapa baju baju berjarah, dan berbagai senjata yang digunakan rakyat Kalimantan Selatan untuk melawan Belanda.
Di area ini anda juga akan menemukan beberapa peralatan memasak dan makan yang dipakai oleh para pejuang pada zaman dahulu. Sementara masuk ke area bagian belakang, anda akan menemukan replica pembuatan sejata tajam dan pistol milik para pejuang dahulu. Replika senjata ini juga dilengkapi dengan patung si pembuat senjata, yang konon replika ini dibuat di Yogyakarta.
Jika dijumlahkan terdapat kurang leih 400 senjata bersejarah yang dipamerkan di museim ini, terutama barang barang antik yang berkaitan dengan sejarah perjuangan rakyat dan pemuda setempat. Diantaranya adalah daftar organisasi yang pernah menentang penjajah Belanda, seperti Lasykar Hasbullah yang bermarkas di Martapura. Ada juga Barisan Pemuda Republik Indonesia Kalimantan yang bermarkas di Banjarmasin.
Sejarah Berdirinya Museum Wasaka

Sebelum resmi menjadi sebuah museum, bangunan Museum Wasaka dulunya miliki Datu Jalal. Ia merupakan seorang pengusaha sukses yang lahir di akhir abad ke 18 dan memiliki kebun getah yang berlokasi di Tanah Grogot. Dengan kemampuan secara finansial yang bergitu sukses ini, ia pun memutuskan untuk membangun rumah di Banjarmasin. Rumah berbahan dasar ulin dengan tipe Bubungan Tinggi ini berdiri pada tahun 1810.
Proses pembangunannya pun melibatkan pekerja dari etnis Tionghoa beragama Islam dari Siangapura. Datuk Jalan bersama dengan keluarga pun bermukim di tempat ini dan melakukan beragam aktivitas sehari hari. Seiring waktu berlalu, sampailah pada periode cucunya yang harus bermukim di rumah tersebut yaitu Hj. Kemasah yang mendiami rumah tersebut hingga ia wafat pada usia 117 tahun.
Sepeninggalan Hj. Kemasah rumah tersebut tidak lagi ditempat oleh keturunanya. Kemudian pada tahun 1988 rumah tersebut pun dibeli oleh pemerintah atas masukan dan bujukan dari ZA Maulani yang merupakan ahli warisnya. Sebelum difungsikan menjadi museum, rumah tersebut digunakan untuk memberikan informasi tentang kehidupan suku Banjar.
Rute & Harga Tiket Masuk Museum Wasaka

Apabila anda tertarik untuk berkunjung ke Museum Wasaka, anda bisa menggunakan kelotok atau kendaraan pribadi untuk bisa sampai di museum ini. Jarang sekali pengunjung Museum yang menggunakan angkutan kota karena di kota ini angkot tidak banyak digunakan oleh para wisatawan. Anda bisa menggunakan jasa ojek yang mangkal untuk mengantarkan anda sampai di Museum Wasaka.
Anda bisa menggunakan jasa ojek yang ada di Terminal Induk Km 6 di Jalan A Yani untuk sampai di lokasi wisata. Bisanya anda akan dikenakan tarif sekitar Rp.10.000.- hingga Rp. 15.000.- untuk mengantarkan anda tiba di lokasi. Namun pengujung yang datang ke Museum ini lebih suka menggunakan alat trasportassi sungai seperti kelotok.
Biasanya mereka akan berombongan dan kunjungan mereka sepaket dengan arah ke Pasar Terapung Lokbaintan di Kabupaten Banjar. Museum ini akan ramai dikunjungi pada hari Sabtu dan Minggu serta hari hari libur pada umumnya. Warga akan berdatangan dan mengajak anak anak untuk belajar sambil bermain di area museum. Harga tiket masuknya pun terbilang sangat murah, anda hanya diharuskan untuk membayar Rp. 3.000.- saja untuk biaya parkir.
Namun jika anda datang kemari dengan berjalan kaki, anda bisa langsung masuk Museum Wasaka tanpa membayar. Pengunjung bisa datang pada hari Selasa hingga Kamis pada pukul 9 pagi hingga 12 siang, sementara pada hari jumat yaitu pukul 9 hingga 11 siang, serta pada hari sabtu dan minggu pada pukul 9 hingga 12.30 siang waktu setempat. Tak hanya dari warga setempat pengunjung pun berasal dari luar daerah seperti Bali, Jakarta dan Yogyakarta.
Itulah beberapa ulasan menarik mengenai Museum Wasaka yang memiliki banyak sekali nilai sejarah di dalamnya. Anda bisa menjadikan Museum Wasaka sebagai tempat untuk berlibur bersama keluarga dan belajar banyak sejarah di dalamnya. Dengan belajar sejarah maka akan menumbuhkan rasa bangga dan nasionalisme pada diri anak sejak dini. Tunggu apalagi yuk segera berkunjung ke Museum Wasaka di Banjarmasin.