Harga Tiket: Rp 15.000, Jam Operasional: 08.30-17.00 WITA, Alamat: Jl. Wisata Budaya Pampang, No.32, RT.03, Kec. Samarinda Utara, Kota Samarinda, Kalimantan Timur; Map: Cek Lokasi |
Bosan dengan wisata alam, Anda bisa mencari tempat liburan untuk mempelajari budaya lebih dalam. Salah satu objek wisata budaya yang cukup populer di Kalimantan Timur yaitu Desa Budaya Pampang. Desa ini masih sangat kental dengan budaya asli Borneo, karena dihuni oleh Suku Dayak. Selain bangunan rumah adat dan berbagai ornamen khas dayak, Anda juga akan diajak menikmati pentas budaya di tempat ini. Agar tidak semakin penasaran, yuk simak ulasan berikut.
Sejarah Desa Budaya Pampang
Desa ini merupakan situs budaya yang ada di Kalimantan Timur. Desa Pampang menjadi tempat tinggal dari Suku Dayak setelah bermigrasi pada tahun 1960 an. Awalnya, tempat tinggal asli dari suku ini berada di dataran tinggi Apo Kayan, yang terletak di wilayah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia. Adapun alasan perpindahan masyarakat dayak, yaitu karena perang antara masyarakat dayak dengan orang Malaysia pada tahun 1963-1966.
Adanya perang tersebut membuat kehidupan mereka terganggu, sehingga memutuskan untuk meninggalkan kampung halaman dan menuju ke tempat baru, untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Sebelum sampai di wilayah Pampang, masyarakat Apokayan melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, dan membuka lahan untuk bertani.
Selanjutnya, masyarakat ini mendiami wilayah Pampang yang ada di Samarinda, dan mendirikan rumah Lamin yang menjadi rumah adat mereka. Selain sebagai tempat tinggal, rumah ini juga menjadi pusat aktivitas budaya asli mereka, salah satunya sebagai tempat saat menggelar tarian adat. Selanjutnya, pada bulan Juni tahun 1991 Desa Pampang diresmikan menjadi desa budaya.
Rumah Adat Suku Dayak
Salah satu hal menarik yang dapat ditemukan di kampung budaya ini yaitu arsitektur tradisional khas Suku Dayak. Rumah adat ini menggunakan material kayu dengan bentuk memanjang ke belakang. Diantara semua bangunan, terdapat rumah yang terbesar yang disebut dengan Rumah Adat Lamun Paming Adat Tawai. Bangunan ini terbuat dari kayu ulin dengan dinding rumah dihiasi oleh ukiran khas dayak.
Rumah ini memiliki tiang penyangga dengan tinggi dua meter, serta terdapat ukiran kayu di di bagian tengah dan sudut atap. Tangga rumah terbuat dari kayu. Di sekitar rumah diletakkan patung Blontang yang menggambarkan para dewa yang menjaga rumah. Atap rumah adat ini dihiasi dengan kepala naga sebagai simbol kepahlawanan dan kagungan. Rumah panggung dengan tinggi 3 hingga 5 meter menggunakan dinding dari papan kayu, dimana bagian bawah digunakan untuk ternak.
Di bagian belakang rumah ini digunakan untuk menyimpan hasil tanaman dan alat pertanian. Rumah lamin memiliki bentuk memanjang dengan bagian depan atau yang disebut dengan bale bale, yang digunakan untuk menerima tamu maupun sebagai tempat berkumpul dengan kerabat. Dalam satu rumah dayak biasanya ditempati oleh beberapa keluarga, dimana masing masing keluarga mempunyai kamar pribadi.
Pakaian Tradisional Dayak dan Aksesorisnya
Salah satu hal menarik yang ditemukan di tempat ini selain rumah adat, yaitu penduduknya yang masih mempertahankan pakaian tradisional. Ornamen pada baju adat terdiri dari beberapa warna, dengan warna dominan hitam, kuning dan putih. Laki laki di tempat ini membuat tato dengan pola tanaman untuk menunjukkan strata sosial. Sedangkan para nenek di tempat ini masih mempertahankan tradisi mucuk pening.
Mucuk pening merupakan pemanjangan telinga dengan menggunakan gelang logam maupun gasing berukuran kecil. Pemberat ini akan memanjangkan telinga hingga beberapa meter. Proses pemanjangan telinga dilakukan sejak lahir. Di beberapa tempat, telinga panjang ini menunjukkan usia pemilik telinga. Di sini, pengunjung dapat berfoto dengan salah satu masyarakat yang menggunakan pakaian adat, dan akan dikenakan biaya sekitar Rp 25 ribu.
Tarian Adat Dayak
Hal yang tak kalah menarik yang bisa pengunjung temukan di tempat ini yaitu pentas adat. Namun, pentas adat ini biasanya digelar setiap pekan yaitu pada hari Minggu pukul 14.00-15.00. Pengunjung yang ingin menyaksikan tarian adat dayak, sebaiknya mendatangi tempat ini pada hari Minggu atau satu hari sebelumnya. Tarian ini digelar di rumah adat Lamin Adat Pamung Tawai. Beberapa tari yang dibawakan diantaranya tari Bangentawai, Kanjet Anyam Tali, hingga Nyalama Sakai.
Sebelum tarian dibawakan, akan ada penjelasan mengenai makna dari tarian tersebut. Seperti misalnya tari Pebeketawi yang merupakan tarian persaudaraan. Dengan dibawakannya tarian ini, diharapkan terjalin persaudaraan yang erat antara Suku Dayak Kenyah dengan tamu yang sedang berkunjung ke tempat ini. Selain itu, terdapat tradisi setiap tahun yaitu Pelas Tahun. Ada juga ritual Junan yang merupakan tradisi mengambil gula dari tangkai tebu yang diperas dengan kayu ulin.
Rute Menuju Desa Budaya Pampang
Letak Desa pampang dekat dengan Ibu Kota Samarinda, tepatnya di dekat Bandara Sungai Baru. Jika perjalanan dilakukan dari kota Samarinda, maka pengunjung harus menempuh jarak sekitar 23 Km. Jalanan menuju lokasi juga sudah cukup bagus karena sudah dibangun. Terdiri dari jalan aspal dan jalan beton. Dari kota Samarinda, pengunjung bisa melakukan perjalanan menuju Jl. Pahlawan kemudian sampai di pertigaan Gereja Bethany Samarinda, pilih arah menuju Jl. Sutomo.
Perjalanan dilanjutkan hingga tugu Parasamya Purna. Sampai di perempatan ini, sebaiknya pilih belok kanan dan masuk ke jalan Mayjen S Parman. Setelah sampai di perempatan besar Kantor mandiri Syariah, pilih ke arah kiri memasuki jalan bontang Samarinda. Anda bisa mengikuti jalan terus hingga menempuh jarak 10 Km.
Setelah sampai di Jalan Pampang Muara, Anda belok ke kiri dan melanjutkan perjalanan ke Jl, Pampang Muara sampai menemukan perempatan yang terdapat toko Pampang Mebel. Selanjutnya belok ke arah kanan hingga sampai di jalan Wisata Budaya. Perjalanan dari perempatan menuju kampung budaya sekitar 1,5 km. Desa budaya ini dibuka mulai pukul 14.00 hingga 17.00.
Fasilitas di Desa Budaya Pampang
Fasilitas yang ada di sini terbilang cukup lengkap karena memang merupakan sebuah perkampungan. Tersedia area parkir untuk kendaraan motor dan mobil di dalam kampung. Sedangkan untuk, kendaraan yang lebih besar seperti bus dan minibus harus parkir di depan gerbang. Hal ini dikarenakan gerbang masuk di tempat wisata ini yang cukup kecil.
Selain itu, terdapat fasilitas lain berupa toilet dan tempat sampah. Di tempat ini, pengunjung juga bisa membeli souvenir yang dijual untuk dijadikan oleh oleh saat pulang. Souvenir yang ada di sini terbuat dari manik manik asli buatan penduduk dayak lokal mulai dari kalung, gelang, gantungan kunci hingga tas.
Berkunjung ke Desa Budaya Pampang tentunya akan memberikan wawasan baru mengenai adat dan tradisi dari Suku Dayak Kenyah. Di sini, pengunjung dapat melihat bangunan adat yang berbentuk memanjang dan dihiasi dengan ukiran khas dayak. Tidak hanya itu, masyarakat di tempat ini juga masih memakai baju adat beserta dengan aksesorisnya. Jika ingin melihat tarian adat dayak, pengunjung bisa datang pada hari Minggu atau satu hari sebelum pentas adat digelar.